icon
Rumah 123
Tersedia di App Store & Google Play
KPR
Panduan

Sejarah Stasiun Medan, Pernah Jadi Jalur Tembakau dari Deli

Stasiun Medan (MDN) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang ada di Kota Medan, Sumatra Utara. 

Terletak pada ketinggian lebih dari 22 meter di atas permukaan laut, stasiun ini merupakan stasiun utama PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Sumatra Utara dan Aceh.

Lokasinya tepat di perbatasan antara Kelurahan Kesawan (Medan Barat) dan Gang Buntu (Medan Timur).

Letaknya yang strategis membuatnya berdekatan dengan bangunan bersejarah lainnya di Kota Medan, seperti Kantor Pos Besar Medan dan Gedung London Sumatra.

Stasiun Kereta Api Medan juga memiliki sejarah yang cukup unik, di mana dulunya menjadi bagian dari jalur pengiriman tembakau.

Sejarah Stasiun Kereta Api Medan

Sejarah Stasiun Kereta Api Medan.jpg
Foto: Wikipedia

 

Menurut beberapa sumber, Stasiun Medan resmi dibuka pada 25 Juli 1886 oleh Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).

Pada saat itu, terdapat jalur yang menghubungkan Stasiun Medan dan Stasiun Labuhan sepanjang 16,7 kilometer.

Jalur ini menghubungkan pusat Kota Medan ke arah Pelabuhan Belawan. 

Pada 16 Februari 1888, jalur dari Stasiun Labuhan hingga Stasiun Belawan diresmikan, dan sempat melayani rute Medan–Aceh (Atjeh Stoomtram Staatsspoorwegen).

Gaya bangunan Stasiun Kereta Medan sendiri telah mengalami perombakan total dari arsitektur aslinya. 

Stasiun ini telah mengalami beberapa kali renovasi, di mana renovasi besar terakhir dilakukan pada tahun 2013.

Renovasi tersebut menambahkan gedung baru untuk kereta api bandara (sebagai City Railway Station), serta perombakan desain gedung untuk layanan kereta regional. 

Salah satu bagian yang tersisa dari kompleks bangunan stasiun lama adalah menara jam di bagian muka stasiun.

Selain itu, ada pula depo lokomotif dengan arsitektur Belanda, bagian atap peron yang menaungi jalur 2 dan 3, serta jembatan gantung di ujung selatan stasiun. 

Menjadi Jalur Tembakau dari Deli

Menjadi Jalur Tembakau dari Deli.jpg
Foto: Google Maps/Bahri Maulana

 

Pada mulanya, kereta api di Sumatra Utara dijalankan perusahaan swasta Belanda, DSM. 

Kereta api itu dipakai untuk membawa hasil bumi, khususnya tembakau dari Deli Serdang.

Manajer perusahaan perkebunan Deli JT Cremer, merupakan inisiator pembangunan kereta api di kawasan ini.

Rutenya adalah dari Stasiun Medan ke Pelabuhan Belawan dan sebaliknya, yang melewati beberapa tempat berbeda.

Beberapa tempat tersebut meliputi kawasan Glugur, Pulubrayan, Mabar, Titi Papan, Kampung Besar, Labuhan, Belawan, Pasar Belawan, lalu berakhir di Pelabuhan Belawan.

Pada masa itu, Pelabuhan Belawan semakin berkembang, menggantikan Labuhan yang sering diterpa banjir dari Sungai Deli.

Jaringan kereta api di Sumatra Utara tersebut semakin berkembang, salah satunya berkat dukungan tokoh paling kaya di Medan saat itu, Tjong A Fie.

Pada tahun 1888,  jaringan kereta api ke Deli dan Binjai sudah terhubung dengan Belawan melalui Medan.

Lalu pada tahun 1904, jaringan rel tersebut terhubung ke Lubuk Pakam dan Bangun Purba.

Selanjutnya pada 1916, dibangun jaringan kereta api dari Medan ke Siantar.

Daerah Siantar pada waktu itu dikenal dengan hasil perkebunan berupa teh.

Jaringan kereta api lain pada 1929–1937, dilanjutkan dari Kisaran sampai Rantau Prapat. 

Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Medan

Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Medan.jpg
Foto: Google Maps/Hamdy M

 

Seperti yang terlihat, arsitektur Stasiun Medan telah mengalami perombakan total dari bentuk aslinya. 

Pada awalnya stasiun ini memiliki sembilan jalur kereta api, dengan jalur 1 merupakan sepur lurus arah Binjai.

Kemudian, jalur 2 merupakan sepur lurus arah Pulu Brayan/Belawan.

Setelah dibangunnya rel layang baru yang memakan jalur 6 dan 7, otomatis jumlah jalur stasiun kereta api ini berkurang menjadi tujuh. 

Begitu proyek rel layang baru ini selesai, jumlah jalurnya kembali menjadi sembilan.

Saat ini, kamu dapat melihat tiga pintu masuk atau keluar di stasiun ini.

Pertama adalah pintu di sisi Lapangan Merdeka, yang menjadi pintu masuk atau keluar untuk layanan kereta api nonbandara. 

Kedua, ada pintu masuk atau keluar untuk layanan kereta bandara. 

Sisi ketiga terletak di sisi Jalan Jawa atau Mall Centre Point, yang menjadi pintu keluar untuk layanan kereta bandara.

 

 

Mengingat lokasinya di pusat kota dan terhubung dengan Bandara Kualanamu, tak heran kalau ada banyak hotel dekat Stasiun Kereta Api Medan.

Sebut saja Hotel Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Grand Inna Medan, Karibia Boutique Hotel dan masih banyak lagi.

Tentunya, beberapa hotel dekat Stasiun Kereta Api Medan di atas bisa dilirik jika kebetulan kamu akan berkunjung ke kota ini.

Jika ingin ke bandara, kamu bisa memakai Kereta api (KA) Bandara Kualanamu dengan rute Medan–Bandara Khalipah–Bandara Kualanamu.

Kereta api bandara ini menghubungkan Bandara Kualanamu dengan Kota Medan dengan waktu perjalanan 45 menit.

 

 

 

Shandy Pradana
Shandy Pradana
Lulusan sejarah yang hobi nulis berbagai macam artikel, mulai dari yang serius hingga receh. Menyukai ranah sains, budaya populer, dan filsafat. Kebetulan sedang menggeluti sektor properti dan tertarik dengan gaya hidup minimalis.
Gambar Tips dan trik
Solusi Miliki Hunian dengan KPR
Cicilan per bulan ringan, proses cepat, banyak pilihan bank, dan masih banyak lagi!
Ajukan KPR
Gambar Tips dan trik
Pindah / Take Over KPR
Saatnya pindah KPR (take over) ke bank lain dengan bunga tetap.
Ajukan Take Over
Gambar Tips dan trik
Simulasi KPR
Cek estimasi pembiayaan kredit rumah dengan kalkulator KPR Rumah123.
Hitung Sekarang

Hunian Dijual di Medan

Sewa Hunian di Medan

Bagikan
Gagal menyimpan properti
Silahkan login/register untuk menyimpan properti lebih banyak