Ketahui Proses Appraisal Rumah KPR agar Bebas Cemas
r123-share-title

Terakhir diperbarui 05 Nopember 2024 · 6 min read · by Miyanti Rahman

Appraisal Rumah

Saat pengajuan KPR, salah satu proses yang pasti dilalui adalah appraisal. Tahap inilah yang menentukan apakah permohonan kredit diterima atau ditolak.

Tak heran jika cukup banyak calon debitur merasa was-was saat berhadapan dengan proses appraisal. Alasannya tahapan ini begitu krusial, tetapi tak perlu ditakuti kok.

Dengan catatan, segala sesuatunya dipersiapkan dengan baik. Kalau sudah begitu, proses appraisal rumah KPR kemungkinan besar berjalan lancar tanpa hambatan berarti.

Nah, supaya kamu bisa melakukan persiapan maksimal, sebaiknya mengetahui seluk-beluk appraisal bank dalam proses pengajuan KPR. Jadi, mari kita simak penjelasan selengkapnya!

Apa Itu Appraisal?

Apa Itu Appraisal

Appraisal adalah proses analisis yang dilakukan oleh profesional untuk menaksir nilai suatu benda nyata. Jadi bank melakukan analisis untuk menaksir nilai rumah yang diagunkan.

Dalam konteks KPR, kita bisa menyimpulkan kalau appraisal bank adalah proses penaksiran harga rumah oleh profesional sebelum rumah tersebut dibeli, dijual, atau dilelangkan.

Appraisal rumah dalam pengajuan KPR biasanya dilakukan oleh profesional pihak ketiga yang mereka tunjuk langsung. Tujuannya untuk menilai apakah aset senilai dengan jumlah pinjaman.

Bagi pembeli rumah KPR, hunian yang dibeli dengan skema pembayaran kredit itulah agunannya. Biasanya, ada beberapa bank yang sudah bekerja sama dengan developernya.

Kalau kasusnya demikian, proses appraisal lebih mudah. Pasalnya bank sudah melakukan verifikasi kelayakan rumah. Ada pun faktor yang harus diperhatikan agar proses ini lancar.

**Faktor-faktor yang Mempengaruhi Appraisal Rumah**

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Appraisal Rumah

Lokasi

Lokasi rumah menjadi faktor pertama yang memberikan pengaruh terhadap proses appraisal rumah oleh bank. Oleh sebab itu, carilah rumah dengan lokasi strategis.

Selain itu, perhatikan kondisi lingkungan sekitar, apakah rumah berada di lingkungan bebas banjir. Jika lokasi tidak strategis dan rawan banjir, maka otomatis nilai appraisal akan rendah.

Aksesibilitas

Foto: Unsplash

Setelah menilai lokasi rumah, bank akan memberikan nilai appraisal berdasarkan aksesibilitas. Semakin mudah dijangkau dari sarana tranportasi, makin besar pula nilai appraisalnya.

Maka dari itu, membeli rumah dekat stasiun seperti Casa Valli (10 menit dari Stasiun Pondok Ranji) adalah ide cemerlang.

Kondisi Fisik Bangunan

Jika mengajukan KPR untuk rumah kedua, dan rumah pertama yang dijadikan agunannya, maka kondisi fisik bangunan mesti dicek. Tak perlu sewa jasa renovasi rumah.

Poles sedikit saja dengan mengecatnya, lalu letakkan tanaman supaya hunian bakal agunan tersebut tampil lebih segar. Mengubah sedikit penampilan bisa meningkatkan nilai jual.

Nilai Jual Objek Pajak dan Harga Pasar

Foto: Unsplash

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tercantum pada struk pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pengaruh NJOP tidak mutlak, jadi bank akan menentukannya dengan pendekatan lain.

Misalnya dengan pendekatan harga pasar. Jadi, pihak bank akan membandingkan beberapa rumah dengan spesifikasi yang sama di area terdekat.

Riwayat Kredit

Foto: Unsplash

Sebelum mengecek faktor lokasi, aksesibilitas, fisik bangunan, NJOP, dan harga pasar, tentu saja bank akan terlebih dahulu melihat riwayat kredit pemohon KPR.

Inilah yang disebut dengan Bank Indonesia (BI) checking atau sekarang disebut Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) checking dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Syarat Dokumen dan Biaya Appraisal

Serupa dengan pengajuan kredit lainnya, ada syarat dokumen yang harus disiapkan untuk appraisal rumah dalam pengajuan KPR.

Jika syarat dokumen di bawah ini sudah dipenuhi, maka bank akan segera memproses pengajuan kamu.

– Fotokopi ID card bisa berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), paspor, ataupun Surat Izin Mengemudi (SIM)

– Fotokopi akta nikah (bila sudah menikah)

– Fotokopi rekening koran

– Fotokopi Kartu Keluarga (KK)

– Fotokopi slip gaji (minimal tiga bulan terakhir)

– Menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

– Rekening listrik dan (bila ada) rekening telepon

– Legalitas berupa Sertifikat Hak Milik (SHM).

Perlu digarisbawahi, syarat dokumen tersebut hanya sebagai acuan saja lantaran setiap bank memiliki kebijakan berbeda-beda.

Informasi selengkapnya silakan lihat di halaman KPR bank.

{"attributes":{"type":"banner","custom_title":"Ajukan KPR Secara Praktis","custom_link":"https:\/\/www.rumah123.com\/kpr\/?utm_source=panduan123&utm_medium=artikel&utm_campaign=kpr&utm_term=kpr","custom_desc":"Temukan bank dengan penawaran kredit rumah terbaik","custom_cta":"Pelajari Lebih Lanjut","custom_background":"https:\/\/www.rumah123.com\/asset-core\/images\/wpBannerDesktop.png, https:\/\/www.rumah123.com\/asset-core\/images\/wpBannerMobile.png","pdp_id":[""]},"pdp":{"data":{"GetPropertiesByOriginID":{"properties":[]}}},"strapi":null,"baseUrl":"https:\/\/www.rumah123.com"}

Selain itu, proses ini juga memerlukan biaya. Umumnya, biaya appraisal KPR yang diterapkan oleh sejumlah bank di Indonesia berkisar antara Rp150.000 hingga Rp1.500.000.

Soal biaya pun berbeda-beda, contohnya biaya appraisal KPR BTN yaitu Rp1.000.000. Biasanya bank akan menugaskan dua tim appraisal untuk memproses kredit.

Biaya tersebut harus disiapkan di luar biaya uang muka, akad KPR, bea, dan pajak jual beli properti. Untuk diketahui, proses appraisal rumah biasanya berlangsung selama satu bulan.

Cara Menghitung Appraisal Rumah

Setelah mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi proses appraisal rumah, berikut cara menghitungnya yang perlu diketahui oleh calon debitur.

Secara garis besar, terdapat dua cara menghitung appraisal rumah yakni berdasarkan harga pasar serta taksiran harga rumah.

Menilai Berdasarkan Harga Pasar

Perhitungan appraisal rumah satu ini merupakan cara yang paling mudah.

Pihak penilai akan melakukan perhitungan dengan cara membandingkan hunian di area yang sama.

Supaya lebih jelas, berikut contoh kasus yang bisa dipelajari.

Rumah A di Bandung memiliki luas lahan sekitar 300 m² dan luas bangunan 200 m². Tak jauh dari hunian tersebut terdapat rumah B dengan spesifikasi serupa.

Hunian tersebut dijual dengan harga Rp1.5 miliar. Pihak penilai yang melakukan appraisal rumah akan mematok dengan jumlah lebih tinggi atau rendah dibandingkan hunian B.

Penilaian Berdasarkan Taksiran Harga Rumah

Cara menghitung appraisal rumah satu ini paling banyak digunakan oleh penilai, terutama bank.

Metode ini bisa digunakan untuk hunian yang berada di kawasan sepi atau terbilang kurang strategis.

Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut.

Dino ingin mengajukan KPR untuk rumah dengan luas 200 m² dan luas lahan sebesar 300 m².

Rumahnya berada di area yang cukup strategis dengan harga Rp2 juta per meter untuk rumah serta Rp1 juta per meter untuk tanah.

Rumah tersebut berusia 10 tahun dengan nilai penyusutan sebesar Rp3 juta per tahunnya.

Maka penilaian rumah tersebut adalah sebagai berikut:

Rumah: Rp2.000.000 x 200 = Rp400.000.000
Tanah: Rp1.000.000 x 300 = Rp300.000.000
Penyusutan: Rp400.000.000 – (Rp3.000.000 x 10) = Rp370.000.000

Dino bisa mendapatkan pembayaran KPR dari bank sebesar Rp370.000.000 jika perhitungan tersebut akurat.

Itu tadi penjelasan terkait proses appraisal rumah saat mengajukan KPR. Jika ingin mengajukan kredit rumah secara praktis, ada tim Rumah123.com yang siap membantu.

Kamu bisa mengajukan KPR dari berbagai bank seperti OCBC NISP, Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA, Bank Danamon, Maybank dan lain sebagainya.