Pada bagian pesisir utara Kabupaten Tangerang ternyata ada sebuah pulau unik. Pulau itu bernama Pulau Cangkir, karena bentuknya yang mirip cangkir.
Pulau Cangkir menyuguhkan perpaduan tempat wisata bahari sekaligus religi. Sekitar pulau yang indah ini terdapat makam ulama besar di Banten, yakni Syekh Waliyuddin.
Berdasarkan cerita sejarah, ulama besar itu memberikan pengaruh besar untuk kehidupan masyarakat Pulau Cangkir. Beliau pun mendapatkan julukan penjaga lautan.
Wisatawan yang datang ke pulau ini biasanya berinteraksi langsung dengan penduduk setempat. Mereka juga mengamati kehidupan sehari-hari para nelayan.
Lalu aktivitas apa saja yang bisa dilakukan oleh wisatawan di Pulau Cangkir? Berikut ulasan selengkapnya mulai dari harga tiket, jam buka, daya tarik dan lokasinya.
Harga tiket masuk ke Pulau Cangkir Tangerang sangat terjangkau, yaitu Rp20.000. Angka ini diberlakukan untuk pengunjung dewasa maupun anak-anak.
Jika membawa kendaraan, maka harus menyiapkan biaya parkir ya. Tarifnya adalah Rp5.000 untuk kendaraan roda dua, dan Rp10.000 untuk kendaraan roda empat.
Pulau Cangkir buka selama 24 jam penuh, begitu juga dengan makam Syeikh Waliyuddin. Jadi kamu bisa berkunjung ke sini kapan saja tanpa batas waktu.
Baca juga:
8 Mall di Tangerang, Pas untuk Hangout dan Belanja
Kolam Renang Puri Beta, Wisata Air di Perumahan Elit Ciledug
Pulau Cangkir tak pernah sepi pengunjung, berkat keberadaan makam ulama besar Syekh Waliyuddin. Biasanya rombongan peziarah datang ketika hari besar.
Diketahui Syekh Waliyuddin adalah anak dari Sultan Hasanudin, pemimpin dari Kesultanan Banten. Jadi Pulau Cangkir berhubungan erat dengan kesultanan itu.
Nama besar Syekh Waliyuddin menarik orang-orang datang ke Pulau Cangkir, Tangerang. Area makam sang ulama sangat terawat dan terjaga kebersihannya.
Sebuah pohon besar yang menjulang tinggi tumbuh pada area makam. Berdasarkan kepercayaan masyarakat, usia pohon itu kurang lebih 100 tahun.
Tak jauh dari makam Syekh Waliyuddin ada sumber mata air yang berbentuk sumur. Jumlahnya ada dua, sehingga masyarakat menyebutnya sumur kembar.
Kedua sumur itu diberi nama, yakni Sulanjana dan Sulanjani. Maknanya adalah sumber mata air di mana airnya sangat jernih dan menyegarkan.
Wisatawan atau peziarah Pulau Cangkir biasanya menggunakan air sumur Sulanjana dan Sulanjani untuk berwudu atau meminumnya secara langsung.
Masyarakat meyakini sumber mata air di Pulau Cangkir ini sebagai berkat pembawa kebaikan. Jadi tujuan wisatawan selain makam ialah tempat ini.
Jika wisata atau ziarah ke Pulau Cangkir Tangerang, maka rasanya tak lengkap tanpa bermain di pantai. Suasana pantai memang berbatu, tetapi ada area berpasirnya kok.
Pulau Cangkir mempunyai pantai dengan pasir putih yang sangat lembut. Anak-anak bisa bermain di sini, tentu dengan pengawasan orang tua.
Ombak di pantai Pulau Cangkir tak terlalu besar, sehingga aman untuk si kecil. Kondisi air pantainya lumayan jernih, dan pemandangannya pun cantik.
Pengelola Pulau Cangkir menyediakan tempat sewa ban dan pelampung. Saat bermain di area pantai, wisatawan bisa berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
Pulau Cangkir mempunyai hutan bakau yang sangat luas dan rindang. Nah, inilah salah satu daya tarik paling kuat di samping makam Syekh Waliyuddin.
Hutan bakau di sini terdapat pada sepanjang perairan. Keberadaannya bisa mencegah abrasi dan menambah keindahan Pulau Cangkir, Tangerang.
Jika ingin menyusuri hutan bakau, maka pengunjung bisa menggunakan jembatan kayu. Menariknya lagi, di sini terdapat berbagai satwa perairan.
Wisatawan bisa menemukan udang, kepiting, burung sikatan hingga bangau. Bagaimana, banyak hal menarik bukan kalau jalan-jalan ke Pulau Cangkir?
Alamat Pulau Cangkir di Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten. Lokasi ini sekitar 28 kilometer dari pusat kota.
Awalnya Pulau Cangkir berada secara terpisah dari Pulau Jawa. Pada 1995 dibangun sebuah jembatan yang menghubungkan kedua pulau tersebut.
Jembatan itu merupakan hasil swadaya masyarakat setempat dengan pengelola makam Syekh Waliyuddin. Sehingga tak perlu menyebrangi laut untuk ke sini.
Bagaimana, tertarik untuk berwisata sekaligus berziarah ke Pulau Cangkir? Silakan persiapkan dirimu ya. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
Telaga Biru Cisoka, Danau Bekas Galian Tambang dengan Panorama Memukau
Melihat Keindahan Tebing Koja “Kandang Godzilla”
Daya Tarik Citra Raya Water World sebagai Tempat Rekreasi Keluarga