Salah satu daya tarik dari Pulau Bali adalah banyaknya pura yang mewarnai kekayaan lingkungan budayanya.
Ya, tak lengkap rasanya jika wisatawan tidak berkunjung ke pura saat berwisata di Bali.Â
Salah satu pura yang tidak boleh dilewatkan adalah Pura Agung Jagatnatha di Denpasar.
Bagi umat Hindu di Bali, Pura Agung Jagatnatha adalah tempat ibadah yang penting untuk pemujaan Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa.
Tertarik untuk menyambangi pura satu ini? Berikut ulasan mengenai Pura Agung Jagatnatha yang menarik buat kamu simak.
Â
Ya, Pura Agung Jagatnatha merupakan tempat ibadah umat Hindu terbesar di Denpasar.
Lokasi dari pura ini tepat berada di sebelah Museum Bali dan posisi bangunannya menghadap ke arah barat Gunung Agung seperti kebanyakan pura di Pulau Dewata.
Bangunan pura menjulang tinggi memberikan kesan yang megah. Kompleks tempat ibadahnya juga terbilang cukup luas dan dihiasi dengan dekorasi bahan batu yang sama dengan bangunan utama.
Keunikan yang membuat Pura Agung Jagatnatha ini berbeda dari pura lainnya di Bali adalah tidak adanya pengempon atau kelompok masyarakat yang mengelola pura.
Pura Agung Jagatnatha dikelola oleh beberapa orang saja, mulai dari urusan dana, kebersihan, pembangunan, hingga persiapan untuk upacara.
Meski begitu, Pura Agung Jagatnatha selalu terlihat bersih karena dirawat dengan sangat baik. Pengunjung tentunya akan merasa betah menjelajahi pura satu ini.
Â
Gagasan pembangunan Pura Agung Jagatnatha bermula dikarenakan banyaknya pendatang dari berbagai desa lain di Bali.
Para pendatang tersebut kesulitan bersembahyang saat berkunjung ke Denpasar karena tidak adanya rumah ibadah di kawasan tersebut.
Pada tahun 1963, Gubernur Bali Anak Agung Bagus Sutedja menyetujui pembangunan pura dengan nama Pura Agung Jagatnatha.
Tiga tahun kemudian, yakni pada tahun 1965, panitia pembangunan meminta Anak Agung Ketut Anggara untuk membuat sketsa bangunan sekaligus memimpin para undagi atau ahli bangunan.
Dari tahun 1965 dibutuhkan waktu sekitar tiga tahun hingga Pura Agung Jagatnatha dapat berdiri tegak dengan bangunan yang lengkap.
Pembangunan pura ini memang sempat terhambat saat peristiwa 30 September 1965 namun tetap dilanjutkan secara bertahap.
Pada 13 Mei 1968, tepatnya pada saat Purnama Jiyestha atau hari suci umat Hindu yang dirayakan untuk memohon berkah, akhirnya Pura Agung Jagatnatha pun diresmikan.
Â
Bagi kamu yang ingin menikmati tampilan bangunan khas Bali yang sarat akan kesan sakral, maka Pura Agung Jagatnatha wajib untuk dikunjungi.
Pasalnya pura satu ini memiliki arsitektur yang begitu mempesona. Terdapat pelinggih Padmasana, yakni tempat suci untuk bersemayam Hyang dengan tinggi mencapai 15 meter.
Pada puncak Padmasana terdapat gambar Acintya, yaitu simbol dari kemahakuasaan Tuhan yang dulunya dilapisi dengan emas.
Tapi sayang sekali, lapisan emas tersebut dicuri pada tahun 1981. Meski begitu, keindahan dari Pura Agung Jagatnatha tetap bisa dinikmati karena masih memiliki estetika yang menonjol.
Selain mengagumi arsitekturnya, kamu juga bisa mengambil banyak potret dengan latar belakang pura yang dramatis.Â
Tidak hanya selfie, kamu pun dapat mengasah kemampuan fotografimu dengan membidik pura sebagai objek foto utama.
Jika datang saat perayaan, kamu bisa melihat secara langsung upacara keagamaan di Pura Agung Jagatnatha ini.
Bagaimana? Tertarik untuk berkunjung ke pura terbesar di Denpasar ini?
Â
Â