Masjid Tiban Malang, yang terletak di Desa Sananrejo, Turen, Kota Malang, merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Apel.
Walau sempat menjadi pusat kontroversi, tetapi masjid besar di Malang ini tetap memiliki keistimewaan tersendiri bagi wisatawan domestik maupun internasional.
Dengan arsitektur Tionghoa, Timur Tengah dan India, Masjid Tiban Turen Malang memancarkan keanggunan dan keindahan yang luar biasa.
Masjid Tiban awalnya merupakan bagian dari Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah.
Dikenal juga sebagai Bi Ba’a Fadlrah, pesantren tersebut didirikan pada tahun 1963 oleh Romo Kiai Ahmad.
Pada awalnya, lokasi pondok pesantren ini adalah kompleks kediaman Romo Kiai.
Bangunan Masjid Tiban Malang dibangun mulai dari 1987 hingga 1992, mencakup luas sekitar 8 hektare dan melibatkan partisipasi aktif dari para santri.
Seluruh tahapan mulai dari pembuatan batu bata, hiasan masjid, hingga pengadukan semen dilakukan oleh para santri.
Keterlibatan ini mungkin menyebabkan kurangnya perhatian masyarakat terhadap aktivitas pembangunan karena dilakukan oleh warga internal pesantren.
Tidak heran kalau ada desas-desus yang menyebutkan bahwa Masjid Tiban dibuat oleh bangsa jin.
Padahal, seperti yang dijelaskan, sejarah Masjid Tiban Malang erat kaitannya dengan peran para santri.
Masjid Tiban Turen Malang termasuk dalam kategori masjid yang cantik dan megah.
Gedung utamanya memiliki 10 tingkat, masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.
Lantai 1–4 berfungsi sebagai tempat ibadah dan kegiatan harian para santri, sementara lantai 5–6 untuk ruang keluarga.
Lantai 7–8 berperan sebagai pertokoan yang dikelola oleh santriwati, yakni dengan menjual kebutuhan para santri.
Meski lantai 9 masih dalam proses penyelesaian, lantai 10 dijadikan sebagai atap terbuka.
Akses ke masing-masing lantai dapat dilakukan melalui lift dan tangga.
Baik bagian luar maupun bagian dalam Masjid Tiban Malang mencerminkan perpaduan elemen-elemen arsitektur Timur Tengah, India, dan Tionghoa.
Gabungan ornamen dari tiga budaya tersebut memberikan tampilan yang unik pada Masjid Tiban, sehingga tidak terlihat seperti masjid tradisional.
Sedangkan bangunan utama pondok pesantren ini mencakup area seluas 1,5 hektare.
Di bagian dalam Masjid Tiban Malang tepatnya ruang utama, terdapat taman yang luas dan akuarium berisi ikan air tawar.
Karena gaya arsitektur dan cerita di balik pembangunannya yang unik, banyak pengunjung tertarik untuk berkunjung ke masjid besar di Malang ini.
Namanya tidak hanya terkenal di tengah masyarakat lokal saja, tetapi sudah sampai ke mancanegara.
Berikut beberapa fakta menarik tentang Masjid Tiban Turen Malang: