Pemerintah memilih material semen hijau sebagai bahan dasar konstruksi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Namun, apakah Anda sudah tahu apa itu semen hijau atau green cement?
Semen hijau adalah material konstruksi ramah lingkungan yang bisa dipakai untuk berbagai keperluan.
Di IKN sendiri, jenis semen ini dimanfaatkan sebagai perekat dalam pembuatan beton, fondasi, struktur, jalan, dan bangunan.
Walau dinilai bermanfaat, nyatanya tidak banyak orang yang mengetahui tentang material tersebut.
Karena itu, sebagai informasi, simak ulasan mengenai green cement di bawah ini.
Apa Itu Semen Hijau?
Pada dasarnya, semen hijau adalah produk semen rendah karbon.
Artinya, produksi semen tersebut tidak menyumbang emisi karbon yang tinggi.
Pembuatan green cement dilakukan dengan bantuan manufaktur karbon negatif.
Dengan begitu, produksi semen tersebut dapat meminimalisasi emisi secara signifikan.
Tidak diragukan lagi, green cement merupakan salah satu inovasi positif dalam dunia konstruksi.
Pasalnya, merujuk data Earth Institute Columbia University, produksi semen tergolong sebagai penyebab utama terjadinya polusi udara yang berakibat buruk bagi lingkungan.
Produksi klinker yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan semen, disinyalir menjadi sumber utama karbon dioksida.
Klinker terbuat dari campuran batu kapur dan tanah yang dipanaskan pada suhu 1400 derajat Celsius.
Setelah proses termal, bahan tersebut diproses untuk kemudian membentuk zat kental dan padat yang dikenal sebagai klinker.
Setelah itu, klinker diampur dengan gypsum sehingga membentuk semen.
Bahkan, untuk 1 ton semen yang diproduksi, 0,6 hingga 1 ton karbon dioksida akan dilepaskan.
Sebagai inisiatif untuk mengurangi dampak buruk emisi dalam proses pembuatan semen, produsen semen pun mencoba menurunkan tingkat emisi secara signifikan.
Hingga lahirlah sebuah produk bernama green cement yang lebih ramah lingkungan.
Green Cement Produksi PT Semen Indonesia
Semen hijau yang digunakan dalam pembangunan infrastruktur IKN diproduksi oleh PT Semen Indonesia atau SIG.
Green cement produksi SIG mampu menekan tingkat emisi gas lebih besar dari semen konvensional atau OPC.
Meski begitu, kualitas dari semen tersebut tidak perlu diragukan.
Green cement SIG diklaim mampu menghasilkan penurunan emisi karbon hingga 38% per ton semen.
Produk material bangunan dari SIG digunakan dalam sejumlah paket pengerjaan konstruksi IKN, di antaranya pembangunan Istana Negara, Kantor Presiden, dan Lapangan Upacara.
Selain itu, semen ini juga digunakan sebagai bahan konstruksi pembangunan Jalan Tol IKN Seksi 3A (Karangjoang-KKT Kariangau), Seksi 3B (KKT Kariangau-Simpang Tempadung), dan Seksi 5A (Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang).
Terakhir, produk semen SIG juga dipakai untuk infrastruktur pendukung KIPP, yaitu Intake Sepaku dan Bendungan Sepaku.
Itulah ulasan mengenai semen hijau yang menjadi bahan dasar pembangunan infrastruktur IKN.
Baca informasi selengkapnya terkait IKN melalui Rumah123 karena #SemuaAdaDisini.