Konon ziarah ke makam para wali dan ulama bisa memberikan kebaikan dan keberkahan. Kalau ingin melakukannya, kamu bisa datang ke Gunung Santri di Serang.
Ya, walaupun terdapat kata “gunung” pada namanya, Gunung Santri bukan tempat wisata alam. Ini adalah tempat wisata religi yang jauh dari pergunungan.
Gunung Santri justru sangat dekat dengan wilayah industri kota Cilegon. Posisinya hanya 600 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Mengapa Gunung Santri menjadi destinasi untuk ziarah? Alasannya di sini terdapat makam seorang ulama besar, yaitu Syekh Muhammad Sholeh.
Diketahui Syekh Muhammad Sholeh adalah murid dari Sunan Gunung Jati. Salah satu dari sembilan wali yang menyebarkan Islam di Indonesia.
Pengunjung yang akan berziarah ataupun berwisata ke Gunung Santri Serang tak perlu membayar tiket. Namun, bisa mengisi kotak amal berapa pun se-ikhlasnya.
Yang perlu disiapkan adalah biaya parkir antara Rp2.000 sampai Rp5.000. Nah, selain tak dikenakan tarif khusus, pengunjung juga bisa datang kapan saja.
Pasalnya, Gunung Santri dibuka selama 24 jam penuh. Kamu bisa mengunjungi tempat wisata religi ini pada pagi, siang, maupun malam hari ketika cuaca cerah.
Sangat tak disarankan datang ke sini ketika cuaca mendung atau turun hujan. Kondisi jalan menuju Gunung Santri bakal licin, sehingga berpotensi bahaya.
Seperti yang sudah disebutkan, di Gunung Santri terdapat makam ulama besar bernama Syekh Muhammad Sholeh. Makamnya menjadi magnet bagi peziarah.
Beliau bukan hanya murid Sunan Gunung Jati, sebelumnya pernah menimba ilmu kepada Sunan Ampel, pemimpin Wali Songo setelah Sunan Gresik.
Semasa hidupnya, Syekh Muhammad Sholeh menyebarkan agama Islam dengan cara dakwah. Kala itu sebagian besar masyarakat beragama Hindu.
Pasalnya Banten berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran yang dipimpin oleh Prabu Pucuk Umun. Pusat pemerintahannya berada di Banten Girang.
Syekh Muhammad Sholeh mempunyai nama lain yang dikenal oleh masyarakat, yaitu Syekh Gunung Santri. Beliau meninggal di Bojonegara, Serang, pada 1950.
Bukan hanya makam, Gunung Santri menyuguhkan magnet lain yaitu Masjid Baitul Muttaqin. Sarana ibadah ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Beji.
Masjid Beji bisa dibilang spesial, karena masuk inventaris cagar budaya Provinsi Banten. Pengelola sudah melakukan pemugaran tanpa mengubah bentuk asli.
Pada area masjid terdapat sebuah menara yang berbentuk seperti pion bidak catur. Tower terdiri dari tiga bagian, yaitu bawah, tengah dan puncak.
Bagian bawah atau kaki berbentuk persegi, bagian tengah berbentuk segi delapan, kemudian pada bagian puncaknya terdapat simbol bulan dan bintang.
Sebagai informasi, Masjid Beji dibangun pada 1888 atas perintah Kiai Haji Wasyid. Beliau merupakan kiai yang terkenal, khususnya di Kota Cilegon.
Nah, untuk melihat secara langsung makam Syekh Muhammad Sholeh, wisatawan harus menaiki ratusan anak tangga dengan jalur menantang.
Ada sekitar 500 anak tangga dengan kemiringan mencapai 50 derajat. Wisatawan maupun peziarah harus menyiapkan stamina yang sangat prima.
Untungnya setelah berhasil mencapai anak tangga paling atas, semua rasa lelah akan terbayar. Pasalnya pemandangan di puncak Gunung Santri luar biasa.
Kamu bisa melihat gugusan gunung sekitar Banten yang menyatu dengan lautan utara. Kemudian kapal-kapal besar ikut melengkapi lanskap mengagumkan ini.
Panorama makin cantik waktu petang atau fajar. Begitu juga dengan malam, karena kamu bisa melihat lampu-lampu kota alias city lights yang berkilauan.
Gunung Santri beralamat di Kampung Merapit, Desa Ukirsari, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten.
Gunung Santri berada dalam radius 25 kilometer dari kota Serang. Perjalanan dari jantung kota menuju destinasi untuk ziarah ini paling hanya satu jam saja
Jika datang dari arah industrial town Cilegon, maka waktu tempuh yang diperlukan sekitar 15 sampai 20 menit. Rute terbaik melalui Jalan Nasional III.
Akses ke Gunung Santri lumayan menanjak, sehingga peziarah harus mempersiapkan dirinya. Nah, demikian informasi tentang tempat wisata religi ini.
Semoga bermanfaat ya!