Sebagai negara dengan mayoritas pemeluk agama Islam, masjid merupakan salah tempat ibadah yang sangat mudah ditemukan.
Ada berbagai macam bentuk bangunan dan desain masjid yang beraneka ragam.
Bahkan, masing-masing masjid umumnya memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
Termasuk Masjid Cut Meutia di Jakarta Pusat, yang tergolong sebagai salah satu peninggalan sejarah dari zaman penjajahan Belanda.Â
Tak mengherankan apabila masjid ini memiliki keunikan yang tidak terdapat di masjid-masjid lainnya.
Selain bentuk bangunan, Masjid Cut Meutia memiliki sejarah yang tak kalah menarik untuk dibahas.
Penasaran? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Masjid Cut Meutia dulunya adalah Gedung NV Bouwploeg.
Bangunan tersebut merupakan kantor biro arsitek Pieter Adriaan Jacobus Moojen (1879–1955), yang membangun wilayah Gondangdia di Menteng.
Sebelum difungsikan sebagai kantor arsitek, Masjid Cut Meutia pernah digunakan sebagai kantor pos, kantor jawatan kereta api Belanda, serta kantor kempetai angkatan laut Jepang.
Namun setelah Indonesia merdeka, Gedung tersebut digunakan sebagai kantor urusan perumahan dan kantor urusan agama (1964–1970).
Kemudian pasca-kemerdekaan, Gedung ini pernah menjadi kantor DPR-MPR pertama di Indonesia sebelum berpindah ke Senayan, yang diketuai oleh Jenderal AH Nasution.
Bahkan, atas inisiasi sang Jenderal pula lah Gedung ini dijadikan bangunan cagar budaya yang dilindungi sejak tahun 1961.
Pada pemerintahan Gubernur Ali Sadikin, barulah Gedung ini dijadikan sebagai masjid tingkat provinsi, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1987.
Di Masjid Cut Meutia, kamu akan melihat arsitektur khas Belanda yang kental berpadu dengan seni kaligrafi Islam.
Selain bangunan utama, Masjid Cut Meutia memiliki gedung lain yang mengelilinya untuk keperluan koperasi dan aula.Â
Tak jauh dari masjid, terdapat sebuah taman berukuran luas yang ditanami pepohonan rindang serta ayunan untuk bermain anak.
Selain itu, bangunan ini memiliki dua lantai dengan ketinggian 2x2 meter.
Pada eksteriornya, bangunan ini dicat serba putih dengan bentuk arsitektur art nouveau yang khas.
Sementara pada interiornya, berbagai tulisan Arab pun tampak menghiasi dinding masjid yang kokoh.
Gedung dua lantai ini dilengkapi dengan mezzanine atau lantai perantara berbentuk persegi.
Selayaknya masjid-masjid lain, di masjid ini juga tersedia mihrab, mimbar, dan serambi.
Â
Masjid Cut Meutia berlokasi dekat Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat, tepatnya di Jalan Cut Meutia No.1, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Â
Bagian barat bangunan masjid berbatasan langsung dengan jalur kereta api tujuan Jakarta–Bogor dan Stasiun Gondangdia yang terletak kurang dari 200 meter.Â
Sementara, bagian timur masjid ini berbatasan dengan Pasar Boplo.
Untuk menuju ke masjid ini pun cukup mudah, jamaah bisa mengaksesnya dengan kendaraan pribadi ataupun transportasi umum.
Jika menggunakan kereta api, gunakan kereta jurusan Jakarta Bogor.
Kemudian, turun di Stasiun Gondangdia dan dilanjutkan dengan berjalan kaki ke arah timur.