Magelang

Wilayah Magelang terbagi menjadi dua secara administratif, ada Kabupaten Magelang dan Kota Magelang. Secara letak geografis, kota Magelang berada di tengah-tengah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Dulunya, Kota Magelang memang merupakan ibu kota dari Kabupaten Magelang. Namun pada akhirnya wilayah Kota Magelang ditetapkan sebagai kota baru.

Ada sejumlah daya tarik di Magelang yang membuatnya menjadi wilayah nyaman untuk tempat tinggal dan cocok buat investasi properti.

Dari segi lokasi, wilayahnya termasuk strategis. Untuk wilayah kotanya, berada di jalur utama yang menghubungkan Semarang dan Yogyakarta.

Rute dari Semarang-Yogya melewati Magelang ini menjadi salah satu jalur favorit pengendara. Pasalnya, waktu tempuh dari Semarang-Yogya hanya 2,5 jam jika kondisi jalan lancar.

Lantaran menjadi penghubung antara Semarang-Yogya, tak heran wilayah Magelang sering ramai dilalui pengendara. Di sinilah ada kesempatan untuk para pengusaha membuka bisnis yang bisa mengakomodasi kebutuhan pengendara.

Daya tarik lainnya, ada banyak tempat wisata alam dan sejarah di wilayah Magelang. Untuk tempat wisata alam, di wilayah ini ada Bukti Grenden, Taman Wisata Alam Gunung Merapi, Ketep Pass, dan angli Sky View.

Masing-masing tempat tersebut memiliki keunggulannya tersendiri. Misalnya, di Mangli Sky View pengunjung bisa melihat kemegahan Gunung Merapi dan gunung-gunung lainnya sambil camping.

Lalu, di Bukit Grenden, wisatawan bisa berfoto di beberapa spot menarik seperti di hutan pinus, Tebing Batu Rembetan, rumah kurcaci dan rumah terbalik.

Untuk tempat wisata bersejarah, di Magelang terdapat Candi Mendut dan Candi Borobudur. Keduanya merupakan candi agama Buddha yang menyuguhkan pahatan relief bernilai religius dan sejarah tinggi.

Sampai saat ini, Candi Borobudur merupakan salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.

Selain tempat wisata alam dan candi, Magelang juga memiliki daya tarik lain sebagai pusat pendidikan militer, dimana ada Akademi Militer (Akmil) TNI di Jalan Gatot Subroto, Magelang Selatan.

Setiap tahunnya, ada ribuan lulusan sekolah menengah atas dan setara yang mendaftar ke Akmil. Akmil pun sudah mencetak banyak perwira TNI AD yang memiliki kompetensi unggul dan banyak yang sampai berpangkat jenderal.

Berikutnya, keunggulan lain yang harus diketahui dari Magelang adalah wilayah kotanya yang eksotis. Di Magelang, terdapat kawasan pecinan, Desa Temanggung sampai Desa Wanurejo.

Di kawasan pecinan, terdapat bangunan dengan arsitektur khas bangunan klasik di Negeri Tirai Bambu. Ini lantaran banyak penduduk keturunan Tionghoa yang tinggal di wilayah pecinan.

Jika masuk ke gang-gang, wisatawan dapat melihat bangunan dengan cungkung atap melengkung, berplafon tinggi dan berjendela besar.

Sementara itu, di Desa Temanggung wisatawan bisa melihat rumah-rumah yang berdiri di kaki Gunung Sumbing.

Desa Temanggung bahkan sempat disebut-sebut sebagai Nepal Van Java. Artinya, Desa ini memiliki pemandangan dan keunikan seperti di Nepal.

Lalu, Desa Wanurejo dikenal sebagai desa yang dekat Borobudur dan dikenal lantaran memiliki batik tulis dengan motif khas.

Daya tarik terakhir, Magelang sudah tentu memiliki beragam kuliner yang khas. Ada banyak hidangan menggugah selera di wilayah ini.

Kuliner yang paling terkenal di antaranya adalah mangut beong, sup senerek, bakmi goreng dan buntil lumbu.

Mangut beong merupakan kuliner yang bahan utamanya adalah ikan beong yang dimasak dan disajikan dengan kuah kaldu seperti gulai.

Sebagai informasi tambahan, Kabupaten Magelang memiliki luas wilayah sampai 1.085,73 km2. Sedangkan, luas Kota Magelang hanya 16,06 km2.

Tingkat populasinya pun tentu saja berbeda. Berdasarkan publikasi BPS pada 2021, penduduk di Kabupaten Magelang mencapai 1.299.859 jiwa. Sedangkan, di Kota Magelang hanya 127.251 jiwa.

Dari segi demografi, baik di Kabupaten Magelang maupun Kota Magelang, penduduknya kebanyakan Muslim. Sisanya, ada yang memeluk agama Katolik, Kristen Protestan, Buddha, Hindu dan Konghucu.

Untuk bahasa sehari-hari, masyarakat Magelang banyak menggunakan bahasa Jawa. Sementara, jika acara formal, Bahasa Indonesia menjadi pilihan dalam berkomunikasi.