Gereja Katedral Makassar atau Gereja Paroki Hati Yesus Yang Mahakudus, merupakan salah satu gereja Katolik tertua di Makassar.
Gereja Katedral Makassar ini beralamat di Jalan Kajaolalido No.14, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Gereja ini sudah berdiri selama 125 tahun, pertama kali dibangun pada tahun 1989 dan selesai pada tahun 1900.
Hingga saat ini, Gereja Katedral Makassar telah mengalami dua kali renovasi sehingga dapat berdiri kokoh dan layak digunakan.
Â
Gereja Katedral Makassar berlokasi di dekat Kantor Balaikota Makassar dan Markas Polrestabes Makassar.
Gereja ini dibangun oleh arsitek perwira zeni bernama Swartbol.
Namun setelah menyelesaikan pondasi bangunan, Swartbol pergi ke Eropa dan digantikan oleh seorang ahli pengairan bernama S Fischer.
S Fischer beberapa kali merombak desain gereja, karena ia tidak tahu banyak mengenai arsitektur gotik yang dirancang oleh Swartbol.
Gereja ini dilengkapi dengan menara kecil yang terbuat dari besi, serta 10 menara mini yang menghiasi pinggiran atap.
Selanjutnya pada 1923, seorang dermawan bernama Scharpff memberi hadiah tiga buah lonceng yang kemudian dipasang di menara besi terbesar.
Menariknya, pembangunan Gereja Katedral Makassar tak lepas dari peran Raja Gowa Sultan Alauddin yang memeluk agama Islam.
Pada tahun 1633, Raja Gowa memberi kebebasan pada sejumlah misionaris Katolik dari Portugal untuk beribadah, termasuk mendirikan gereja.
Namun, terjadi pergolakan antara VOC dan orang-orang Portugis.
Hubungan keduanya pun memanas, sehingga para rohaniawan memutuskan angkat kaki dari tanah Makassar.
Tidak ada pastor yang menetap di kota itu selama beberapa tahun. Baru pada 1892, Pastor Asselbergs SJ dari NTT ditugaskan menjadi Pastor Stasi Makassar.
Pada tahun 1895, pastor lainnya datang dan membeli sebidang tanah di Makassar. Lokasi itu kemudian digunakan untuk membangun Gereja Katedral.
Â
Gereja Katedral Makassar terdiri dari dua bagian bangunan, yaitu bangunan untuk tempat ibadah dan menara.
Pada ruang ibadah, terdapat sebuah altar dengan ketinggian mencapai 50 cm.
Bentuk altar ini cukup unik karena berbeda dengan gereja pada umumnya, yaitu setengah segi delapan.
Tiga sisi altar tersebut masing-masing terhubung dengan ruang belakang, yang merupakan ruang untuk ibadah harian.
Gereja ini mempunyai bangunan yang cukup luas, yaitu 8.006 meter persegi.Â
Di sekeliling gereja pun terdapat taman dan pepohonan yang tumbuh subur.
Jika dilihat dari depan, bangunan Gereja Katedral Makassar tampak sederhana, tetapi tidak menghilangkan nilai sejarah yang tertanam di dalamnya.
Apalagi berkat kehadiran tiga lonceng antik pemberian Scraps di tahun 1923.
Saat ini, lonceng-lonceng tersebut masih aktif digunakan untuk kegiatan ibadah rutin, serta rangkaian ibadah menjelang Natal dan Paskah.
Â
Â
Â