Rumah Bosscha di Pangalengan merupakan salah satu destinasi wisata bersejarah yang menarik untuk dikunjungi.
Rumah ini dulunya adalah tempat tinggal Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tokoh penting dalam perkembangan industri perkebunan teh di Indonesia.
Berlokasi di tengah hamparan hijau Pangalengan, rumah ini menyajikan perpaduan arsitektur kolonial yang khas dengan suasana sejuk khas pegunungan.
Pengunjung yang datang tidak hanya bisa menikmati keindahan bangunan bersejarah, tetapi juga merasakan atmosfer masa lalu yang masih kental terasa.
Rumah ini menjadi daya tarik bagi pecinta sejarah, fotografi, maupun wisatawan yang ingin merasakan pengalaman unik di tempat yang penuh cerita.
Dengan keindahan alam di sekitarnya, wisata ke Rumah Bosscha tidak hanya menawarkan edukasi sejarah, tetapi juga ketenangan yang jarang ditemukan di tengah hiruk-pikuk kota.
Rumah Bosscha di Pangalengan merupakan peninggalan bersejarah yang erat kaitannya dengan perkembangan industri perkebunan teh di Indonesia pada masa kolonial.
Rumah ini dibangun pada awal abad ke-20 oleh Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha berkebangsaan Belanda yang berperan besar dalam memajukan industri teh di wilayah Pangalengan.
Bosscha dikenal sebagai pemilik sekaligus pengelola Perkebunan Teh Malabar, salah satu perkebunan teh terbesar di Jawa Barat pada masanya.
Sebagai seorang yang memiliki ketertarikan besar pada ilmu pengetahuan dan pendidikan, Bosscha juga turut berkontribusi dalam pembangunan Observatorium Bosscha di Lembang.
Rumah ini dirancang dengan gaya arsitektur kolonial yang mencerminkan kemewahan serta kenyamanan bagi penghuni di tengah lingkungan perkebunan teh yang sejuk.
Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, rumah ini juga menjadi pusat pengelolaan perkebunan serta tempat menjamu tamu-tamu penting dari dalam maupun luar negeri.
Setelah kematian Bosscha pada tahun 1928, rumah ini tetap berdiri sebagai saksi sejarah kejayaan industri teh di Pangalengan.
Kini, rumah Bosscha menjadi destinasi wisata yang menarik, di mana pengunjung dapat melihat langsung keindahan arsitektur bangunan, koleksi peninggalan masa lalu, serta merasakan atmosfer kolonial yang masih terasa kuat.
Keberadaannya tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga bagian dari sejarah panjang perkembangan perkebunan di Indonesia.
Untuk mengunjungi Rumah Bosscha di Pangalengan, pengunjung dikenakan biaya tiket masuk yang terjangkau.
Berikut adalah rincian harganya:
Jam operasional Rumah Bosscha adalah setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.
Untuk menuju Rumah Bosscha di Pangalengan dari Bandung menggunakan kendaraan pribadi, terdapat dua rute utama yang bisa dipilih, yaitu via tol dan nontol.
Berikut adalah panduannya:
Jika ingin perjalanan lebih cepat dan nyaman, kamu bisa menggunakan jalan tol:
Waktu tempuh rute ini sekitar 2–2,5 jam, tergantung kondisi lalu lintas.
Kalau ingin menghindari tol atau menikmati pemandangan lebih banyak, bisa melalui jalur biasa:
Rute ini memakan waktu 2,5–3 jam, tergantung kondisi lalu lintas, karena lebih banyak melewati jalanan desa dan kota kecil.
(cover: liputan6.com)