7 Perbedaan Rumah Subsidi dan Komersil yang Mesti Diketahui Calon Pembeli
Terakhir diperbarui 28 Oktober 2024 · 4 min read · by Septian Nugraha
Mengetahui perbedaan rumah subsidi dan komersil menjadi modal berharga untuk dapat memilih jenis rumah yang tepat dan ideal.
Pasalnya, dalam membeli rumah, ada banyak yang mesti dipertimbangkan, termasuk memilih jenis rumah sesuai kebutuhan.
Rumah subsidi maupun komersial sejatinya sama-sama mumpuni dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Kendati demikian, kedua jenis hunian itu berbeda dari banyak aspek, terutama pada pengertian maupun peruntukannya.
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, perumahan subsidi adalah hunian yang dibangun dengan harga terjangkau bagi Masyarakat Menengah Bawah (MBR)
Proses pembeliannya pun mendapatkan subsidi atau bantuan langsung dari pemerintah.
Adapun, rumah komersil adalah hunian yang dibangun untuk masyarakat umum dengan tujuan perdagangan atau mencari untung.
Perbedaan Rumah Subsidi dan Komersil
Selain pengertiannya, ada tujuh aspek lain perbedaan rumah subsidi dan rumah komersil.
Penasaran? Berikut pembahasan lengkapnya.
Harga
Perbedaan rumah subsidi dan komersil adalah dari segi harga.
Rumah subsidi dibanderol dengan harga murah, berkisar antara Rp150 juta sampai Rp220 jutaan tergantung wilayahnya.
Hal ini wajar karena ada bantuan pembiayaan dari pemerintah dalam pembelian rumah tersebut.
Terdapat empat jenis bantuan pembiayaan dalam pembelian rumah subsidi, meliputi:
- Fasilitas Likuiditas Pembiayaan perumahan (FLPP) atau KPR subsidi
- Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM)
- Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT)
- Tabungan Perumahan Rakyat (program Tapera)
Sementara itu, rumah komersil dipasarkan dengan harga jual bervariasi yang penentuan harganya ditetapkan dari tipe unit hingga lokasi rumah.
Jadi, makin besar tipe unitnya, harga jualnya akan makin tinggi.
Begitu juga dengan lokasinya, makin strategis lokasi rumah tersebut, makin tinggi pula harga jualnya.
Peruntukan
Bukan tanpa alasan rumah subsidi dibanderol dengan harga murah.
Sebab, hunian tersebut dikhususkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah dalam memenuhi kebutuhan akan hunian.
Karena diperuntukan bagi MBR, atau orang dengan penghasilan kurang dari Rp8 juta per bulan, rumah ini tidak bisa dibeli oleh semua kalangan.
Ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 35 Tahun 2021 tentang Kemudahan dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
Adapun rumah komersil, seperti yang telah dijelaskan, diperuntukan bagi masyarakat umum.
Tidak ada bantuan pembiayaan dari pemerintah dalam pembeliannya sehingga harga rumah komersil cenderung bervariasi.
Baca Juga: Inilah 6 Bank Nasional Penyalur KPR Rumah Subsidi
Lokasi
Kebanyakan rumah subsidi terletak di lokasi kurang strategis. Biasanya, berada jauh dari pusat kota dengan fasilitas umum yang terbatas.
Beberapa rumah subsidi bahkan terletak di daerah pinggiran, sedangkan rumah komersil cenderung dibangun pada lokasi strategis.
Perumahan komersil biasanya berada di daerah yang dekat dengan pusat kota atau berada di area yang dikelilingi berbagai fasilitas umum dan infrastruktur publik.
Tipe Unit
Tidak ada aturan mengenai pembatasan tipe rumah atau unit yang dibangun pada perumahan komersil.
Oleh karena itu, tipe unit yang dijual pada perumahan ini lebih beragam.
Namun, hal itu tidak berlaku pada rumah subsidi karena rumah subsidi memiliki pilihan tipe unit terbatas, mulai dari tipe 21 sampai 36.
Pemerintah hanya memberi bantuan pada tipe rumah sederhana.
Maka dari itu, rumah subsidi biasanya memiliki luas lahan dan bangunan yang terbatas.
Spesifikasi
Tidak banyak perbedaan spesifikasi antara rumah subsidi dan komersil.
Kedua jenis hunian itu sama-sama dilengkapi ruang tamu, ruang tengah, dapur, ruang makan, dan kamar mandi.
Hanya saja, mengingat lahan dan bangunan rumah subsidi tidak terlalu luas, spesifikasi huniannya pun terbatas.
Biasanya, tersedia satu ruang tamu yang terintegrasi dengan ruang keluarga, serta satu dapur yang berada di area halaman belakang.
Di dalam rumah subsidi juga tersedia satu kamar mandi dan dua kamar tidur. Ini cukup umum ditemui bahkan pada perumahan komersial.
Namun, karena tidak ada batasan luas bangunan dan lahan, rumah komersial bisa memiliki spesifikasi ruangan yang lebih kompleks.
Renovasi
Renovasi rumah subsidi tidak bisa dilakukan sembarangan, ada aturan main yang harus diikuti oleh para pemiliknya.
Artinya, renovasi rumah subsidi sejatinya diperbolehkan asal mengikuti aturan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Merombak rumah subsidi dalam skala besar–seperti mengubah fasad hingga membuat bangunan bertingkat, baru bisa dilakukan setelah masa kredit berjalan selama 5 tahun atau lebih.
Namun untuk renovasi skala kecil–seperti memperbaiki kekurangan atau kerusakan bangunan, hingga mengganti warna cat–bisa dilakukan meski masa kredit belum berjalan 5 tahun.
Ini berbeda dengan rumah komersial, yang bisa langsung direnovasi bahkan dalam skala besar meski baru dibeli.
Baca Juga: Inilah 5 Ide Desain Rumah Subsidi Minimalis
Material
Tidak hanya renovasi, penggunaan material dalam proses pembangunan rumah subsidi pun ada aturannya.
Mulai dari pembuatan struktur hingga finishing bangunan rumah subsidi, semua diatur oleh pemerintah.
Sebaliknya, rumah komersial bebas menggunakan material bangunan apa pun, tergantung selera dan daya beli masyarakat.
Itulah sejumlah perbedaan rumah subsidi dan komersil. Bagaimana, apakah kamu sudah memilih jenis rumah mana yang akan dibeli?
Jika masih bingung, kami memiliki sejumlah rekomendasi perumahan subsidi dan komersil pada laman properti baru rumah123.com.
Ingin ngobrolin properti? Gabung pada forum Teras123 sekarang juga!