Ibu Kota Nusantara atau IKN sepertinya akan menjadi kota yang unggul dibandingkan kota-kota lainnya di dunia.
Itu karena konsep yang diusungnya, yaitu kota hutan IKN yang menjalankan prinsip green (hijau), smart (pintar), inclusive (inklusif), resilient (ketangguhan), dan sustainable (berkelanjutan).
Konsep IKN sebagai kota hutan pintar dan berkelanjutan ternyata menjadi konsep yang pertama di dunia.
Lantas, upaya apa saja yang akan diwujudkan di IKN agar konsep itu tercipta?
Sebagian Besarnya adalah Hutan Tropis
Luas wilayah daratan IKN adalah 252.660 hektare, terdiri dari 49.490 hektare kawasan IKN dan 196.501 hektare kawasan pengembangan IKN.
Sementara itu, luas wilayah lautan IKN adalah 69.769 hektare.
Dari keseluruhan wilayah tersebut, sebagian besarnya akan menjadi hutan tropis.
Bambang Susantono, yang pernah menjabat Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), sempat mengatakan, hanya 25 persen dari area nusantara yang akan dibangun.
“Sedangkan 75% sisanya akan menjadi area hijau yang termasuk 65% area tersebut tetap sebagai hutan tropis. Kondisi ini akan memungkinkan warga Nusantara hidup berdampingan dengan alam,” kata Bambang, dikutip dari laman ikn.go.id.
Adapun sebagian besar wilayah itu akan menjadi hutan tropis.
Kendati begitu, saat ini sebagian besar hutan di wilayah IKN adalah hutan produksi.
Karena itu, pemerintah harus berupaya mengembalikan kawasan hutan produksi tersebut menjadi hutan tropis, melalui proses reboisasi.
“Pengembalian hutan tropis akan dimungkinkan melalui proses reboisasi dalam rangka memulihkan ekologi,” kata Bambang.
Menjadi Kota Netral Karbon
Dengan konsep hutan tersebut, IKN ditargetkan menjadi kota netral karbon pada 2045.
Jadi, nantinya di wilayah IKN tidak akan ada emisi karbon yang bisa membuat perubahan iklim.
Semakin banyak emisi karbon yang dilepas ke atmosfer, akan semakin menghangat juga suhu planet ini.
Selain bisa berperan dalam mengurangi emisi karbon, keberadaan hutan tropis di IKN juga bisa mengurangi risiko banjir dan meningkatkan daya serap air.
Wujud komitmen IKN sebagai kota hutan untuk mengurangi emisi karbon juga didukung oleh studi OIKN dan Asian Development Bank (ADB).
Studio itu menjelaskan seperti apa Nusantara akan menjadi kota yang mendukung net-zero emission.
Tak hanya untuk Indonesia, keberhasilan IKN tentu juga bisa menjadi sumbangsih penting bagi dunia agar menciptakan kota berkelanjutan.
Simpan Potensi Biodiversitas dan Biomedicine
Selain mendukung net-zero emission, kota hutan IKN juga bisa mendukung pengembangan lebih lanjut keanekaragaman hayati.
Bahkan, keberadaan kota hutan IKN dipandang bisa menjadi kesempatan baik bagi pengembangan tanaman untuk bidang kesehatan.
Hal tersebut sempat diungkapkan oleh Prof. Dr. Mustofa, Apt., M.Kes., dari FK-KMK UGM pada Round Table Discussion bertema “IKN, Biodiversitas, dan Pengembangan Biomedical Berbasis Herbal” pada Selasa (28/11/2023).
Menurutnya, di Kalimantan ada 80 persen spesies tanaman obat dunia, dan yang baru terdaftar di BPOM ada sekitar 25.000-30.000 spesies.
“Nantinya kalau kita benar-benar pindah ke IKN, tentunya ini sangat potensial,” ujar Mustofa.
Mayoritas, lanjutnya, tanaman-tanaman di Kalimantan bisa untuk mengatasi kanker, gangguan organ dalam, dan menjadi bahan baku kosmetik potensial.
Beberapa tanaman yang potensial di antaranya adalah pasak bumi, akar kuning, bajakah, sarang semut, dan sekungbak.
Berkontribusi pada Sustainable Development Goals
Saat ini, negara-negara di dunia ramai-ramai sedang menggalakkan kampanye global SDGs (sustainable development goals).
Pembangunan kota hutan IKN mendukung kampanye tersebut.
IKN menjadi kota pertama di Indonesia yang mendukung kampanye global yang selaras dengan agenda pencapaian pembangunan berkelanjutan (SDGs) PBB pada tahun 2030.
Karena itu, menurut Tenaga Ahli Pimpinan Bidang Manajemen Kawasan Perkotaan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Viby Indrayana, IKN tidak akan menghilangkan habitat hidup satwa liar.
“Melalui IKN kita tunjukkan komitmen untuk melestarikan dan melindungi keanekaragaman hayati nusantara termasuk di dalamnya yang terancam punah melalui rencana positif alam nusantara, dalam memastikan keberadaan dan keamanan habitat satwa liar,” kata Viby Indrayana, dikutip dari rri.co.id.
Referensi
- Artikel IKN berjudul “Nusantara, Akan Jadi Ibu Kota Negara dengan Konsep Forest City yang Pertama di Dunia”. (https://www.ikn.go.id/en/nusantara-akan-jadi-ibu-kota-negara-dengan-konsep-forest-city-yang-pertama-di-dunia). Diakses pada 7 Juni 2024.
- Artikel UGM berjudul “Mengusung Konsep Kota Hutan, IKN Simpan Potensi Biodiversitas dan Biomedicine yang Menjanjikan”. (https://ugm.ac.id/id/berita/mengusung-konsep-kota-hutan-ikn-simpan-potensi-biodiversitas-dan-biomedicine-yang-menjanjikan/). Diakses pada 7 Juni 2024.
- Artikel RRI berjudul “IKN Dibangun di Atas Hutan Produksi”. (https://www.rri.co.id/nasional/614879/ikn-dibangun-di-atas-hutan-produksi). Diakses pada 7 Juni 2024.