Kurang lengkap rasanya bila tidak mengunjungi Lawang Sewu saat bertandang ke Semarang.Â
Lawang Sewu berada di Jalan Pemuda No.160, Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Lawang Sewu merupakan bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda, yang kini difungsikan sebagai destinasi wisata sejarah favorit di Semarang.Â
Gedung yang sebelumnya bernama Administratiegebouw van de Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij te Samarang ini, memang memiliki bentuk bangunan yang megah.Â
Dirancang menggunakan gaya art deco, dengan ciri berupa elemen lengkungan yang indah.Â
Bangunan ini juga memiliki bentuk menyerupai huruf 'L', memiliki sistem pencahayaan dan sirkulasi udara yang maksimal karena banyaknya jendela dan pintu berukuran besar.Â
Dilansir dari berbagai sumber, jumlah pintu dan jendela yang ada di bangunan ini mencapai 1.429 buah, dengan rincian 1.000 jendela dan 429 pintu.Â
Karena banyaknya pintu dan jendela, gedung ini pun dijuluki sebagai gedung seribu pintu atau dalam bahasa Jawa dikenal sebagai lawang sewu.
Pada zaman kolonial Belanda, Lawang Sewu difungsikan sebagai kantor pusat Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) alias jawatan Kereta Api Hindia-Belanda.Â
Gedung ini mulai dibangun pada 1904, serta rampung secara keseluruhan pada 1919.
Gedung Lawang Sewu dirancang oleh Cosman Citroen, seorang arsitek dari firma JF Klinkhamer dan BJ Ouëndag.Â
Gedung Lawang Sewu sempat berubah fungsi ketika masa pendudukan Jepang pada 1942.
Terutama ruang bawah tanah gedung B Lawang Sewu, yang disulap menjadi penjara dan tempat eksekusi mati oleh pasukan Jepang.Â
Namun, pada Oktober 1945, pasukan sekutu berhasil mengambil alih kembali gedung ini.Â
Setelah Perang Dunia ke-2, Lawang Sewu diambil alih oleh Tentara Indonesia, kemudian dioperasikan menjadi kantor Djawatan Kereta Republik Indonesia (DKARI).Â
Pada tahun 1992, Lawang Sewu ditetapkan sebagai cagar budaya.
Sayangnya, kondisi bangunan ini sempat terbengkalai, sehingga citra seram melekat erat pada bangunan tersebut.
Baru pada 2009, dilakukan pelestarian untuk mengubah wajah Lawang Sewu secara bertahap.Â
Pada 2013, citra Lawang Sewu pun berubah dari bangunan angker menjadi objek wisata favorit yang mampu menarik lebih kurang 1.000 pengunjung setiap harinya.Â
Saat ini, Gedung Lawang Sewu difungsikan sebagai museum yang menyajikan berbagai koleksi perkeretaapian Indonesia dari masa ke masa.Â
Beberapa koleksi yang ada di Gedung Lawang Sewu mulai dari Alkmaar, mesin edmonson, mesin hitung, mesin tik, replika lokomotif uap, hingga Surat-surat Berharga.
Selain difungsikan sebagai museum dan destinasi wisata sejarah, di tempat ini juga kerap diadakan berbagai pameran, syuting, pesta pernikahan, bazar, dan pentas seni.Â
Lawang Sewu buka pada setiap hari mulai pukul 08:00–20:00 WIB.
Adapun tiket masuknya dibanderol dengan harga sebagai berikut:Â
Â