Patung Burung Garuda Raksasa bertengger di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebagai ikon.
Garuda Raksasa yang menyelubungi Istana Presiden di IKN tersebut merupakan buah tangan I Nyoman Nuarta, pematung terkenal asal Bali yang juga merancang Monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Dilihat dari wujudnya, bangunan istana presiden di IKN tampil berbeda dari istana kepresidenan lainnya yang tersebar di berbagai daerah, termasuk Jakarta.
Pasalnya, gedung istana kepresidenan yang ada saat ini merupakan bangunan warisan kolonial.
Seiring pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara, Presiden Joko Widodo ingin memiliki istana kepresidenan yang bukan peninggalan kolonial.
“Memang kita ingin memiliki gedung (istana) presiden yang bukan peninggalan dari kolonial. Kita bangun sendiri dengan bahan-bahan produk kota sendiri, dilakukan oleh anak-anak bangsa sendiri dan ini akan menimbulkan sebuah kebanggan, harga diri,” ungkap Presiden Joko Widodo di IKN dalam sambutannya pada acara peletakan batu pertama Gedung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dikutip dari ANTARA News, Rabu (30/5/2024).
Berperan sebagai pusat pemerintahan baru, pemerintah kemudian menggaet Nyoman Nuarta untuk menciptakan gedung istana kepresidenan dengan ciri khas bangsa Indonesia.
Kemudian tercetuslah desain istana kepresidenan megah berwujud burung garuda raksasa yang mengepakkan sayap.
Spesifikasi Patung Garuda IKN
Patung Garuda IKN dirancang dengan bentangan sayap sepanjang 177 meter dan tinggi 77 meter, kemudian dibangun dengan dengan 4.661 bilah selubung.
Satu selubung bilah tersebut memiliki berat 0,3 ton. Dengan demikian, berat keseluruan patung garuda IKN mencapai 1.398,3 ton.
Bilah-bilah tersebut dikerjakan di workshop miliknya, NuArt, yang berlokasi di Bandung.
Setelah selesai dikerjakan, bilah-bilah tersebut kemudian dirakit di Sepaku untuk kemudian dipasang di lokasi proyek.
Pengiriman perdana bilah-bilah selubung burung garuda IKN dilakukan pada 30 Agustus 2023 dan selesai dikirim pada 17 April 2024.
Pengiriman terakhir itu ditandai dengan syukuran bersama PosIND yang telah menjadi mitra PT Siluet Nyoman Nuarta dalam pengiriman bilah selubung sayap garuda untuk pembangunan Istana Presiden dan material pendukung lainnya ke IKN.
Nyoman menjelaskan bahwa pengiriman bilah sayap garuda tersebut bukanlah pekerjaan ringan mengingat ukurannya yang besar.
Material yang digunakan untuk membuat bilah saya tersebut adalah kuningan dan baja antikorosi produksi PT Krakatau Steel Persero Tbk yang bobotnya sangat berat dan perlu diangkut dengan cara yang tepat.
Alasan utama penggunaan kuningan dan baja antikorosi adalah karena menurut Nyoman kedua material tersebut paling tahan terhadap cuaca.
“Bahan antikarat, beberapa waktu akan karatan dulu. Tapi lama-lama akan berubah. Ini kuningan ada campuran timah, bahan dasar kan tembaga dicampur dan ada logam lain,” paparnya.
Saat ini, bilah-bilah yang menyelubungi Istana Presiden IKN sebagian besar sudah terpasang dan membentuk kepak sayap burung garuda yang siap menyongsong visi Indonesia Emas 2045.
“Dengan selesainya pengiriman terakhir bilah sayap garuda ini, kami berharap proyek-proyek di IKN segera terwujud dan memberikan manfaat bagi masyarakat lain,” tuturnya.
Istana Garuda IKN
Nyoman Nuarta mengatakan bahwa Istana Garuda akan menjadi istana presiden pertama di dunia yang dibangun sebagai sebuah karya seni.
Istana Kepresidenan tersebut akan terdiri dari beberapa bangunan, seperti lapangan upacara, bangunan istana, kantor presiden, kantor sekretariat presiden, kantor staf khusus, paviliun presiden, wisman negara, mess paspampres, masjid, museum, serta bangunan pendukung lainnya.
Adapun total luas kawasan Istana Kepresidenan di IKN kurang lebih 55 hektare yang sudah mencakup kawasan hijau dan ditambah lagi sekitar 50 hekatre untuk kawasan hutan di sekeliling istana.
***
Semoga bermanfaat, Property People.
Dapatkan hunian idaman hanya di Rumah123 karena #SemuaAdaDisini!
**Foto: inews, kompas