Mengungkap Filosofi Burung Garuda Raksasa di Istana Kepresidenan IKN

patung garuda ikn

Berdiri megah di lahan seluas 11.200 meter persegi pada ketinggian 83,50 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan bentang sayap 230 meter, Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sangat mencuri perhatian. Kira-kira apa filosofi burung garuda raksasa itu, ya?

 

Pembangunan Tahap I IKN ditargetkan rampung Juli 2024 guna bisa difungsikan sebagai tempat upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia mendatang.

 

Ketua Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN Nusantara Danis Sumadilaga menyebut progres pembangunan kantor residen sudah mencapai 92 persen.

 

Satgas menargetkan proyek ini selesai pekan ke dual Juli 2024.

 

Danis mengatakan bahwa sayap garuda sudah dipasang dan selesai beberapa waktu yang lalu.

 

Pihaknya pun optimis bahwa kantor presiden selesai di bulan Juli meskipun terkendala cuaca.

 

“Masalahnya, hujan. Itu kan di ketinggian, ada (potensi) hujan dan petir,” kata Danis di Kompleks Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jumat (5/7/2024), dikutip dari tempo.co.

 

“Mudah-mudahan selesai pekan depan, tergantung cuaca,” imbuhnya.

 

Dengan demikian, sebentar lagi garuda raksasa akan sepenuhnya menjadi ikon IKN Nusantara.

 

Namun, sebenarnya kenapa garuda raksasa tersebut dipilih untuk menjadi wujud kantor presiden?

 

Simak penjelasannya berikut ini, yuk!

 

Filosofi Burung Garuda Raksasa IKN

 

Istana Garuda selesai 2024

 

Terkait apa filosofi burung garuda raksasa IKN, I Nyoman Nuarta selaku sang perancang membeberkannya.

 

“Dirancang sebagai sesosok rumah yang berasosiasi pada burung garuda. Tidak hanya berhenti pada landmark sebuah kawasan, tetapi lebih sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi,” tutur Nuarta.

 

Nuarta menganggap burung garuda menjadi desain karena kaitannya yang sangat erat dengan Indonesia yang memiliki berbagai perbedaan, silan pandang, keragaman, adat istiadat dan perilaku, maupun perbedaan kepercayaan dan agama.

 

Menurutnya, garuda merupakan simbol persatuan dan menjadi bagian dari lambang negara—Bhinneka Tunggal Ika.

 

Dalam sebuah diskusi dari bertajuk “Menuju Ibu Kota Negara Baru” yang diselenggarakan pada Rabu (23/2/2022), Nyoman juga sempat menjelaskan filosofi burung garuda raksasa yang terpilih sebagai desain istana kepresidenan.

 

“Indonesia memiliki lebih dari 1.000 suku bangsa. Ini tidak mungkin diserap di satu bentuk bangunan. Maka dari itu saya pilih Garuda,” kata Nyoman Nuarta, dikutip dari Antara.

 

Nyoman menjelaskan bahwa dirinya bertugas untuk merancang desain dasar yang terdiri dari 12 bangunan.

 

Ia mengungkap konsep istana buatannya harus mewakili dan mempresentasikan keanekaragaman budaya Indonesia.

 

Menurutnya, simbol garuda dan 12 bangunan lainnya tidak identik dengan salah satu budaya saja.

 

Dengan demikian, filosofi pemilihan burung garuda tersebut menekankan pada aspek keanekaragaman budaya.

 

***

Semoga bermanfaat, Property People.

 

Dapatkan hunian impianmu di Rumah123 karena #SemuaAdaDisini!

 

 

**gambar: kemenparekraf.go.id