Groundbreaking Gedung DPR IKN Dimulai Tahun 2025, Desain Tengah Dimatangkan

desain gedung dpr ikn

Gedung DPR IKN rencananya akan dibangun terakhir, tepatnya mulai groundbreaking pada tahun 2025 mendatang. Hingga saat ini, desain bangunnya masih dimatangkan.

 

Wahyu Sanjaya, Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Demokrat, mengusulkan pembangunan gedung DPR di Ibu Kota Nusantara (IKN) dilakukan paling belakangan setelah seluruh prioritas IKN selesai.

 

“Saya pribadi mengusulkan kalau bisa gedung DPR itu yang paling terakhir saja pembangunannya karena kan bahwasannya prioritas yang dibutuhkan untuk membangun ibu kota negara sedemikian besar, jadi kita harus mengalah memberikan skala prioritas terlebih dahulu kepada pemerintah,” tutur Wahyu dalam rapat dengan Kepala Otorita di IKN di Gedung Komisi II DPR, Senin (18/3/2024), dilansir dari detik.com.

 

“Jadi mungkin setelah seluruhnya selesai, barulah kita yang terakhir. Kalau perlu yang di paling pojok paling kecil pun tidak masalah, tetapi yang paling terakhir saja [pembangunannya],” imbuhnya.

 

Dalam kesempatan terpisah, Kepala OIKN Bambang Susantono mengatakan bahwa pembangunan gedung DPR IKN masih dibicarakan oleh pihaknya.

 

Di samping itu, untuk desain bangunannya sendiri juga tengah dilakukan oleh pihak Kementerian PUPR.

 

“Kalau di jadwal kalau tidak salah mulai tahun depan ya di 2025,” kata Bambang selepas rapat dengan Komisi II DPR RI.

 

Bambang menilai pembangunan gedung DPR RI IKN cukup penting untuk melengkapi trias politika, yakni adanya lembaga yudikatif, legislatif, dan eksekutif.

 

Dengan demikian, IKN dapat berfungsi secara utuh.

 

Perihal desain gedungnya, Kementerian PUPR telah menetapkan pemenang sayembara kompleks perkantoran legislatif.

 

Kendati demikian diputuskan tidak ada juara pertama, tetapi terdapat dua karya yang ditetapkan sebagai juara.

 

Juara kedua adalah Sasana Swara Nusantara dan Rajut Swara Indonesia, sedangkan juara ketiga dimenangkan oleh Lingkar Demokrasi.

Desain Pemenang Sayembara Gedung DPR IKN

1. Sasana Swara Nusantara dan Rajut Swara Indonesia

 

sasana swara nusantara

 

Sasana Swara Nusantara adalah desain kompleks perkantoran legislatif karya Airmas Asri yang berkolaborasi dengan MBLA Studio.

 

Jika diartikan secara harfiah, Sasana Swara Nusantara memiliki makna “tempat berkumpulnya suara rakyat Nusantara”.

 

Secara filosofis, konsepnya tetap mempertahankan sumbu tripraja kawasan, di mana berawal dari satu titik yang saling terhubung di kawasan Nusantara.

 

Kemudian secara simbolis, desain ini menggambarkan kesatuan tekad dalam mencapai satu tujuan, yakni memperjuangkan kepentingan rakyat.

 

Desain kompleks perkantoran legislatif ini mengedepankan konsep hemat energi dengan memanfaatkan ruang-ruang yang berada di antara alam untuk memaksimalkan penghawaan alami.

 

2. Lingkar Demokrasi

 

desain lingkar nusantara

 

Lingkar Demokrasi adalah karya yang dirancang oleh firma arsitektur bernama Urbane Indonesia yang berbasis di Bandung.

 

Reza Achmed Nurtjahja selaku Principal Urbane Indonesia menjelaskan mengenai konsep desain yang diikutsertakan dalam sayembara kompleks legislatif itu.

 

“Konsep besar desain bangunan legislatif ini mengacu pada kondisi lahan yang sangat berkontur dan memiliki beberapa bukit dan dominan, bukan tanah rata,” tutur Reza, dikutip dari kompas.com (3/5/2024).

 

Reza memaparkan bahwa kondisi lahan dengan tanah unik yang tidak menguntungkan untuk dibuat tapak langsung dan lingkungan alami dengan pepohonan eucalyptus membuat semua bangunan dirancang pilotis atau berbentuk panggung.

 

Dengan demikian, kontur lahan sebisa mungkin dipertahankan serta ekosistem di lokasi tersebut diperkuat dengan pendekatan lanskap tropis dan basah.

 

Alhasil, desainnya sangat memperhatikan keberadaan air dalam membentuk ekosistem setempat.

 

Desain ini mencakup empat bangunan utama lembaga legislatif, yakni sidang paripurna, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

 

Bangunan-bangunan tersebut dikelompokkan dalam klaster lingkaran sehingga sebisa mungkin bangunan lembaga legislatif dan ruang sidang paripurna yang menjadi pusatnya dibuat mendekat.

 

Pemilihan bentuk lingkaran ini juga ditujukan untuk mengefisiensikan sirkulasi, sistem banguna, dan juga lebih memudahkan orientasi pengguna bangunan.

 

***

 

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Property People.

 

Dapatkan hunian idaman hanya di Rumah123 karena #SemuaAdaDisini!

 

 

**gambar: indonesiadesign, kompas.com