Ada banyak stasiun peninggalan Belanda di Serang, salah satunya adalah Stasiun Cikeusal yang berstatus sebagai stasiun kereta api kecil kelas III.
Meski bukan stasiun besar, Stasiun Cikeusal masih beroperasi untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat sekitar.
Hanya ada satu kereta api yang berhenti di sini, yakni Kereta Lokal Merak dengan relasi perjalanan Merak–Rangkasbitung.
Stasiun Cikeusal juga terintegrasi dengan stasiun-stasiun kecil lain peninggalan Belanda, yang masih beroperasi hingga sekarang.
Beberapa stasiun tersebut di antaranya Stasiun Walantaka, Stasiun Karangantu dan Stasiun Serang, yang masuk dalam lintas rute kereta tujuan Merak–Rangkasbitung.
Stasiun Cikeusal adalah stasiun bersejarah yang memiliki peran penting dalam perkembangan infrastruktur transportasi umum darat di Banten.
Stasiun kereta api Cikeusal dibangun oleh jawatan kereta api Hindia Belanda Staatsspoorwegen (SS), serta mulai dioperasikan pada sekitar awal tahun 1900-an.
Pembangunan stasiun ini dimaksudkan untuk mengakomodasi perjalanan kereta yang melintas di jalur Rangkasbitung–Serang.
Kehadiran stasiun ini tidak hanya berguna untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat, tetapi juga mengakomodasi pengangkutan komoditas demi keperluan ekspor-impor.
Stasiun Cikeusal berada di Kampung Pasar Baru, Desa Cikeusal, Cikeusal, Kabupaten Serang.
Letak stasiun ini agak terpencil, lantaran posisinya diapit oleh dua tebing pada setiap sisinya.
Bahkan, akses stasiun menuju jalan raya pun agak jauh, berjarak sekitar 7 km.
Kendati demikian, okupansi penumpang di Stasiun Cikeusal cukup ramai pada setiap harinya.
Mengingat lokasinya yang dekat dengan pasar, para pedagang merupakan penumpang kereta api setia dari stasiun ini.
Baca juga:
Mengenal Stasiun Walantaka, Stasiun Paling Timur di Kota Serang
Seperti kebanyakan stasiun peninggalan Staatsspoorwegen, stasiun ini juga memiliki bentuk bangunan bergaya indis dengan atap pelana yang tertutup seng bergelombang.
Akses masuk menuju area stasiun ada di sisi timur.
Ketika masuk ke area stasiun, penumpang akan langsung menuju ruang tunggu.
Ruangan tersebut dibatasi dinding pada sisi utara dan selatan, adapun di sisi timur dan baratnya dibatasi oleh pagar langkan.
Stasiun dengan dua jalur kereta api sepur lurus ini berstatus sebagai stasiun bersejarah, sehingga bangunannya pun dijadikan sebagai aset cagar budaya.
Kereta Api Merak adalah satu-satunya kereta yang berhenti di Stasiun Cikeusal.
Kereta ini merupakan kereta penumpang reguler yang beroperasi pada setiap hari.
Harga tiket KA Merak Rp3.000 untuk semua tujuan, dengan jenis tiket tanpa tempat duduk.
Ada tujuh jadwal perjalanan per harinya, baik dari Stasiun Merak atau Stasiun Rangkasbitung.
Berikut jadwal KA Merak relasi Merak–Rangkasbitung PP di Stasiun Cikeusal:
Baca Juga:
Mengenal Stasiun Karangantu, Salah Satu Stasiun Tertua di Banten