Indonesia jajaki kerja sama dengan Tiongkok untuk menjadikan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota masa depan, sebab Negeri Tirai Bambu tersebut memiliki pengalaman merancang kota canggih Shenzhen.
Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Xi Jin Ping.
Salah satu hasil pertemuan tersebut adalah menyepakati kerja sama yang lebih erat dan konkret antara IKN dan Shenzhen.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama antara IKN dan Shenzhen oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bersama Kepala OIKN Bambang Susantono yang mewakili Pemerintah Indonesia, serta National Development and Reform Commission (NDRC) Zheng Shanjie bersama Wali Kota Shenzen Qin Weizhong yang mewakili Pemerintah Tiongkok.
Setelah pertemuan tersebut, Kepala OIKN Bambang Susantono bertemu dengan Wali Kota Shenzhen Qin Wei Zhong di Shenzhen untuk jajaki kerja sama membangun kota masa depan.
Bambang juga bertemu dengan Urban Planning and Design Institute of Shenzhen (UPDIS) guna meninjau command center di Shenzhen.
Selain itu, ia tutur menyaksikan implementasi beberapa teknologi smart city terbaru yang tengah dikembangkan di kota tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Wali Kota Shenzhen membagikan pengalaman membangun Kota Shenzhen yang dalam 40 tahun terakhir bertransformasi dari kota kecil menjadi metropolitan.
IKN–Shenzhen Gelar Lokakarya Kembangkan Pusat Keuangan Nusantara
Tak sebatas menjadikan IKN sebagai kota masa depan yang canggih, IKN juga akan dikebangkan sebagai pusat keuangan Nusantara.
Untuk mendorong pertumbuhan pusat keuangan Nusantara, OIKN menggelar lokakarya pada Senin (10/12/2023) di The Ritz-Carlton, Jakarta, dengan mengundang delegasi Pemerintahan Shenzhen.
Lokakarya bertemakan “Workshop International Financial Center di Nusantara: Kolaborasi antara Ibu Kota Nusantara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) serta Bank Syariah indonesia dalam pengembangan zona pusat keuangan dan ekonomi di Ibu Kota Nusantara” adalah aktualisasi percepatan pembangunan pusat perekonomian terpadu di Nusantara dengan mengundang delegasi Pemerintahan Kota Shenzhen sebagai pemberi wawasan.
Sebagai informasi, Shenzhen merupakan kota yang dirancang menjadi zona ekonomi eksklusif oleh Pemerintah Tiongkok pada tahun 1980 dan saat ini telah mengalami pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 250.000 persen dari 1980 hingga 2022.
Ini menjadikan Shenzhen menduduki peringkat ke-9 kota perekonomian berdasarkan Global Financial Centres Index 2022.
Simon Xian, delegasi Urban Planning & Design Institute of Shenzhen, menjelaskan rencana yang dibangun oleh Pemerintah Kota Shenzhen sejak 1986 untuk mengembangkan pusat keuangan di Kota Shenzhen yang terbagi menjadi empat rencana besar, yakni:
- Menarik institusi perekonomian untuk hadir di pusat perekonomian Shenzhen
- Meningkatkan perekonomian lokal di distrik khusus pusat keuangan
- Meningkatkan pergerakan pasar modal di Shenzhen
- Mempromosikan fintech dan jasa keuangan yang inovatif
Bambang Susantono mengapresiasi masukan delegasi Shenzhen dalam merencanakan dan membangun Shenzhen menjadi pusat keuangan internasional.
“Untuk mendukung bisnis, keuangan, dan perdagangan di Nusantara membutuhkan medium, yaitu pusat keuangan yang terintegrasi. Shenzhen merupakan percontohan yang baik di mana tidak hanya memiliki pertumbuhan ekonomi di pusat keuangan yang pesat, tetapi pertimbangan sustainability yang juga menjadi perhatian penting dalam pembangunan pusat keuangan di Shenzhen,” tutur Bambang.
Agung Wicaksono, Deputi Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, menyebut diskusi antara pihak-pihak yang terlibat sebagai langkah besar untuk mengaktualisasi keuangan di Nusantara.
Ia turut menambahkan bahwa hal ini juga secara paralel meningkatkan kerja sama bilateral Indonesia–Tiongkok yang bisa berevolusi pada kerja sama di bidang lainnya, terlebih dalam wujudkan kota masa depan Nusantara.
***
Semoga artikel ini bermanfaat untukmu, ya.
Dapatkan pilihan hunian terbaik di Rumah123 karena #SemuaAdaDisini!
**gambar: Kompas, ikn.go.id
