OK
logo rumah123
logo rumah123
download-app-hamburgerAdvertise Here
Panduan

Pertumbuhan Sektor Properti 5 Tahun Terakhir, Tepat untuk Jual-Beli?
r123-share-title

Terakhir diperbarui 15 Oktober 2024 · 7 min read · by Yongky Yulius

Pertumbuhan Sektor Properti 5 Tahun Terakhir

Foto: gobankingrates.com

Pertumbuhan sektor properti menjadi topik yang menarik untuk disimak, terutama bagi Anda yang hendak membeli properti untuk tempat tinggal sendiri atau menjual rumah langsung untuk mendapatkan untung.

Dengan mengetahui pertumbuhan sektor properti di tahun-tahun sebelumnya, dan proyeksinya pada tahun ini, bisa menjadi salah satu faktor untuk mengambil keputusan pembelian atau penjualan properti.

Saat keputusan yang diambil tepat, tentu berinvestasi di sektor properti bisa membawa banyak keuntungan.

Nah, jika Anda termasuk orang yang hendak terjun ke bisnis properti, atau sekadar membeli properti untuk tempat tinggal, mari simak sajian informasi seputar pertumbuhan sektor properti 5 tahun terakhir dalam artikel ini.

penawaran khusus

Sempat Mengalami Penurunan yang Signifikan (2019-2021)

Ilustrasi penurunan pertumbuhan sektor properti

Foto: peshkov from Getty Images

Penurunan signifikan sektor properti terjadi karena pandemi Covid-19.

Padahal, pada 2019 industri properti terbilang berkembang dengan stabil, terutama di sektor hunian tapak.

Berdasarkan catatan Indonesia Property Watch, pasar properti sempat anjlok hingga 50,1 persen di awal terjadinya pandemi di triwulan 2020.

Penurunan tersebut diyakini karena terganggunya mobilitas konsumen yang ingin membeli properti.

Pasalnya, transaksi properti tak bisa sepenuhnya dilakukan secara online.

CEO Indonesia Property Watch (IPW) Advisory Group Ali Tranghanda mengatakan, pembeli tentu ingin merasakan dan melihat secara fisik dari bangunan dan lingkungan dari properti yang akan dibelinya.

“Ini yang membuat pasar properti akan sangat terpengaruh bila dilakukan pengetatan PPKM/PSBB,” ujar Ali, dikutip dari industri.kontan.co.id.

Sementara itu, Teguh Warsito dari Prodi DIII PBB/Penilai, Politeknik Keuangan Negara STAN telah melakukan analisis siklus pasar properti residensial di masa pandemi Covid-19 dengan Hodrick-Prescott (HP) Filter.

Sejak 2020, nilai aktual indeks harga properti berada di bawah trennya.

Rinciannya, pada kuartal I tahun 2021, indeks harga properti residensial berada pada nilai 0,3% di bawah indeks harga trennya.

Sementara pada akhir 2021, indeks harga properti residensial berada 1,5% di bawah indeks harga trennya.

Hal tersebut mengindikasikan pada akhir 2021 sebagai fase resesi pasar properti residensial Indonesia.

Tessa R123 new

Kembali Bangkit Pascapandemi (2022)

Kembali Bangkit Pasca Pandemi

Foto: whatinvestment.co.uk

Setelah menghadapi pandemi yang berat, pasar properti mulai kembali menggeliat sejak awal 2022.

Bahkan, properti mulai dipandang sebagai sektor menjanjikan untuk berinvestasi.

Ketua Umum Asosiasi Real Estat Broker Indonesia (Arebi) Lukas Bong menyebut, sudah banyak analisis atau indikator yang mengemukakan bahwa sektor properti bertumbuh pada 2022.

Meski begitu, pada 2022 masih banyak kendala yang terjadi karena pandemi Covid-19.

“Sudah banyak analisis ataupun indikator yang dikemukakan. Namun, dengan situasi bisnis properti pada 2022 yang masih cukup baik dapat menjadi indikator nyata (bahwa sektor properti terus tumbuh) yang bisa dilihat,” ujar Lukas, dilansir dari Kompas.com.

Lebih lanjut Lukas menjelaskan, tren pertumbuhan sektor properti itu diyakini bukan tanpa alasan.

Pasalnya, Survei Harga Properti Residensial (SHPR) dan laporan Perkembangan Properti Komersial (PPKOM) yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan hal sama.

Berdasarkan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan IV 2022 mengalami peningkatan sebesar 2 persen secara tahunan atau year on year (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang mencatatkan angka pertumbuhan 1,94 persen yoy.

Sementara itu, Indeks Permintaan Properti Komersial (IPPK) triwulan IV 2022 pada kategori sewa tumbuh positif sebesar 5,84 persen quarter-to-quarter (qtq), lebih tinggi dari triwulan III 2022 yang hanya 2,14 persen.

Baca juga:

Indeks Harga Properti Residensial: Definisi & Perkembangannya

Beberapa Segmen Properti Mengalami Kinerja Mengesankan (2023)

Terus Meningkat Hingga Kini

Foto: nj.com

Pada 2023, sektor properti global menunjukkan kinerja yang kurang baik karena pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Berdasarkan data outlook sejumlah lembaga, seperti IMF dan World Bank, pertumbuhan ekonomi global di 2023 hanya mencapai 3,0%.

Kendati demikian, menurut Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip, hal tersebut relatif tidak berpengaruh terhadap kinerja sektor properti di Indonesia.

Itu karena pasar properti Indonesia belum terkoneksi (not interconnected) dengan pasar properti global.

Selain itu, relasi korporasi properti di Indonesia dengan korporasi offshore masih terbatas.

“Pasar properti kita relatif masih “tradisional” yang belum melibatkan instrumen keuangan yang global wide. Seperti misalnya, pasar properti di Indonesia belum memanfaatkan instrumen real estate investment trusts (REITs) yang dapat diperdagangkan di pasar global,” ungkap Sunarsip melalui keterangan tertulis yang diterima Kontan.

Namun, kinerja sektor properti di 2023 memang relatif terbatas, jika dilihat dari kinerja pertumbuhan sektor ekonomi yang terkait dengan sektor properti, seperti sektor konstruksi dan real estate.

Sementara itu, beberapa segmen properti yang mengalami pertumbuhan mengesankan adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tapak, baik KPR tapak tipe kecil (s.d. 21 m²), KPR tapak tipe menengah (22 s.d. 70 m²), dan KPR tapak tipe besar ( > 70 m²).

Paling tinggi, ada KPR tapak tipe kecil yang mengalami pertumbuhan sebesar 48,47% (YoY) pada November 2023, setelah pada tahun sebelumnya mengalami kontraksi.

“Diperkirakan, pertumbuhan yang tinggi pada KPR tapak tipe kecil tersebut antara lain ditopang oleh pertumbuhan dari KPR bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” ujar Sunarsip.

Membeli Properti Saat Ini, Idealkah? (2024)

Membeli Properti Saat Ini, Idealkah

Foto: lendstreet.com.au

Setelah mengetahui pertumbuhan pada sektor properti 5 tahun terakhir, pasti terlintas di benak Anda apakah saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli properti.

Jawabannya adalah iya, asal Anda memang memiliki kemampuan finansial yang mumpuni. Membeli properti tidak bisa dianggap enteng, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan.

Salah satunya adalah faktor kebutuhan. Pastikan Anda tentukan lebih dulu skala prioritas sebelum membeli properti.

Apakah Anda membeli properti untuk hunian? Ataukah hanya sebagai instrumen investasi? Begitu tujuan telah ditentukan, maka akan lebih mudah dalam menemukan properti yang tepat.

Misalnya menentukan lokasi, rentang harga, produk properti, bahkan fasilitas internalnya menjadi lebih mudah.

Pengamat properti dari Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menjelaskan, pada awal 2024, pertumbuhan sektor properti memang agak lambat.

Itu terjadi karena fenomena seperti menghadapi puasa, lebaran, dan pemilu.

Kendati demikian, diperkirakan sepanjang pertengahan hingga akhir 2024, sektor properti akan mengalami pertumbuhan.

“Kita perkirakan memang pada semester II tahun ini harusnya dengan setelah momen pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, di mana kepastiannya ada serta nomenklatur kementerian dalam pemerintahan baru juga sedang digodok seperti rencana kementerian perumahan dan perkotaan,” ujar Ali dalam keterangan tertulis, dikutip dari Detik.com.

Selain itu, perkiraan kenaikan sektor properti juga diyakini terjadi apabila ekspor komoditas nasional mengalami peningkatan.

“Kalau komoditas itu naik, maka ekspor pengusaha kita naik, dan kalau pengusaha kita memiliki banyak uang maka ujung-ujungnya mereka akan membeli properti. Dengan begitu, pada awal 2025, sektor properti diperkirakan juga akan tumbuh,” kata Ali.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Jual Properti?

Homeowner R123

Lantas, bagaimana dengan timing dalam menjual properti?

Lantaran diperkirakan sepanjang pertengahan hingga akhir 2024 sektor properti akan bertumbuh, tentu menjual rumah di tahun 2024 bisa menjadi keputusan yang tepat.

Apalagi untuk Anda yang telah membeli rumah di harga rendah pada masa pandemi.

Saat ini, harga rumah yang dibeli pada saat pandemi kemungkinan besar sudah meningkat.

Anda bisa menjual rumah secara langsung melalui Rumah123 karena bisa dilihat jutaan orang dan berpotensi cepat laku.

Namun, pastikan untuk menghindari waktu terburuk dalam menjual properti berikut ini:

  • Hindari menjual rumah menjelang hari raya, karena banyak calon pembeli yang sedang menyiapkan diri untuk merayakan hari tersebut.
  • Hindari menjual rumah pada tahun ajaran baru, karena banyak calon pembeli yang sedang fokus mempersiapkan pendidikan anak-anak mereka.
  • Hindari menjual rumah saat musim hujan, karena calon pembeli enggan survei secara langsung akibat faktor cuaca tak menentu.
  • Hindari jual rumah saat booming properti belum terjadi. Biasanya, booming properti terjadi setelah tahun politik dan pada siklus sekitar 10 tahunan.

Berburu Properti Murah

Sektor properti akan terus tumbuh sepanjang 2024, berarti ini saatnya untuk berburu properti.

 Lihat iklan properti yang sedang turun harga di laman Rumah123.

Atau, Anda juga bisa mengincar properti-properti baru unggulan, seperti Klasika Grand Wisata atau Cluster Alam Asri.

Untuk mencari berdasarkan lokasi, cukup masuk ke halaman Perumahan Baru Rumah123 dan ketik kota incaran Anda pada kolom pencarian.

Itulah ulasan mengenai pertumbuhan sektor properti 5 tahun terakhir yang bisa menjadi pertimbangan untuk membeli hunian.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Baca juga:

7 Cara Membeli Properti yang Wajib Diketahui Pemula

***

Referensi

  • Artikel berjudul “Covid 19 Melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar Properti Bisa Terkontraksi 5-10%”. (https://industri.kontan.co.id/news/covid-19-melonjak-indonesia-property-watch-pasar-properti-bisa-terkontraksi-5-100. Diakses pada 4 Juni 2024.
  • Artikel ilmiah berjudul “Analisis SiklusPasar Properti Residensial di Masa Pandemi Covid-19 dengan Hodrick-Prescott (HP) Filter” dalam Jurnal Ekuivalensi, karya Teguh Warsito dari Prodi DIII PBB/ Penilai, Politeknik Keuangan Negara STAN. (https://ejournal.kahuripan.ac.id/index.php/Ekuivalensi/article/view/897/579). Diakses pada 4 Juni 2024.
  • Artikel Kompas.com berjudul “Sektor Properti Komersial Tumbuh Selama 2022, Haruskah Mulai Berinvestasi? “. (https://www.kompas.com/properti/read/2023/02/25/110146421/sektor-properti-komersial-tumbuh-selama-2022-haruskah-mulai). Diakses pada 4 Juni 2024.
  • Artikel Kontan berjudul “IEI: Kinerja Properti Global Lesu di 2023, Tak Pengaruhi Sektor Dalam Negeri”. (https://industri.kontan.co.id/news/iei-kinerja-properti-global-lesu-di-2023-tak-pengaruhi-sektor-dalam-negeri). Diakses pada 4 Juni 2024.
  • Artikel Detik.com berjudul “Optimistis Pasar Properti Moncer, Pengembang Lakukan Ini”. (https://www.detik.com/properti/berita/d-7367287/optimistis-pasar-properti-moncer-pengembang-lakukan-ini). Diakses pada 4 Juni 2024.
{"attributes":{"type":"floatingbanner","widget_type":"overlay","custom_background":"https:\/\/events.rumah123.com\/wp-content\/uploads\/sites\/38\/2024\/07\/29103657\/HOMEOWNER-FAB-02-Juli.gif","custom_link":"https:\/\/www.rumah123.com\/pemilik-properti\/?utm_source=panduan123&utm_medium=floatingbanner&utm_campaign=homeowner&utm_term=owner","position":"floating","pdp_id":[""]},"pdp":{"data":{"GetPropertiesByOriginID":{"properties":[]}}},"strapi":null,"baseUrl":"https:\/\/www.rumah123.com"}

Simulasi KPR

Hitung pembiayaan kredit rumah dengan bunga KPR terbaik di Rumah123

Rp
%
Rp
Angsuran/bulan mulai dari
Tahun ke-1
Bunga 2.75%
Rp. 1.107.146
Tahun ke-2 dan seterusnya
Estimasi Bunga 12%
Rp. 2.473.122

Simulasi KPR Syariah

Hitung pembiayaan KPR syariah dengan rekomendasi bank terbaik di Rumah123

Rp
%
Rp
Angsuran/bulan mulai dari
Tahun ke 1 dan seterusnya
Margin 9%
Rp. 2.434.240

Bunga KPR Terbaru

Beli properti impian dengan memilih produk KPR terbaik di Rumah123

Bank BRI
Bank BRI
Suku bunga mulai dari2.75%
Tenor Max.25 Tahun
BFI Finance
BFI Finance
Suku bunga mulai dari7.92%
Tenor Max.15 Tahun
Bank DKI
Bank DKI
Suku bunga mulai dari3.97%
Tenor Max.25 Tahun