Stadion Mandala Krida adalah salah satu fasilitas olahraga yang cukup terkenal di Yogyakarta.Â
Selain menjadi venue pertandingan sepak bola, stadion ini juga bisa digunakan sebagai venue olahraga lainnya seperti sepatu roda, atletik, dan balap motor.Â
Bahkan, stadion ini pun kerap dijadikan venue untuk menggelar kegiatan di luar olahraga, seperti bazar, konser, dan sebagainya.Â
Meski begitu, Stadion Mandala Krida sejatinya identik dengan klub sepak bola, PSIM Mataram Yogyakarta.Â
Pasalnya, Stadion Mandala Krida merupakan stadion kandang atau homebase bagi klub berjulukan Laskar Mataram itu, dalam mengarungi kompetisi nasional.Â
Tidak hanya PSIM, pada kompetisi Divisi Utama Indonesia musim 2002 hingga 2003, Stadion Mandala Krida juga pernah digunakan oleh PSS Sleman sebagai homebase.Â
Namun, hanya dua musim klub berjuluk Super Elja (Elang Jawa) itu bermarkas di Stadion Mandala Krida.
Setelahnya, PSS sempat kembali ke Stadion Tridadi, sebelum akhirnya menjadikan Stadion Maguwoharjo sebagai homebase resminya.
Stadion Mandala Krida mulai dibangun pada 1976, dengan menempati lahan kosong milik Kasultanan Yogyakarta.Â
Latar belakang pembangunan Stadion Krida disebabkan oleh kebutuhan sarana dan prasarana olahraga, khususnya sepak bola yang lebih representatif.Â
Sebelumnya, Yogyakarta memiliki Stadion Kridoharsono sebagai ikon olahraga dan sepak bola di daerah tersebut.Â
Stadion Kridoharsono bisa dibilang sebagai salah satu stadion bersejarah di Indonesia, karena sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.Â
Akan tetapi, karena Stadion Kridosono sudah tidak lagi representatif untuk digunakan, maka dibangunlah Stadion Mandala Krida sebagai ikon olahraga baru di Yogyakarta.Â
Proses pembangunan Stadion Mandala Krida bukan tanpa kendala. Kontur tanah yang lembek membuat proses pengerasan lapangan berlangsung lama.Â
Maka itu, proses pembangunan stadion ini pun terbilang cukup lama, karena baru bisa digunakan antara tahun 1983 hingga 1984.Â
Artinya, proses pembangunan stadion hingga akhirnya bisa digunakan memakan waktu sekitar 7 hingga 8 tahun lamanya.Â
Setelah bisa digunakan, Stadion Mandala Krida pun mulai digunakan sejumlah kesebelasan asal Yogyakarta sebagai homebase di kompetisi nasional.Â
Selain PSIM dan PSS, stadion ini juga sempat dijadikan markas oleh sejumlah klub lainnya seperti Perkesa Mataram dan Real Mataram.Â
Namun, seiring waktu, Stadion Mandala Krida mulai mengalami kerusakan di sejumlah sisi, karena minimnya perawatan.
Kerusakan terjadi mulai dari kondisi lapangan yang kerap banjir saat hujan, atap tribun bocor hingga lampu stadion yang kerap mati.Â
Hingga akhirnya, pada tahun 2013, Stadion Mandala Krida mulai direnovasi.Â
Renovasi dilakukan dalam skala besar mulai dari pembangunan ulang tribun penonton dan sejumlah fasilitas olahraga di sekitar stadion.Â
Setelah renovasi, kapasitas Mandala Krida naik jumlahnya, dari yang awalnya hanya 25 ribu penonton menjadi 30 ribu kursi.Â
Rumput lapangan pun diganti dengan jenis zoysia matrella, yang merupakan rumput terbaik untuk lapangan sepak bola.Â
Setelah direnovasi, Stadion Mandala Krida juga memiliki banyak fasilitas memadai.
Mulai dari ruang transit VIP, ruang ganti pemain, ruangan khusus wasit dan panitia penyelenggara, musala, gudang, hingga kamar mandi.
Saat ini, Stadion Mandala Krida masih digunakan PSIM sebagai homebase mereka dalam mengarungi kompetisi sepak bola Indonesia.Â