Ada objek wisata di Medan yang cocok dijadikan sebagai destinasi rekreasi bersama keluarga, yaitu Museum Uang Sumatera.
Letak Museum Uang Sumatera ini berada di di lantai dua Gedung Juang 45 Sumatera Utara, tepatnya beralamat di Jalan Pemuda Baru III, Medan Maimun, Kota Medan.
Museum Uang Sumatera merupakan yang pertama dan satu-satunya museum kolektor uang di Indonesia.
Wisatawan akan dibuat takjub dengan koleksi uang kuno yang tersedia, mulai dari uang zaman kerajaan hingga oeang Republik Indonesia Daerah (ORIDA).
Â
Koleksi uang yang dipamerkan di Museum Uang Sumatera adalah uang-uang yang beredar pada masa revolusi atau sebelum kemerdekaan Indonesia.
Semua jenis uang ORIDA dari berbagai daerah ada di museum ini, mulai dari Aceh, Jambi, Bukittinggi, Banten, Palembang, dan sebagainya.
Bahkan, ada pula uang dari zaman kesultanan dan kerajaan, berbagai koleksi token perkebunan, hingga mesin cetak uang di daerah Tapanuli.
Saking lengkapnya, selain mengunjungi Museum Bank Indonesia, Museum Uang Sumatera bisa menjadi alternatif untuk melihat koleksi uang kuno.Â
Â
Museum Uang Sumatera mempunyai koleksi mata uang kuno yang dipakai pada zaman kerajaan.
Wisatawan akan terpana dengan variasi alat tukar yang biasa dipakai pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Beberapa koleksi koin yang ada di museum ini, di antaranya:
Â
Selain koleksi koin zaman kesultanan dan kerajaan, di Museum Uang Sumatera terdapat koleksi Oeang Republik Indonesia (ORIDA) dari berbagai daerah.
Oeang Republik Indonesia (ORI) merupakan mata uang pertama yang dimiliki Indonesia setelah merdeka.
ORI diterbitkan sebagai salah satu upaya untuk menyehatkan perekonomian Indonesia, yang kala itu sedang mengalami inflasi.
Untuk diketahui, mengedarkan ORI ke seluruh wilayah di Indonesia cukup sulit.Â
Karena itu, pemerintah daerah berinisiatif meminta izin kepada pemerintah pusat, untuk menerbitkan mata uang sendiri yang sifatnya sementara.
Kemunculan mata uang tersebut kemudian disebut Ori Daerah atau ORIDA.Â
ORIDA diharapkan mampu mengatasi kekurangan uang tunai yang beredar, sekaligus mencegah penggunaan mata uang terbitan Belanda dan Jepang.
ORIDA pertama yang ada di Indonesia adalah Oeang Republik Indonesia Provinsi Sumatra (ORIPS), dengan emisi pertama pada tanggal 11 April 1947.
Koleksi ORIDA yang ada di Museum Uang Sumatera berasal dari berbagai daerah, seperti Aceh Timur, Tapanoeli, Pematang Siantar, Nias, Sumatra Timur, Palembang, Bengkulu, Lampung, dan sebagainya.
Wisatawan bisa melihat koleksi ORIDA di museum ini, sebagai salah satu cara mengenal sejarah peredaran uang di tanah air.Â
Token perkebunan adalah alat tukar yang berlaku di area perkebunan, fungsinya untuk membayar gaji para pekerja.
Token perkebunan ini dikeluarkan pada tahun 1880-an di wilayah perkebunan Sumatra, yang selanjutnya tersebar ke Jawa, Kalimantan, dan Maluku Utara.
Token terbuat dari logam, kertas, kayu dan bambu, dengan nominal serta bentuk yang berbeda-beda.
Di Museum Uang Sumatera, wisatawan bisa melihat beberapa koleksi token logam tersebut, meliputi:
Â
Sementara, jenis token kertas yang ada di museum adalah Namu Ukur, Kampong Bahru, Tanjong Bringin, dan Boven Langkat.
Â
Di Sumatra, jenis ORIDA yang beredar adalah Oeang Republik Indonesia Provinsi Sumatra (ORIPS).
Meski begitu, peredarannya tidak mampu menjangkau berbagai daerah, sehingga dikeluarkan lagi Oeang Republik Indonesia Tapanoeli (ORITA).
ORITA merupakan uang kertas yang dicetak dengan pecahan Rp5–200 perak.
Hingga saat ini, mesin cetak uang ORITA yang antik masih bisa digunakan dan tersimpan dengan baik di Museum Uang Sumatera.
Di museum ini, ada empat mesin ORITA yang dipajang pada bagian depan pintu masuk Museum Uang Sumatera.
Jika tertarik untuk melihat, kalian bisa mengunjungi museum ini setiap hari, mulai dari pukul 08.00–17.00 WIB.
Â
Â
Â