Mengenal Seluk-Beluk Tenor Pinjaman dan Untung-ruginya
Terakhir diperbarui 20 Juni 2024 · 5 min read · by Septian Nugraha
Tenor pinjaman merupakan salah satu instrumen penting dalam semua proses pengajuan kredit, tak terkecuali Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Singkatnya, tenor pinjaman dapat diartikan sebagai jangka waktu kredit.
Sama halnya dengan plafon, tenor pun menjadi faktor penentu besar-kecilnya bunga yang dibebankan kepada debitur.
Hal yang juga akan berpengaruh pada besaran cicilan yang harus dibayarkan pada setiap bulannya.
Maka itu, memilih tenor yang tepat menjadi salah satu langkah strategis agar bisa melakukan kredit secara aman.
Mengingat, penentuan jangka waktu kredit tidak hanya bergantung pada kemampuan debitur dalam membayar angsuran.
Namun, ditentukan pula melalui kesepakatan antara kreditur dan debitur.
Jenis-Jenis Tenor Pinjaman
Dalam proses pengajuan pinjaman, pihak bank akan menawarkan dua jenis jangka waktu kredit berdurasi panjang dan pendek.
Agar lebih jelas, berikut penjelasan lengkap mengenai kedua jenis tenor tersebut:
Tenor Panjang
Durasi pinjaman yang diberikan pada jenis tenor ini adalah 3-30 tahun.
Tenor durasi panjang diterapkan dalam pembiayaan dengan objek kredit bernilai tinggi.
Misalnya pembiayaan rumah dengan KPR, kredit kendaraan, hingga kredit multiguna.
Karena melibatkan aset bernilai tinggi sebagai objek kreditnya, pemberian pinjaman dengan tenor panjang tidak dilakukan sembarangan.
Apalagi jika mengajukan KPR ke lembaga perbankan.
Pihak bank selaku kreditur akan sangat selektif menilai kemampuan calon debitur dalam melunasi kredit tersebut.
Baca juga: Mengenal Pinjaman KPR Tenor Panjang serta Tipsnya
Tenor Pendek
Adapun tenor pendek diberikan dengan jangka waktu 1 bulan hingga 3 tahun.
Kebalikannya dari tenor jangka panjang, jenis transaksi pada tenor ini melibatkan kredit dengan pokok pinjaman dengan jumlah relatif kecil.
Jenis pinjaman yang menerapkan tenor pendek adalah Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Umumnya, jangka waktu pinjaman yang diberikan berkisar antara 1-5 tahun.
Baca juga: Mengenal KPR dan Persyaratan Pengajuannya
Faktor-Faktor yang Menentukan Tenor Pinjaman
Panjang-pendeknya tenor pinjaman yang diberikan kepada debitur ditentukan oleh sejumlah faktor, di antaranya:
Plafon Pinjaman
Besar-kecilnya plafon pinjaman menjadi salah satu faktor yang menentukan tenor.
Semakin besar nilai pinjaman yang diajukan, semakin panjang pula tenor pinjaman yang bisa dipilih debitur.
Sebaliknya, semakin kecil nilai pinjaman yang diajukan, maka semakin pendek pula tenor yang akan ditawarkan kepada debitur.
Maka itu, tenor panjang lumrah diterapkan dalam pengajuan kredit dengan nilai pinjaman yang besar, seperti KPR.
Hanya saja, risiko dari mengambil pinjaman dengan tenor panjang adalah nilai bunga yang diterapkan pada kredit tersebut bisa semakin tinggi.
Adapun tenor pendek, umumnya diterapkan pada pengajuan kredit dengan nilai yang relatif kecil.
Usia Peminjam
Selain plafon kredit, panjang-pendeknya tenor juga dipengaruhi usia debitur ketika mengajukan pinjaman.
Semakin tua usia debitur, maka semakin pendek pula tenor yang bisa didapatkan.
Sebaliknya, semakin muda usia debitur saat mengajukan pinjaman, maka semakin panjang tenor yang akan didapatkan.
Sebab jika mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan resmi, baik perbankan maupun non-bank, usia maksimal debitur saat kredit lunas tidak lebih dari 65 tahun.
Dalam memberikan tenor pinjaman, bank akan menghitung masa pensiun atau akhir masa produktif debitur ketika kredit tersebut lunas.
Aset yang Digunakan sebagai Jaminan
Aset yang menjadi objek jaminan pun akan memengaruhi panjang-pendeknya tenor pinjaman yang diberikan.
Semakin tinggi nilai aset agunan, maka debitur bisa mengajukan tenor panjang.
Ini membuat debitur yang mengajukan kredit multiguna bisa mendapatkan tenor lebih panjang dari debitur yang mengajukan KTA.
Pasalnya dalam kredit multiguna, ada aset yang dijadikan jaminan utang.
Tenor KPR
Tenor yang diberikan dalam pengajuan KPR umumnya berkisar antara 5-20 tahun.
Namun, ada pula lembaga perbankan yang memberikan tenor hingga 30 tahun.
Panjang-pendeknya durasi pemberian tenor, biasanya ditentukan oleh sejumlah faktor seperti usia hingga penghasilan debitur.
Tenor berdurasi panjang hingga 20 atau 30 tahun, biasanya dianjurkan bagi debitur yang berstatus sebagai pegawai tetap dengan usia relatif muda.
Pertimbangannya adalah selama jangka waktu kredit, debitur masih dalam usia produktif untuk bekerja.
Sehingga dianggap memiliki kemampuan untuk melunasi cicilannya.
Meski begitu, seperti telah disebutkan di atas, pemberian tenor ditentukan juga oleh kesepakatan antara kreditur dan debitur.
Maka itu, debitur pun memiliki hak untuk memilih jangka waktu pinjamannya sendiri.
Sebagai pertimbangan, berikut keuntungan dan kerugian dari tenor berdurasi panjang dan pendek:
Untung-rugi Mengambil Tenor KPR Berdurasi Panjang
Keuntungan mengambil tenor berdurasi panjang adalah, debitur bisa membayar uang muka atau DP rumah yang kecil, berkisar antara 10-15% dari harga rumah.
Selain itu, jumlah cicilan yang harus dibayarkan pada setiap bulannya pun relatif rendah.
Sehingga debitur bisa mengatur pengeluaran per bulan untuk kebutuhan lain.
Namun, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan ketika memilih tenor KPR berdurasi panjang, salah satunya besaran bunga yang terus meningkat.
Mengingat, kredit dengan tenor di atas 5 tahun biasanya menerapkan suku bunga floating.
Prinsipnya, semakin lama tenor maka semakin tinggi pula bunga pinjaman yang ditanggung debitur, sehingga akan menambah beban biaya yang harus ditanggung.
Untung-rugi Mengambil Tenor KPR Berdurasi Pendek
Adapun bila memilih tenor berdurasi pendek, keuntungan yang bisa didapatkan adalah beban bunga tidak terlalu tinggi.
Selain itu, beban utang yang harus dipikul pun tidak dirasakan terlalu berat dan lama.
Hanya saja, debitur yang memilih tenor berdurasi pendek harus menyiapkan uang muka rumah dalam jumlah besar.
Baca juga: 7 Cara Jitu Lolos KPR untuk Pasangan Muda
Itulah pembahasan mengenai tenor pinjaman.
Semoga bermanfaat.