3 Desain Rumah Tumbuh Type 36, Nyaman di Lahan Terbatas
Terakhir diperbarui 20 Juni 2024 · 6 min read · by Shandy Pradana
Foto: Elle Decor
Memiliki tempat tinggal yang nyaman dengan ukuran yang cukup luas adalah impian sebagian besar orang.
Sayangnya, hal itu sulit diwujudkan oleh generasi milenial yang tinggal di perkotaan besar karena dua alasan utama, yakni keterbatasan lahan dan bujet.
Hal ini pun mendorong sebagian besar milenial untuk mengambil rumah subsidi atau hunian vertikal dengan konsep apartemen TOD, yang biasanya memiliki harga lebih terjangkau.
Namun selain kedua opsi tersebut, ada opsi lain yaitu dengan membangun hunian desain rumah tumbuh type 36.
Tentunya, rumah tumbuh bisa dijadikan sebagai alternatif bagi kamu yang ingin memiliki rumah kecil nyaman di tengah kota.
Lalu, apa itu rumah tumbuh? Dan, apakah benar bisa dibangun di atas lahan yang terbatas? Agar lebih jelas, mari simak penjelasan singkatnya di bawah ini.
Mengenal Konsep Rumah Tumbuh
Seperti namanya, konsep rumah tumbuh adalah sebuah konsep yang memungkinkan pembangunan rumah secara bertahap.
Desain rumah tumbuh bisa menjadi solusi bagi kamu yang ingin membangun rumah dengan bujet terbatas.
Sejujurnya, rumah tumbuh sendiri mulai populer di kota-kota besar Indonesia.
Lalu, apa saja yang harus diperhatikan dalam membangun rumah tumbuh?
Sebelum membahas beberapa tips dalam membangun rumah tumbuh type 36, sebaiknya simak dulu beberapa keunggulan dari hunian kecil nan nyaman ini.
3 Keunggulan Desain Rumah Tumbuh Type 36
Desain sesuai Keinginan dan Bujet
Berbeda dengan sebagian besar rumah siap huni, di mana desainnya sudah ditentukan oleh pengembang, desain rumah tumbuh dapat disesuaikan dengan selera kita.
Terlebih desain rumah tumbuh type 36 satu kamar yang sangat memungkinkan, untuk dibangun di atas lahan sempit di perkotaan.
Namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya, proses pembangunan rumah tumbuh sendiri dapat dilakukan bertahap.
Ini pun menjadi keunggulan lainnya, karena kita bisa mengatur biaya pembangunan rumah tumbuh sesuai dengan bujet yang sedang dimiliki.
Menentukan Jadwal Pembangunan hingga Renovasi Sendiri
Foto: Unsplash
Selain dapat mengatur desain hingga bujet, kita juga dapat menentukan sendiri jadwal pembangunan rumah tumbuh.
Hal itu tentunya sangat memudahkan seseorang yang belum memiliki atau masih mengumpulkan uang untuk proses pembangunan selanjutnya.
Membangun rumah tumbuh juga membuat kita terlibat dalam pembangunan, sekaligus mengatur aliran keuangannya secara langsung.
Dengan begitu, kita dapat membangun rumah dengan kualitas, harga, dan desain hunian yang diinginkan.
Baca juga:
7 Desain Rumah Kecil 2 Lantai Sederhana untuk Keluarga Muda
Bisa Dikembangkan secara Horizontal atau Vertikal
Rumah tumbuh sendiri bertujuan untuk memberikan kemudahan, terutama jika kamu terkendala masalah biaya dan lahan.
Karena itu, pengembangannya dapat dilakukan ke atas alias vertikal, alih-alih hanya kesamping atau horizontal saja.
Tentunya, hal ini selaras dengan esensi desain rumah tumbuh type 36 satu kamar yang biasanya dibangun di atas lahan terbatas.
Jadi, mulai tertarik untuk membangun rumah tumbuh?
Namun sebelum mulai membangun hunian tersebut, perhatikan beberapa tips di bawah ini terlebih dahulu, ya.
5 Tips Membangun Rumah Tumbuh Type 36
Rancang Denah dengan Matang
Foto: Unsplash
Rancangan yang tepat merupakan langkah awal untuk mendirikan rumah tumbuh type 36 di atas lahan yang terbatas.
Sama seperti hunian pada umumnya, hitung jumlah ruangan awal dan berapa ruang lagi yang bisa ditambahkan, jika kamu ingin melanjutkan pembangunan.
Buat Desain yang Ideal
Foto: Unsplash
Setelah memastikan rancangan rumah tumbuh, pastikan kalau rumah tersebut layak huni dan sehat untuk dijadikan tempat tinggal.
Konsep rumah tumbuh tak hanya terfokus pada proses pembangunannya, namun juga tetap mengedepankan kenyamanan dan fungsi dari hunian itu sendiri.
Buat desain hunian dengan mempertimbangkan aspek lainnya, seperti pencahayaan yang optimal, sirkulasi udara yang baik, serta pemanfaatan ruang yang tepat.
Jika kamu ingin yang lebih simpel, beberapa hunian juga sudah menyediakan aspek-aspek yang telah disebutkan barusan.
Misalnya saja Metland Cibitung dan South Tresor, yang bisa menjadi opsi bagi kamu yang sedang mencari rumah di Tangerang dengan pencahayaan yang baik.
Buat Jadwal Pembangunan dan Rincian Biaya
Foto: Unsplash
Salah satu hal penting ketika membangun rumah tumbuh type 36 adalah membuat jadwal pembangunan yang rinci.
Jika pembangunan sampai terlambat, bisa-bisa bujet malah membengkak. Alih-alih menghemat bujet, hal ini justru akan memakan lebih banyak uang dan waktumu.
Jadi, hitung juga semua harga bahan bangunan serta faktor-faktor lainnya, yang kira-kira berkaitan dengan pembangunan hunian tersebut.
Terlibat dalam Setiap Proses Pembangunan
Foto: Unsplash
Jika ingin menggunakan konsep rumah tumbuh, maka kamu harus terlibat langsung dengan proses pembangunannya hunian sejak awal.
Pengawasan di tengah proses pembangunan rumah sangat penting, karena kita harus tahu mengenai perkembangan rumah itu sendiri.
Pastikan juga kalau hunian yang dibangun memiliki orientasi jangka panjang, terlebih mengingat ukuran rumah tipe 36 yang tidak terlalu luas untuk dikembangkan ke samping.
Baca juga:
Rekomendasi dan Gambar Denah Rumah 2 Lantai Minimalis di Jabodetabek
Bangun secara Bertahap
Foto: Archello
Hanya karena rumah tumbuh dibangun secara bertahap, bukan berarti rumah harus ditempati dalam keadaan setengah jadi atau unfinished, ya.
Setelah rancangan desain rumah tumbuh type 36 terwujud dan akhirnya selesai dibangun, langsung pikirkan proses pembangunan berikutnya.
Apakah akan dilakukan pembangunan lanjutan dalam waktu enam bulan, satu tahun, dua tahun, lima tahun, atau waktu-waktu tertentu setelah pembangunan pertama.
Nah, itulah beberapa tips untuk membangun hunian dengan desain rumah tumbuh type 36 yang minimalis.
Jika membangun rumah tumbuh dirasa terlalu rumit, kamu juga bisa kok mencari hunian yang menerapkan konsep serupa di kota-kota besar Indonesia. Berikut rekomendasinya.
3 Rekomendasi Desain Rumah Tumbuh Minimalis
Wimbledon Jababeka di Bekasi
Foto: Jababeka Residence
Rekomendasi hunian pertama yang bisa kamu pilih adalah Wimbledon Jababeka, salah satu rumah dijual di Bekasi yang dikembangkan oleh Jababeka Residence.
Seperti yang terlihat, rumah di Wimbledon Jababeka terlihat lebih segar dengan konsep compact house dan healthy lifestyle.
Menariknya lagi, unit rumah di Wimbledon Jababeka bisa dikembangkan sebagai rumah tumbuh.
Demi mendukung gaya hidup sehat, hunian ini juga telah menyediakan fasilitas sport outdoor seperti lapangan golf, kolam renang, dan lainnya di atas lahan seluas 1 hektare.
Grand Amarillo di Tangerang
Foto: Kompas
Dikembangkan oleh Paramount Land, perumahan di Gading Serpong ini mengusung desain modern klasik dengan konsep rumah tumbuh yang minimalis.
Berbagai fasilitas mumpuni pun terdapat di dalamnya, yang mencakup clubhouse, kolam renang, lapangan basket, convenience store, gym, taman bermain, dan gazebo.
Kompleks perumahan Grand Amarillo pun berdekatan dengan fasilitas publik seperti Summarecon Mal Serpong dan Universitas Pelita Harapan (UPH).
Untuk aksesibilitas, perumahan ini bisa diakses lewat JORR via Gerbang Tol Serpong 3 dalam waktu 20 menit saja.
Naira Residence di Tangerang Selatan
Hanya berjarak 30 menit dari Grand Amarillo, perumahan satu ini juga menawarkan konsep serupa dengan rumah dijual di Tangerang sebelumnya.
Satu hal yang membedakan kedua perumahan tersebut, ialah desainnya yang lebih bernuansa resor dan modern.
Selain desain dan konsepnya yang menarik, Naira Residence juga menawarkan fasilitas yang menunjang kenyamanan dan keamanan penghuninya.
Tersedia sistem keamanan 24 jam dengan one gate system dan CCTV, serta kolam renang dan taman tematik khusus untuk para penghuni.
Naira Residence pun memiliki lokasi dengan akses yang mudah, sehingga dekat dengan area BSD City serta infrastruktur seperti jalan tol dan stasiun KRL Commuterline.
Demikian tips untuk kamu yang ingin menerapkan desain rumah tumbuh type 36 beserta rekomendasi huniannya.
Semoga informasi di atas bermanfaat, ya!
Baca juga:
Tips Memiliki Rumah Kecil Nyaman serta Rekomendasinya
Author:
Shandy Pradana