Konsep TOD di Jakarta, Efektif Mempermudah Mobilitas Masyarakat
Terakhir diperbarui 20 Juni 2024 · 4 min read · by Rachmi Arin Timomor
Foto: Archdaily
Transit Oriented Development (TOD) adalah model rancangan suatu kawasan yang memadukan fungsi transit, guna mengoptimalkan akses transportasi publik dan menunjang daya angkut lebih efektif.
Rencananya, konsep TOD akan diberlakukan di kawasan Ibu Kota Indonesia, yakni DKI Jakarta.
DKI Jakarta sendiri hingga saat ini masih terpantau menjadi kota dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi.
Dengan kepadatan tersebut tentunya dapat memengaruhi aktivitas penduduk, misalnya munculnya kemacetan di beberapa ruas jalan.
Salah satu cara untuk mengatasi kepadatan lalu lintas, ialah dengan mengimbau masyarakat untuk menggunakan transportasi publik.
Seperti yang kita ketahui, fasilitas transportasi di Jakarta saat ini sudah cukup lengkap.
Namun kenyataan di lapangan, masyarakat masih banyak yang kurang berminat pada transportasi publik karena fasilitasnya tidak memadai.
Maka itu, Jakarta memerlukan adanya pembangunan transportasi umum yang baik dan terintegrasi untuk menunjang kebutuhan mobilisasi masyarakat, yakni dengan konsep TOD.
Salah satu negara yang sukses menerapkan konsep ini adalah Jepang.
Di Negeri Sakura, terdapat Toyama Light Rail, Tokyo, dan Nogaya. Kabarnya, konsep TOD di Jepang akan terus dikembangkan hingga 2045 mendatang.
Negara selanjutnya adalah Hongkong, yang sudah memiliki beberapa wilayah dengan konsep TOD seperti Olympian City, Tung Chung, dan Lohas Park.
Dengan adanya konsep ini, 90 persen warga Hongkong pun sudah menggunakan transportasi publik.
Lalu, bagaimana konsep TOD di Jakarta?
Nah sebelum mengulas konsep ini, simak dulu alasan mengapa Jakarta perlu menerapkan konsep TOD. Berikut selengkapnya.
Baca juga:
Keunggulan dan Rekomendasi Apartemen TOD Jakarta
Alasan Jakarta Menggunakan Konsep TOD
Jakarta menjadi salah satu kota yang berpotensi menggunakan konsep TOD, sebab telah memiliki fasilitas dan infrastruktur yang modern.
Jika ditilik lebih dalam, fasilitas transportasi di Jakarta sudah cukup lengkap untuk memudahkan mobilitas masyarakat.
Tersedia beberapa pilihan transportasi massal seperti angkutan kota (angkot), bus dalam kota (transjakarta), commuter line (KRL), dan MRT.
Dengan banyaknya jenis moda transportasi yang disediakan oleh pemerintah, tentu dapat memudahkan akses mobilisasi di dalam kota.
Meskipun kendaraan umum di Jakarta berkembang sangat pesat, tapi pada kenyataannya pengguna angkutan umum di ibu kota hanya 24 persennya saja.
Artinya, masih banyak masyarakat yang lebih memilih kendaraan pribadi untuk mobilitas sehari-hari.
Hal tersebut dikarenakan, pemberhentian transportasi publik satu dengan yang lainnya masih berjauhan dan tidak terkoneksi.
Meski belum saling terhubung, tapi melihat banyaknya area pemberhentian transportasi massal memberi sebuah alasan yang kuat untuk membuat konsep TOD.
Baca juga:
7 Apartemen Dekat MRT, untuk Hidup Makin Dinamis
Konsep TOD di Jakarta
Foto: Kompasiana.com
Seperti yang dikemukakan sebelumnya, TOD dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta.
Selain itu, TOD pun memiliki beberapa manfaat lain yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
TOD dapat dianggap sebagai salah satu rancangan kota yang berkelanjutan serta gaya hidup sehat, sebab memungkinkan adanya penurunan jumlah pengguna kendaraan pribadi.
Dengan adanya penurunan tersebut, maka kualitas udara di Kota Jakarta pun semakin membaik.
Setidaknya, terdapat enam prinsip konsep TOD yang perlu diketahui;
- Konsep pedestrian: tersedianya jalur pejalan kaki yang memadai, nyaman dan aman.
- Jalur sepeda: tersedianya jalur sepeda yang baik dan dapat mendukung para pengguna sepeda, tanpa mengganggu kenyamanan pejalan kaki atau transportasi lain.
- Konektivitas: mobilitas masyarakat terhubung saat melakukan aktivitas, terutama akses terhadap tempat tinggal dan transportasi publik.
- Transportasi publik: tersedianya ragam pilihan transportasi publik yang cepat dan mudah dijangkau, agar masyarakat tak lagi menggunakan kendaraan pribadi.
- Tempat parkir: pengurangan lahan parkir kendaraan motor, lalu digantikan dengan lahan sepeda serta jalur pedestrian.
- Pemadatan: membuat pemukiman dan area komersial lebih padat di dekat stasiun transit.
Selain itu, pembangunan TOD di Jakarta juga sudah merambat ke kawasan hunian berkonsep serupa.
Contohnya Samesta Mahata Margonda, meski berada di Depok, apartemen ini terintegrasi langsung dengan stasiun LRT yang memudahkan penghuni untuk bertandang ke kawasan Jakarta.
Dengan begitu, para penghuni pun dapat dengan mudah menjangkau transportasi publik tanpa harus keluar dari lokasi hunian.
Nah, itulah ulasan mengenai konsep TOD di Jakarta.
Semoga artikel di atas bermanfaat!