Nahdlatul Wathan menjadi ormas Islam pertama yang akan membangun pesantren dan kantor pusat di IKN.
Bukan isapan jempol belaka, keseriusan organisasi masyarakat (ormas) Islam tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama untuk sejumlah pembangunan yang berlokasi di kompleks Nahdlatul Wathan di Buluminung, Penajam, Kalimantan Timur.
Pembangunan pondok pesantren dan kantor pusat Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) berdiri di lahan seluas 11 hektare dengan harapan terwujudnya ekosistem untuk pendidikan, sosial kemasyarakatan, dan dakwah.
Sementara itu, target pembangunan kantor dan ponpes tersebut direncanakan rampung sebelum presiden Republik Indonesia resmi berkantor di IKN.
Sejauh ini, proses pembangunan IKN telah mencapai sekitar 78 persen dan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-79 rencananya bakal digelar di ibu kota negara baru ini.
TGKH Lalu Gede Zainuddin Atasni selaku Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan berharap pondok pesantren yang dibangunnya ini bakal menjadi salah satu pesantren terbesar di ibu kota negara Nusantara.
Tujuannya tiada lain sebagai sarana dakwah Nahdlatul Wathan dalam penyebaran nilai-nilai Islam di Indonesia.
Pengurus PB Nadhlatul Wathan Hadir dalam Peletakan Batu Pertama
Sebagai ormas Islam yang membangun pesantren dan kantor di IKN, sejumlah pengurus periode 2024-2029 pun turut hadir dalam peletakan batu pertama.
Setelahnya, rombongan melanjutkan kunjungan ke lokasi pembangunan Istana Presiden di IKN yang didampingi oleh Direktur Pelayanan Dasar OIKN.
Dalam kesempatan tersebut, pihak OIKN menyambut baik Nahdlatul Wathan untuk mendukung program percepatan pembangunan ibu kota negara serta mendukung langkah nyata pembangunannya.
Profil Nahdlatul Wathan, Ormas Islam Pertama di IKN yang Bangun Ponpes
Mengutip laman esi.kemdikbud.go.id, Nahdlatul Wathan adalah organisasi Islam yang berdiri di Nusa Tenggara Barat pada 1 Maret 1953 dan memfokuskan gerakannya di bidang pendidikan, sosiak, dan dakwah.
Jika mengacu pada fokus yang diusung oleh Nahdlatul Wathan, tak heran kiranya NW menjadi ormas Islam pertama di IKN yang membangun ponpes dan kantor.
Sampai tahun 1977, Nahdlatul Wathan tercatat telah mendirikan sebanyak 647 pendidikan dari tingkat taman kanak-kanan hingga perguruan tinggi.
Pada tahun 2016, tercatat lebih dari 1.000 madrasah yang telah didirikan oleh NW.
Angka tersebut diprediksi akan terus bertambah seiring pembangunan lainnya, termasuk pembangunan ekosistem pendidikan di IKN.
Berdirinya organisasi Nahdlatul Wathan berawal dari Pesantren al-Mujahidin (1934) di Lombok, lantas bertransformasi menjadi Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dan Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI).
Keduanya merupakan madrasah yang mengombinasikan sistem pendidikan klasikal dan modern.
Hingga 1952/1953, NWDI dan NBDI mempunyai 66 madrasah yang tersebar di NTB dan kondisi itu pun mendorong berdirinya suatu organisasi yang berfungsi untuk membina sekaligus memelihara seluruh kegiatan sekolah.
Maka, terbentuklah Nahdlatul Wathan sebagai organisasi struktural dan resmi.
Sementara menukil tempo.co, pada mulanya NWDI dan NBDI adalah bagian dari Nahdlatul Ulama (NU) yang masuk ke Sunda Kecil, sebutan wilayah Nusa Tenggara, sejak 1930.
Saat itu, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Mjid diangkat sebagai Konsulat NU Sunda Kecil pada 1950.
Kini, Nahdlatul Wathan dipimpin oleh TGKH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani yang merupakan cucu pendiri NW.
Muhammad Zainuddin Atsani pertama kali terpilih sebagai ketua pada Muktamar XIV NW yang dihelat di Hotel Lombok Mataram, 25—27 Juni 2019 silam.
Setelah lima tahun kepemimpinannya, TGKH Lalu Muhammad Zainuddin Atsani kembali didapuk sebagai Ketua UMUM PBNW dalam Muktamar XV yang digelar pada 3—5 Mei 2024 di Balikpapan, Kalimantan Timur.
***
Semoga artikel ini bermanfaat, ya.
Yuk, dapatkan pilihan hunian di lokasi strategis hanya di Rumah123 karena #SemuaAdaDisni!
**sumber gambar: Humas NW
