Wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) diklaim minim dari kejadian bencana, seperti tanah longsor, banjir, dan kebakaran hutan.
Kendati demikian, tentu saja tetap ada kemungkinan bencana alam terjadi di IKN Nusantara.
Karena itu, pemerintah telah mengupayakan langkah mitigasi atau pencegahan agar bencana, seperti jalan IKN longsor tidak terjadi.
Adapun upaya mitigasi bencana kawasan IKN diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Ibu Kota Nusantara Tahun 2022-2042.
Langkah mitigasi apa yang dimaksud? Berikut penjelasannya.
Mempertahankan Ruang Hijau
Dari segi konsep besar, IKN akan dirancang sebagai green forest city.
IKN akan mempertahankan ruang hijau lebih dari 75 persen dari 6.600 hektare luas area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
Hal itu sempat dikatakan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
“Untuk menjaga kelestarian lingkungan, beberapa hal yang dilakukan yakni melakukan mitigasi potensi bencana longsor (landslide), antara lain dengan mempertahankan ruang hijau lebih dari 75 persen dari 6.600 hektare luas area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), serta memasang sensor monitoring pergerakan tanah,” ujar Basuki dikutip dari Republika.co.id.
Merancang Kemiringan Jalan
Upaya mitigas lain yang dilakukan dalam mencegah jalan IKN longsor adalah dengan membangun mengikuti topografi.
Misalnya, pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan cekungan untuk embung, menghindari pengupasan tebing atau lereng, menghindari pembangunan di lokasi dengan kerentanan gerakan tanah tinggi, dan merancang jalan dengan kemiringan kurang dari 10 persen.
Menurut Menteri Basuki, pihaknya akan seminimal mungkin melakukan metode proses pengerjaan tanah cut and fill.
“Kita ingin memanfaatkan topografi daerah tersebut menjadi estetikanya IKN,” kata Basuki, dikutip dari Republika.co.id.
Utamakan Kualitas dan Bantuan Teknologi
Lebih lanjut, Menteri Basuki juga mengatakan soal pembangunan infrastruktur IKN yang harus memerhatikan tiga aspek.
Ketiga aspek tersebut di antaranya adalah kualitas, menjaga kelestarian, dan memerhatikan estetika.
Untuk menjamin kualitas, pemerintah bahkan meminta dukungan dari Jepang.
“Kami juga meminta dukungan dari JICA Jepang (Japan International Cooperation Agency) untuk ikut mensupervisi pekerjaan ini. Jadi enggak main-main untuk kualitas,” kata Basuki, dikutip dari Kontan.co.id.
Aspek teknologi juga disertakan dalam upaya mitigasi jalan IKN longsor.
Teknologi tersebut adalah dengan memasang sensor monitoring pergerakan tanah.
Sehingga, apabila terjadi potensi pergerakan tanah atau longsor, bisa langsung diketahui sedini mungkin.
Meminimalkan Penebangan Pohon
Upaya mitigasi lainnya adalah dengan meminimalkan penebangan pohon.
Hal itu dilakukan untuk beberapa alasan. Pertama, pemerintah ingin tetap mempertahankan estetika lingkungan alami di IKN.
Kedua, pemerintah ingin menjaga agar kondisi tanah di kawasan IKN masih kuat dan terhindar dari longsor.
Dengan begitu, IKN menjadi kota yang tahan terhadap longsor dan juga menjadi smart forest city.
Menteri Basuki mengatakan, untuk mewujudkan hal itu, harus ada pengawasan.
“Memang tidak gampang untuk mengubah itu. Jadi jangan dibiarkan operator alat berat berjalan sendiri, semua harus dipandu,” ujar Basuki.
Referensi
- Artikel Kompas.com dengan judul “Mitigasi Bencana di IKN, Otorita Susun Kajian Risiko Bersama BNPB”. (https://ikn.kompas.com/read/2024/03/11/160000487/mitigasi-bencana-di-ikn-otorita-susun-kajian-risiko-bersama-bnpb?page=all). Diakses pada 21 Juni 2024.
- Artikel Kontan.co.id dengan judul “Kementerian PUPR Siapkan Mitigasi Bencana Kawasan IKN Nusantara”. (https://nasional.kontan.co.id/news/kementerian-pupr-siapkan-mitigasi-bencana-kawasan-ikn-nusantara). Diakses pada 21 Juni 2024.