Kota Administrasi Jakarta Barat adalah salah satu wilayah di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, yang terkenal akan keragaman budaya, destinasi wisata, dan kulinernya.
Jakarta Barat menempati wilayah seluas 12.615,14 hektare, kawasannya mencakup delapan kecamatan, 56 kelurahan, 578 RW, dan 6.348 RT.
Meski baru disahkan sebagai kota administrasi atau kotamadya tingkat II pada 1978, eksistensi Jakarta Barat sebagai kawasan metropolitan sudah ada sejak era kolonialisme Belanda.
Pada zaman kolonialisme, Jakarta Barat menempati posisi krusial sebagai pusat pemerintahan Batavia.
Dapat dibuktikan dengan keberadaan bangungan Balai Kota Batavia di Nieuwe Markt, atau sekarang disebut Jalan Taman Fatahillah No.1, Jakarta Barat.
Bangunan yang kini menjadi Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta itu, awalnya digunakan sebagai Kantor Gubernur Jenderal VOC.
Bahkan gedung yang dibangun pada tahun 1707–1710 tersebut juga difungsikan sebagai Kantor Dewan Kotapraja dan Dewan Pengadilan Batavia.
Tidak hanya itu, terdapat ruang tahanan di Balai Kota Batavia yang terbagi dalam dua area; bagian belakang gedung balai kota dan ruang bawah tanah.
Hanya saja, penjara di balai kota ditutup pada tahun 1846 dan dipindahkan ke sebelah timur Molenvliet Oost, atau sekarang berada di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.
Karena pernah memegang peranan krusial sebagai pusat pemerintahan di era kolonial Belanda, terdapat banyak destinasi wisata sejarah di Jakarta Barat.
Apalagi di kawasan Kota Tua, terdapat ratusan gedung-gedung lama peninggalan Belanda yang masih terawat dengan baik di sana.
Di kawasan ini pula berdiri Balai Kota Batavia, yang kini telah menjadi Museum Fatahillah.
Ada banyak aktivitas seru yang bisa dilakukan pengunjung di Kota Tua, salah satunya berkeliling sembari menikmati suasana kota zaman dulu.
Selain itu, pengunjung juga dapat berfoto ria dengan latar gedung-gedung tua peninggalan Belanda.
Di Jakarta Barat juga terdapat Museum MACAN (Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara) yang menampilkan karya seni modern dan kontemporer dari Indonesia dan dunia.
Saat ini, Jakarta Barat telah menjadi pusat perdagangan, industri, dan kegiatan sosial di Jakarta.
Pusat pemerintahan Jakarta Barat berada di kawasan Kembangan, tepatnya di Kelurahan Kembangan Selatan, yang menjadi lokasi berdirinya kantor Wali Kota Jakarta Barat.
Selain pusat pemerintahan, kawasan Kembangan pun terkenal sebagai pusat kuliner khas Betawi.
Pasalnya di daerah ini, khususnya di Kecamatan Joglo dan Srengseng, merupakan lokasi yang banyak ditinggali oleh warga Betawi asli.
Sehingga tidak sulit untuk menemukan ragam kuliner khas Betawi di sana, salah satunya nasi uduk semur jengkol kawasan Kembangan yang terkenal.
Menyoal asal-usul nama “kembangan,” ada dua versi yang berkembang di masyarakat.
Versi pertama menyebut bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan perkebunan bunga atau kembang yang dibudidayakan masyarakat sekitar.
Maka itu, masyarakat menyebut kawasan itu dengan nama “kembangan,” yang terbentuk dari kata “kembang” yang dipadukan dengan imbuhan “-an”.
Adapun versi kedua menyebutkan bahwa nama kembangan berasal dari gaya seni pencak silat Betawi yaitu kembangan pencak, yang menjadi tradisi di daerah tersebut.
Lantaran seni pencak silat berkembang pesat, sehingga kawasan tersebut diberi nama Kembangan.