Pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur akan segera dilakukan pada 2024. Dua wilayah sudah dipilih sebagai lokasi ibu kota negara baru, salah satunya adalah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai. Selain itu, ada tiga wilayah lainnya, yaitu Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur serta Kota Bontang.
Berdasarkan sejarah, Kabupaten Kutai dulunya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura dan Kerajaan Kutai, kerajaan Hindu tertua di Indonesia.
Wilayah ini resmi menyandang nama Kabupaten Kutai Kartanegara pada 2002. Hal-hal tentang perubahan nama tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8/2002.
Secara geografis, Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai luas wilayah 27.263,10 kilometer persegi, dan 18 kecamatan yang terdiri dari:
Jantung Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri berada di Kecamatan Tenggarong dengan penduduk sebanyak 108.539 jiwa, yang tersebar di 12 kelurahan dan 2 desa.
Tentunya, pemerintah tidak begitu saja memilih Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai lokasi ibu kota negara baru. Keputusan tersebut diambil, karena wilayah ini mempunyai banyak kelebihan.
Kabupaten Kutai Kartanegara terpilih sebagai lokasi ibu kota negara baru, lantaran minim risiko bencana. Hal ini diungkapkan oleh pemerintah berdasarkan hasil riset selama ± 3 tahun.
Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor dan lain-lain jarang terjadi. Namun perlu digarisbawahi bahwa “minim” bukan berarti bebas sepenuhnya.
Pasalnya, Kalimantan Timur mempunyai tiga sesar aktif, yaitu Maratua, Mangkalihat dan Paternoster. Selain itu, ada potensi banjir di wilayah-wilayah dekat hulu daerah aliran sungai (DAS).
Kendati demikian, kabupaten ini masih relatif aman apabila dibandingkan dengan wilayah lain di tanah air. Makin minim risiko bencana, makin minim pula risiko investasi tangible asset di sini.
Salah satu urgensi pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur ialah mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan merata, khususnya di kawasan tengah dan timur.
Pemilihan Kabupaten Kutai Kartanegara tak hanya memaksimalkan potensi wilayah regional, namun juga melahirkan pusat ekonomi baru tanah air.
Bicara tentang potensi wilayah, Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri sangat kaya akan sumber daya alam. Minyak bumi, gas alam, batubara mendominasi perekonomian lebih dari 50%.
Sektor lainnya yang ikut menggerakkan roda ekonomi wilayah ini adalah pertanian, kehutanan, perdagangan, hotel dan pariwisata, industri pengolahan, bangunan, keuangan dan sebagainya.
Tak hanya punya sumber daya alam yang melimpah, Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki sarana dan prasarana umum yang prima, sehingga bisa menunjang pembangunan ibu kota baru.
Selain infrastruktur fisik, pemerintah daerah juga mengedepankan kebutuhan fundamental seperti kebutuhan pendidikan. Ada program wajib belajar 12 tahun dengan membebaskan biaya pendidikan.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, ada 379 TK, 476 SD, 151 SMP, 52 SMA, dan 44 SMK di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Wilayah ini juga mempunyai beberapa perguruan tinggi swasta dengan pelayanan pendidikan bagus. Di antaranya Universitas Kutai Kartanegara dan Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong.
(28-9-1782)
(729,382)
(18)
(44 & 193)
(3.394.513)
(23° - 32°C)
(3 km/jam)
(95%)
(0 dari 10)
(27.263,1 km²)