Tjong A Fie Mansion kerap direkomendasikan sebagai salah satu tujuan wisata bersejarah saat berkunjung ke Kota Medan.
Rumah Tjong A Fie memiliki desain yang unik karena merupakan campuran dari gaya arsitektur Cina, Eropa, dan Melayu.
Bagi yang tahu, Tjong A Fie merupakan seorang perantau dari Provinsi Guangdong yang mengakhiri perjalanannya serta menetap di Kota Medan
Kini, rumah peninggalannya menjadi salah satu bangunan lawas yang kerap dikunjungi oleh wisatawan.
Tjong A Fie merantau ke Pelabuhan Deli saat berusia 18 tahun.
Ia merantau hingga ke Hindia Belanda mengikuti kakaknya yang lebih dulu pindah ke Sumatra.
Awalnya, ia bekerja serabutan sebagai pelayan toko atau pekerja perkebunan.
Karena kerja keras, pergaulan yang luas dan kebaikannya, suatu saat ia berhasil menjadi seorang pengusaha dan sukses membangun bisnis besar.
Beberapa bisnisnya meliputi perkebunan, pabrik minyak kelapa sawit, pabrik gula, perbankan, dan perusahaan kereta api di Sumatra.
Ia memiliki lebih dari 10.000 orang karyawan, serta menjadi seorang yang terpandang di Medan.
Sebelum ke Indonesia, sebenarnya Tjong A Fie sudah pernah menikah di Cina.
Kemudian ketika merantau ke Sumatra, ia menikah dengan perempuan dari Penang, Malaysia dan mendapatkan tiga anak.
Terakhir, Tjong A Fie menikah dengan perempuan asal Binjai, Sumatra Utara dan mendapat lima anak.
Ia pun menjadi tokoh multikultural yang bisa merangkul semua kalangan, mulai dari Melayu, Arab, India, dan Belanda.
Ia tidak hanya menjalin hubungan baik dengan Belanda, tetapi juga akrab dengan sultan Deli.
Bahkan, Tjong A Fie ikut menyumbang sepertiga biaya pembangunan Masjid Raya Medan, serta sebuah masjid di Gang Bengkok.
Kota Medan pun tumbuh seiring dengan kiprah Tjong A Fie.
Dibangun sejak tahun 1985, Tjong A Fie Mansion adalah bangunan dua lantai dengan 35 kamar, serta mempunyai luas total 8.000 meter persegi.
Rumah Tjong A Fie memiliki desain arsitektur sino-portuguese, yakni arsitektur Cina peranakan yang menggabungkan unsur budaya barat dan timur.
Gaya hunian yang khas mulai terlihat dari gerbang rumahnya, yang dilengkapi dengan sebuah atap kecil bergaya Cina.
Rumah yang dibangun sejak tahun 1900 ini masih berdiri dengan kokoh berkat perawatan yang rutin.
Di dalamnya pengunjung akan disambut dengan foto-foto Tjong A Fie pada masa lalu.
Di sana juga terlihat foto saat ia bersama ketiga istri beserta anak-anaknya.
Ada pula foto Tjong A Fie dengan para penguasa Belanda.
Terdapat ruang terbuka di bagian tengah rumah, di mana pengunjung bisa melihat lantai dua dan sisi belakang bangunan dari area tersebut.
Di lantai dua, terdapat sebuah ruangan yang dulunya sering dijadikan tempat mengadakan pesta dengan orang Belanda.
Tidak semuanya khas Cina, menariknya beberapa bagian ruangan dibangun dengan gaya arsitektur Melayu atau Eropa.
Bahkan, terdapat empat ruang tamu di lantai dua, yakni ruang khusus untuk menerima tamu penting dan satu ruangan untuk tamu umum.
Sementara di dalam kamar tersedia tempat tidurnya yang terbuat dari kayu mahoni, dengan alas kasur berbahan sutra.
Rumah Tjong A Fie Mansion berlokasi di Jalan Jendral Ahmad Yani No.105, Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Sumatera Utara.
Objek wisata ini buka setiap hari Senin–Minggu, mulai pukul 09.00–17.00.
Harga tiket masuk ke Tjong A Fie Mansion cukup terjangkau, yakni mulai dari Rp35.000 per orang.