Dampak ekonomi pemindahan ibu kota negara baru tidak hanya menyoal tentang perdagangan antarwilayah yang berpotensi meningkat, tetapi juga membuka peluang untuk mendorong output di sektor lain.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional alias Bappenas menyatakan bahwa pemindahan IKN bakal memberikan dampak positif terhadap perekonomian.
Dalam prediksi Bappenas, akan ada kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 0,1 persen.
Hal tersebut, kata Bappenas, bersumber dari pemanfaatan sumber daya potensial seperti pembukaan lahan untuk keperluan infrastruktur produktif dan pembukaan lapangan kerja bagi sumber daya manusia terampil.
Pasalnya, sejauh ini SDM yang terampil belum termanfaatkan secara maksimal.
Sementara itu, dalam jurnal berjudul Analisis Dampak dan Resiko Pemindahan Ibu Kota Negara terhadap Ekonomi di Indonesia yang ditulis Siti Amila dkk. dari UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, disebutkan bahwa sekitar 54,54 persen kegiatan ekonomi terpusat di pulau Jawa.
Di sisi lain, Kalimantan yang notabene akan menjadi kawasan ibu kota negara baru, persentase kegiatan ekonominya hanya berada di angka 8,20 persen.
Lantas, apa saja dampak ekonomi pemindahan ibu kota negara yang akan terasa?
Dampak Ekonomi Pemindahan Ibu Kota Negara
1. Mendorong Penciptaan Kesempatan Kerja
Mengutip laman ikn.go.id, disebutkan bahwa dampak ekonomi pemindahan ibu kota dalam jangka pendek, khususnya masa-masa konstruksi, bisa mendorong penciptaan kesempatan kerja.
Pembangunan ibu kota baru diharapkan bisa menarik banyak tenaga kerja baru sehingga mampu mengurangi jumlah pengangguran serta menurunkan angka kemiskinan.
2. Menurunkan Kesenjangan Pendapatan Antarkelompok
Sejauh ini, kesenjangan pendapatan antarkelompok dinilai cukup jomplang dan adanya indikasi ketimpangan.
Dengan pemindahan ibu kota negara, permasalahan tersebut berpeluang dapat diminimalisir.
Pasalnya, sektor perekonomian akan lebih terdiversifikasi ke arah sektor yang lebih padat sehingga bisa membantu untuk menurunkan kesenjangan antarkelompok pendapatan, baik di tingkat regional maupun di tingkat nasional.
3. Mendesak Investasi di Provinsi Ibu Kota Baru
Kemunculan sejumlah investor yang berinvestasi di IKN turut berdampak positif secara ekonomi.
Selain itu, perpindahan ini akan memberikan dorongan investasi yang lebih luas, tidak hanya di area sekitar melainkan merambah ke darah lain dan meningkatkan output.
4. Meminimalisir Inflasi
Dampak inflasi di provinsi lokasi ibu kota baru, dalam hal ini Kalimantan, akan bisa diminimalisir jika provinsi tersebut mempunyai kesiapan infrastruktur yang lebih baik dan sektor produksi yang relatif beragam.
Sejauh ini, progres infrastruktur pembangunan di IKN batch satu sudah mencapai lebih dari 80 persen.
Hal tersebut meliputi pembangunan istana negara, kantor presiden, kantor kementerian, rumah jabatan menteri, rumah ASN 12 tower, dan lain sebagainya.
Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sementara itu, dalam jangka pendek, Badan Anggaran DPR RI dan pemerintah menyepakati terget sasaran pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar 5,3 hingga 5,6 persen pada tahun 2025.
Di sisi lain, berkaca pada data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan 1 2024 tercatat 5,11 persen secara tahunan.
Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun 2015.
Hal ini turut dikomentari oleh presiden Joko Widodo alias Jokowi pada Mei 2024 lalu.
“Negara-negara besar sudah masuk ke jurang resesi, negara lain juga turun growth-nya, tapi kita mampu tumbuh di angka 5,11 persen,” ucapnya sebagaimana dikutip dari presidenri.go.id.
Namun, pada triwulan kedua 2024 pertumbuhan ekonomi sedikit melambat yang disebabkan oleh berbagai faktor, beberapa di antaranya dikarenakan inflasi dan adanya daya beli masyarakat yang menurun.
***
Semoga ulasannya bermanfaat, ya.
Baca terus informasi mengenai IKN teraktual hanya di Rumah123 karena #SemuaAdaDisini!
**Gambar: PUPR