Tangerang Selatan

Tangerang Selatan merupakan salah satu kawasan penyangga DKI Jakarta, sehingga sering dijadikan sebagai lokasi hunian bagi para pekerja komuter.

Kota yang biasa disebut sebagai Tangsel atau Tangerang Kidul ini juga terkenal dengan tanaman anggrek yang menjadi ikon daerahnya.

Dulunya, Kota Tangsel masih menjadi bagian dari Kabupaten Tangerang, sebelum akhirnya berkembang menjadi kawasan hunian, perdagangan, dan jasa.

Sejarah Pembentukan Kota Tangerang Selatan

Jika menilik dari sejarahnya, Kota Tangerang Selatan awalnya masuk ke dalam wilayah Karesidenan Batavia yang dibentuk pada zaman Hindia Belanda.

Pada saat itu, hanya ada tiga etnis yang mendominasi di wilayah ini; Betawi, Sunda, dan Tionghoa.

Saat ini, orang Jawa, Sunda Banten, Batak, Minangkabau, Aceh, Melayu, dan suku lain dari seluruh penjuru Indonesia juga tinggal di Kota Tangsel.

Kota Tangerang Selatan sendiri baru menjadi kota mandiri sejak tahun 2008.

Pembentukan wilayah ini sebagai kota otonom berawal dari keinginan warga di Tangerang Selatan.

Pada tanggal 29 Oktober 2008, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi menandatangani peraturan pemerintah tentang pembentukan Kota Tangerang Selatan.

Kota ini pun berdiri dengan enam kecamatan, yakni Serpong, Serpong Utara, Pondok Aren, Ciputat, Pamulang, dan Setu.

Sejak didirikan, Kota Tangerang Selatan terus mengalami pertumbuhan yang pesat, terutama dalam bidang pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik.

Kini, Tangsel menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Banten dengan banyaknya industri, pusat perbelanjaan, serta kawasan hunian yang berkembang di dalamnya.

Pusat Hunian Prestisius di Barat Daya Jakarta

Tak hanya sebagai pusat ekonomi dan bisnis, Tangerang Selatan juga menjadi rumah dari berbagai kawasan hunian mewah dan eksklusif.

Salah satunya adalah Bumi Serpong Damai (BSD) City, yang dikenal sebagai area hunian ekspatriat yang sangat prestisius.

Tentu saja, ada beberapa faktor mengapa area hunian ini diminati.

Alasan pertama adalah ketersediaan fasilitas yang sangat lengkap dan modern di dalamnya.

Fasilitas pendidikan, hiburan, kesehatan, pusat perbelanjaan, hingga akses transportasi yang baik tersedia di kawasan mandiri ini.

Kedua adalah kehadiran sistem keamanan yang canggih dan terpadu, yang menjaga lingkungan BSD City dari potensi bahaya.

Ada petugas keamanan dan CCTV di berbagai titik penting, sehingga membuat penghuni merasa lebih aman dan nyaman.

Ketiga, tersedia lingkungan yang asri dengan banyaknya taman dan area terbuka hijau di BSD City.

Ada pula Vanya Park Lake, sebuah danau alami dengan fasilitas ramah pejalan kaki di sekelilingnya.

Semua hal di atas menjadi alasan mengapa rumah-rumah di BSD selalu diincar, baik untuk ditinggali maupun sebagai instrumen investasi.

Jadi cukup masuk akal jika harga properti di kawasan ini terus meningkat setiap tahunnya.

Turut Menyangga Ibu Kota Jakarta

Tangerang Selatan memang tidak termasuk ke dalam kawasan Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), yang telah lama dikenal sebagai kota penyangga Jakarta.

Namun, tak dapat dimungkiri kalau kota ini makin berkembang dan mulai memengaruhi perkembangan ekonomi serta bisnis di kawasan Jabodetabek.

Hari ini, kawasan Serpong, Tangerang Selatan, sudah menjadi pusat residensial ternama.

Ini dikarenakan para pekerja yang sebelumnya mencari hunian di kawasan pinggiran Jakarta, mulai beralih ke daerah selatan seperti Bogor dan Tangsel.

Daripada wilayah penyangga lain, Tangerang Selatan memiliki keunggulan dari segi infrastruktur.

Adanya jalan Tol Ulujami–Serpong atau Jalan tol Jakarta-Serpong misalnya, yang menghubungkan Kota Jakarta Selatan dengan Kota Tangerang Selatan.

Belum lagi berbagai proyek pembangunan seperti Tol Serpong–Balaraja (Serbaraja), serta perpanjangan rute MRT sampai ke wilayah Pondok Cabe, Rawa Buntu dan Serpong.

Tentu saja, hal ini menjadi nilai tambah untuk proyek hunian yang akan dibangun, sekaligus mendorong pergeseran pertumbuhan properti ke arah Tangerang Selatan.

Terlebih, faktanya banyak pengembang ternama yang membidik Tangsel sebagai target ekspansi, terutama di segmen hunian menengah ke atas.