Fakta Kereta Cepat IKN, Hubungkan Kalimantan-Malaysia-Brunei?

Presiden Jokowi sedang berpose di depan Kereta Cepat IKN

Foto ilustrasi kereta cepat IKN: Emitennews.com

Kereta cepat IKN bisa menjadi salah satu fasilitas transportasi penting di ibu kota baru.

Kehadirannya bisa menghubungkan dua atau lebih wilayah di Kalimantan melalui moda transportasi cepat.

Seperti diketahui, Indonesia juga baru saja memiliki kereta cepat bernama Whoosh.

Kereta yang bisa melaju hingga 350 kilometer per jam ini bisa memangkas perjalanan dari Jakarta ke Bandung menjadi 45 menit saja.

Keretanya memiliki interior luas, nyaman, dan modern, dengan 3 kelas berkapasitas total hingga 601 penumpang.

Lantas, seperti apa fakta-fakta mengenai rencana kereta cepat IKN? Mari ketahui infonya di bawah ini!

Kemungkinan akan Dibangun Setelah 2024

Kereta cepat sedang melaju di atas rel

Foto: tvonenews.com

Pembangunan kereta cepat IKN sudah pernah disinggung oleh Deputi Teknologi Hijau dan Digital IKN, Ali Berawi.

Ia menyebut, kereta cepat merupakan rencana pembangunan moda transportasi yang akan dilakukan setelah 2024.

Nantinya, kereta cepat dan MRT akan menghubungkan IKN dengan berbagai daerah mitra di sekitarnya, yakni Balikpapan dan ibu kota provinsi lainnya di wilayah Kalimantan.

“Akan dibangun moda transportasi berbasis rel dalam kota (MRT) dan kereta cepat yang menghubungkan IKN dengan daerah mitra Balikpapan dan ibu kota provinsi lainnya di wilayah Kalimantan,” ujar Ali Berawi, dikutip dari laman dephub.go.id.

Berdasarkan penjelasan Ali, pembangunan kereta cepat IKN adalah tahap lanjut dari pengembangan IKN.

Jadi, kemungkinan besar kita tidak akan melihat kereta cepat di IKN dalam waktu dekat.

Wacana Kerja Sama dengan Brunei Darussalam

Kereta cepat

Foto: Linggau Pos

Pada 2024, muncul wacana mengenai pembangunan kereta cepat IKN oleh perusahaan milik Brunei Darussalam, Brunergy Utama Sdn Bhd.

Brunergy, perusahaan yang fokus pada pembangunan proyek infrastruktur utama, berencana membangun jaringan kereta cepat bernama Trans Borneo Railway (TBR).

Berdasarkan rilis resminya yang dikutip dari CNBC Indonesia, kereta cepat tersebut akan menghubungkan Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Keretanya akan melaju dengan kecepatan maksimal 320 kilometer per jam dengan tipe kereta peluru (bullet train).

Jika terlaksana, TBR akan dibangun dalam dua tahap, dengan rute sepanjang 1.620 kilometer, dengan jarak antarstasiun sekitar 150 kilometer.

Tahap pertama melibatkan beberapa daerah, yakni:

  • Kota Kinabalu,
  • Kimanis/Papar,
  • Beaufort-Sipitang,
  • Lawas,
  • Bangar,
  • Limbang,
  • Bukit Panggal,
  • Miri,
  • Bintulu,
  • Sibu Sri Aman,
  • Kuching,
  • Sambas,
  • Singkawang
  • Mempawah, dan
  • Pontianak.

Sementara itu, pada tahap kedua, akan melibatkan:

  • Bukit Panggal (di Brunei) hingga Long Seridan,
  • Ba’ Kelalan,
  • Long Bawan,
  • Malinau,
  • Tanjung Selor,
  • Tandjungredeb,
  • Pengadan,
  • Lubuk Tutung,
  • Bontang,
  • Samarinda, dan
  • Balikpapan.

Dalam proposalnya, Brunergy menyebut, total investasi yang harus dikeluarkan untuk membangun rencana kereta cepat mencapai US$ 70 billion atau RM 330 billion.

Totalnya setara dengan Rp1.114 triliun (kurs Rp 15.925/US$).

Respons Pemerintah

Kereta cepat KCIC

Foto: KCIC

Rencana pembangunan kereta cepat IKN masih sebatas ide saja.

Kendati begitu, beberapa pejabat negara dan pemerintahan, termasuk presiden, sudah menanggapi mengenai rencana kereta cepat tersebut.

Hingga tulisan ini dibuat, Presiden Jokowi mengatakan belum ada komunikasi dengan pihak penyelenggara.

“Belum [ada komunikasi] tetapi saya tahu itu sudah ada [rencana dari perusahaan Brunei]. Itu perencanaan lama,” kata Jokowi kepada wartawan, dikutip dari bisnis.com.

Hal senada juga dikatakan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa.

Ia mengatakan, rencana pembangunan kereta cepat IKN hanya sebatas ide saja.

“Belum, belum. Itu masih sebatas hanya idenya saja,” kata Suharso, dikutip dari detik.com.

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko telah mengungkapkan dampak positif dan negatif dari rencana pembangunan kereta cepat tersebut.

Menurutnya, kereta cepat itu bisa menjadi hal yang positif, karena menghubungkan sektor transportasi manusia dan barang, dari Indonesia menuju Brunei.

“Satu sisi positif, tapi sisi yang lain negatifnya juga ada. Memudahkan penyelundupan, senjata, narkoba, orang tanpa kita teliti dan seterusnya,” katanya, dikutip dari Kompas.com.

Jadi, itu dia pembahasan seputar kereta cepat IKN.

Bagaimana menurutmu? Apakah kereta cepat adalah fasilitas transportasi yang harus segera dibangun di IKN?

Jika ingin mendapatkan info lebih lanjut seputar IKN dan prospek propertinya, kamu bisa mengunjungi laman IKN persembahan dari Rumah123.

***

Referensi

  1. Artikel Detik.com berjudul “Proyek Kereta Cepat Tembus IKN Masih Wacana, Ini Buktinya”. (https://finance.detik.com/infrastruktur/d-7281279/proyek-kereta-cepat-tembus-ikn-masih-wacana-ini-buktinya). Diakses pada 13 Mei 2024.
  2. Artikel Bisnis.com berjudul “4 Fakta Menarik Soal Rencana Megaproyek Kereta Cepat Brunei-IKN”. (https://ekonomi.bisnis.com/read/20240404/98/1755488/4-fakta-menarik-soal-rencana-megaproyek-kereta-cepat-brunei-ikn). Diakses pada 13 Mei 2024.
  3. Artikel CNBC Indonesia berjudul “Gempar! Ini Mega Proyek Kereta Cepat Kalimantan Tembus IKN, Rp1114 T”. (https://www.cnbcindonesia.com/news/20240403162239-4-528002/gempar-ini-mega-proyek-kereta-cepat-kalimantan-tembus-ikn-rp-1114-t). Diakses pada 13 Mei 2024.
  4. Artikel Kompas.com berjudul “Ini Dampak Kehadiran Kereta Cepat Brunei-IKN”. (https://ikn.kompas.com/read/2024/04/05/082657987/ini-dampak-kehadiran-kereta-cepat-brunei-ikn). Diakses pada 13 Mei 2024.