JAKARTA, 21 Maret 2024 - Selama satu dekade terakhir, kebijakan dan regulasi terkait kepemilikan properti oleh Warga Negara Asing (WNA) di Indonesia telah berkembang, meningkatkan minat mereka terhadap properti di tanah air. Pada akhir tahun 2023, misalnya, pemerintah juga membuka kesempatan bagi WNA yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk mendapatkan insentif PPN-DTP. Dukungan kebijakan dan regulasi bersama dengan pertumbuhan keberlanjutan dalam pasar properti Indonesia serta stabilitas ekonomi semakin meningkatkan daya tarik investor, calon pembeli properti WNA, dan pengembang.
Rumah123 telah mengadakan acara gathering yang berkolaborasi dengan komunitas ekspatriat di Broadway, Jakarta, Rabu (20/3). Kegiatan ini merupakan upaya Rumah123 mendorong antusiasme maupun minat yang terus berkembang dari kalangan WNA terhadap pasar properti di Indonesia. Melalui acara ini, para ekspatriat bertukar pengalaman hingga wawasan bersama para pembicara terkait peluang maupun tantangan yang ada dalam memahami pasar properti di Indonesia, baik dari segi hukum, regulasi, kebijakan, produk hingga trennya. Ke depannya, Rumah123 akan menggelar kegiatan sejenis.
Head of Research Rumah123, Marisa Jaya menuturkan, “Sebagai salah satu penyumbang realisasi investasi terbesar di Indonesia pada tahun 2023, sektor properti telah berkembang cukup baik di pasar lokal. Catatan Rumah123, pertumbuhan permintaan properti dari WNA di tahun 2023 mengalami perkembangan pesat dibandingkan tahun 2022. Potensi pasar WNA diharapkan semakin mempercepat pertumbuhan dan kemajuan industri ini lebih baik di tahun 2024.”
Rumah123 mencatat adanya 10 wilayah paling diminati pencari properti berkebangsaan asing, dengan Jakarta Selatan, Badung, dan Tangerang menduduki peringkat tertinggi dalam popularitasnya. Diikuti oleh Bandung, Jakarta Barat, Batam, Jakarta Utara, Denpasar, Jakarta Pusat, dan Surabaya. Dalam hal pertumbuhan, pada tahun 2023 terjadi lonjakan signifikan di Badung (92,1%), Denpasar (81,3%), Surabaya (49,6%), dan Jakarta Utara (46%) dibandingkan tahun 2022.
Jakarta Selatan, salah satu wilayah Central Business District (CBD) merupakan kawasan yang telah dilengkapi berbagai fasilitas penunjang memadai, lingkungan yang sudah established, serta komunitas modern yang mendukung kebutuhan para ekspatriat, sehingga menjadikannya sebagai pilihan favorit WNA dalam pencarian properti.
Di sisi lain, Badung, Bali, sebagai salah satu destinasi populer di mata wisatawan mancanegara ini menempati urutan kedua paling diminati. Tren pertumbuhannya pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022 bergerak signifikan mencapai 92,1 persen. Selain posisinya sebagai gerbang masuk para turis melalui Bandara Internasional Ngurah Rai dan banyaknya pengembangan kawasan komersial serta pariwisata, tren digital nomad serta remote working juga mendongkrak popularitas wilayah ini.
Sedangkan Tangerang menempati peringkat ketiga area terfavorit lantaran area ini dikelilingi kawasan industri dan merupakan area terdekat bagi para WNA yang bekerja di area Barat Pulau Jawa, seperti Cilegon, Cikande dan Serang. Hal ini dikarenakan keterbatasan fasilitas dan area pendukung di tiga area tersebut, mereka cenderung memilih Tangerang dan sekitarnya untuk tempat tinggal, jalan-jalan, menikmati hiburan dan menunjang aktivitas lainnya.
Rumah Tapak, Tanah, dan Apartemen Paling Diminati
Secara umum tipe properti paling dicari WNA selama tahun 2023 adalah rumah tapak, tanah dan apartemen. Minat pencarian WNA dari sejumlah negara terhadap rumah tapak berkisar antara 47,4% hingga 68%. Sedangkan pencarian tanah sekitar 6,7% hingga 21,8% dan pencarian apartemen di level 9,7% sampai 25%.
Beberapa negara asal WNA mencatatkan proporsi pencarian apartemen yang lebih tinggi, seperti Korea Selatan (19%), Thailand (17,8%), Kanada (18,9%), India (25%) dan China (22,4%). Dari data ini juga terlihat bahwa pencari properti asal China cenderung berbeda dengan negara lainnya karena mencatatkan proporsi pencarian gudang yang cukup tinggi, sebesar 7,4%, dibandingkan dari negara lain yang cenderung lebih rendah di kisaran 0,3%-2,7%.
Lima Negara Asal Dominasi Pencarian & Pertumbuhan Minat
Sepanjang tahun 2023, lima negara asal WNA yang mencari properti di Indonesia didominasi oleh Singapura (21,9%), Amerika Serikat (16,1%), Australia (11,8%), Malaysia (8,9%) dan Jepang (4,0%). Disusul 14 negara lain, mencakup Taiwan, Kamboja, Hong Kong, Korea Selatan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Thailand, Kanada, Filipina, Turki, India, Qatar, China dan New Zealand.
Jika ditilik perjalanannya, sejak Kuartal IV 2022, mulai terjadi lonjakan permintaan WNA di 10 area terpopuler seiring diterbitkannya Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1241/SK-HK.02/IX/2022 Tahun 2022 tentang Perolehan dan Harga Rumah Tempat Tinggal/Hunian Untuk Orang Asing pada September 2022 serta Second Home Visa di akhir Desember 2022. Dua kebijakan ini secara tak langsung memudahkan WNA untuk tinggal, membeli maupun berinvestasi properti di Indonesia.
“Perubahan kebijakan ini mendongkrak minat secara signifikan di hampir semua area terpopuler pada Kuartal I 2023, terutama wilayah dengan basis pariwisata, seperti Badung (91,3%), Denpasar (55,8%). Diikuti area lainnya yang kental dengan aktivitas perekonomian dan bisnis, mencakup Surabaya (49,7%), Jakarta Selatan (37,9%), Tangerang (28,8%), Bogor (28,6%), Batam (21%), Jakarta Utara (20,8%), Bandung (17,6%), Jakarta Pusat (9,5%) dan Jakarta Barat (5,6%),” ujar Marisa.
Pada Kuartal II 2023, kondisi cenderung fluktuatif, dan dua kota masih terlihat konsisten mengalami pertumbuhan peminatan, yakni Badung (39%) dan Batam (11,2%). Memasuki Kuartal III 2023, Agustus silam, pemerintah melakukan Sosialisasi Regulasi Kepemilikan Hunian untuk Orang Asing, yang salah satunya menyatakan WNA bisa memiliki properti dengan menggunakan paspor. Kebijakan Golden Visa yang diperuntukkan bagi Orang Asing berkualitas untuk perkembangan ekonomi negara juga resmi diberlakukan per 30 Agustus. Di kuartal ini, sebagian besar kota kembali mengalami pertumbuhan, yakni Bogor (67,8%), Jakarta Utara (41.5%), Jakarta Barat (41.2%), Surabaya (27.9%), Bandung (19,9%), Jakarta Pusat (13,9%), Tangerang (12,9%) dan Jakarta Selatan (5,5%).
“Dari temuan ini terlihat penetapan sejumlah regulasi dan kebijakan yang memudahkan WNA menjangkau properti di Indonesia bisa membuka peluang besar bagi pasar asing di sepanjang tahun 2024. Dengan mempertimbangkan batas minimal harga beli properti bagi WNA, penjualan dapat difokuskan pada segmen pasar menengah atas dan atas. Hal ini merupakan potensi bagi para pemangku kepentingan, terutama pengembang maupun investor. Apabila relaksasi kebijakan dan regulasi yang ditetapkan pemerintah diimplementasikan dengan konsisten di tingkat pusat maupun daerah, WNA mendapatkan literasi atau sosialisasi yang cukup, ini akan merangsang respon pasar yang positif dan mendukung pertumbuhan industri properti nasional di masa mendatang,” pungkas Marisa.
-------
rumah123.com