Mengenal Konsep Smart Defense, Sistem Pertahanan IKN yang Cerdas!

pertahanan ikn

Sistem pertahanan IKN akan diimplementasikan secara menyeluruh dengan konsep yang canggih.

 

Seperti yang kita tahu, kepindahan ibu kota negara Indonesia ke Nusantara atau IKN, membuat banyak hal perlu dipersiapkan dengan matang.

 

Salah satunya soal sistem pertahanan negara di dekat kawasan Nusantara.

 

Mengenai hal tersebut, sudah ada diskusi yang mengungkapkan bagaimana sistem pertahanan yang ideal untuk diimplementikan di IKN.

 

Kabarnya, pemerintah bakal menggunakan penguatan sistem pertahanan IKN dengan konsep pertahanan cerdas atau smart defense.

 

Lantas, apa itu smart defense? Apa pentingnya penerapan sistem pertahanan ini di IKN? Simak ulasannya di bawah ini.

 

Mengkaji Sistem Smart Defense di IKN

 

pertahanan ikn

Sumber: lemhannas.go.id

 

Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN telah mengkaji konsep pertahanan pintar atau smart defense di IKN.

 

Sistem tersebut akan menyinergikan pertahanan militer dan nirmiliter.

 

Dalam penerapannya, sistem ini mengutamakan diplomasi serta memadukan perkembangan teknologi lewat pemanfaatan industri dan pertahanan nasional.

 

Diusungnya smart defense sejalan dengan konsep smart city di IKN, yang memaksimalkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang efisien, inovatif, inklusif serta berketahanan.

 

Dasar Hukum Sistem Pertahanan IKN

 

Mengutip laman polkam.go.id, ada sejumlah produk hukum yang dijadikan pedoman dalam merancang konsep pertahanan IKN.

 

Produk hukum tersebut, antara lain:

  • UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara.
  • Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2022 tentang Perincian Induk Ibu Kota Nusantara.
  • Keputusan Menteri Pertahanan Nomor: KEP/1746/M/XII/2023 tanggal 27 Desember 2023 tentang Rencana Induk Pembangunan Sistem Pertahanan Negara di IKN Nusantara.

Merujuk pedoman tersebut, khususnya keputusan menteri, sistem pertahanan negara yang akan diwujudkan di IKN adalah sistem pertahanan bersifat semesta.

 

Arti pertahanan bersifat semesta adalah pencegahan defensif aktif dan strategi pertahanan berlapis yang cerdas, serta disusun menyesuaikan dengan sistem pertahanan anti-access/area denial.

 

Singkatnya, sistem pertahanan semesta merupakan sistem pertahanan yang di dalamnya melibatkan seluruh warga negara, seluruh wilayah, dan seluruh sumber daya nasional.

 

IKN Berpotensi Menjadi Center of Gravity (COG)

 

Dalam sebuah Focus Group Discussion, BRIN mengungkap bahwa IKN nantinya berpotensi menjadi Center of Gravity (COG).

 

Center of Gravity sendiri merupakan sumber perekonomian baru, pusat pemerintahan, dan pusat kekuatan pertahanan.

 

Namun, hal tersebut justru membuat IKN rentan dalam segi pertahanan.

 

Mengutip laman brin.go.id, IKN bisa saja berpeluang menjadi “zona penyangga” atau “medan peperangan” antara negara-negara besar.

 

Apalagi ada pilar kekuatan Cina dan Amerika Serikat di dekat kawasan IKN.

 

Masih menurut sumber yang sama, wilayah udara IKN masuk dalam radius tiga kapabilitas militer Amerika Serikat.

 

Artinya, area tersebut dapat dijangkau pesawat pembom strategis, pesawat jet tempur, dan rudal jelajah.

 

Bukan itu saja, kawasan IKN konon masuk dalam radius rudal balistik Cina, termasuk dalam jangkauan pesawat jet tempur dan pesawat pemboman negara tersebut.

 

Ancaman Pertahanan IKN dari Negara Tetangga

 

Pada laporan cnbcindonesia.com tahun 2022 lalu, Direktur Pertahanan dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas Bogat Widyatmoko mengungkap beberapa potensi ancaman di kawasan IKN.

 

Potensi ancaman pertahanan muncul karena lokasi ibu kota baru dekat dan berbatasan negara tetangga, misalnya seperti Malaysia.

 

Kondisi tersebut bukan tidak mungkin memicu ancaman atau gangguan keamanan.

 

Selain di darat, posisi IKN cukup rentan di wilayah laut dan udara.

 

Khusus untuk udara, lokasi IKN dekat dengan Flight Information Region (FIR) milik Singapura, Kinabalu Malaysia, dan Manila Filipina.

 

Belum lagi ancaman lain di Kalimantan yang menjadi lokasi dan jalur trans-nation crime.

 

Beberapa contoh trans-nation crime adalah penyelundupan, narkoba dan orang.

 

Akan tetapi, Bogat Widyatmoko mengungkap potensi perang terbuka sangat kecil sampai tahun 2045.

 

Potensi yang muncul kemungkinan konflik terbatas dan serangan bersifat CBRNE atau chemical, biological, radiological, and nuclear defence.

 

Simak informasi lain tentang IKN hanya di Rumah123 karena #SemuaAdaDiSini.