Stadion Gelora Bandung Lautan Api atau lebih dikenal dengan sebutan Stadion GBLA, merupakan salah satu stadion besar bertaraf internasional di Indonesia.
Stadion yang mulai dibangun pada 2009 ini merupakan homebase atau stadion kandang bagi klub sepak bola asal Kota Bandung, Persib.
Latar belakang pembangunan Stadion GBLA sendiri memang lekat kaitannya dengan Persib.
Bisa dibilang, Stadion GBLA dibangun untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur sepak bola yang lebih memadai bagi klub berjulukan Maung Bandung itu.
Sebelum bermarkas di Stadion GBLA, selama puluhan tahun Persib menjadikan Stadion Siliwangi sebagai markas tim untuk menjamu lawan-lawannya.
Hanya saja karena jumlah Bobotoh (sebutan untuk suporter Persib) terus bertambah, membuat Stadion Siliwangi sudah tidak lagi mampu menampung tingginya animo suporter.
Hingga pada tahun 2009, stadion baru yang sudah lama didambakan Persib dan para partisannya itu mulai dibangun.
Proses pembangunan Stadion GBLA memakan dana hingga Rp545 miliar, berlangsung selama 10 tahun mulai dari Oktober 2009 hingga 2013.
Selama Stadion GBLA dibangun, tim Persib menggunakan Stadion Si Jalak Harupat (SJH) di Kabupaten Bandung, sebagai homebase mereka.
Setelah pembangunan stadion rampung, Persib tidak serta-merta bisa langsung menggunakan Stadion GBLA untuk bertanding.
Namun, karena beberapa hal, Maung Bandung baru secara efektif menjadikan Stadion GBLA sebagai stadion kandang pada tahun 2016.
Stadion GBLA juga pernah menggelar sejumlah pertandingan internasional yang dilakoni oleh Timnas Indonesia, salah satunya laga Indonesia vs Curacao pada 2022 silam.
Ada hal menarik dari Stadion GBLA, yakni terkait penamaannya.
Pemberian nama Stadion GBLA diambil berdasarkan hasil polling yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sebelumnya, stadion ini sempat akan dinamai Stadion Gelora Rosada atau Stadion Gedebage.
Hanya saja, pemerintah berinisiatif untuk membuat polling untuk penamaan stadion tersebut.
Dari hasil polling yang telah dilakukan, Stadion Gelora Bandung Lautan Api menjadi nama yang banyak dipilih oleh masyarakat.
Hasil polling ini disepakati oleh para tokoh, lalu akhirnya diresmikan sebagai nama stadion tersebut melalui rapat paripurna DPRD Kota Bandung.
Stadion GBLA memiliki berbagai fasilitas pendukung berstandar internasional.
Rumput Stadion GBLA menggunakan jenis Zoysia Matrella, yang merupakan jenis rumput kelas satu untuk stadion sepak bola berstandar FIFA.
Stadion GBLA dilengkapi juga dengan lintasan atletik, kantor, sirkulasi, tribun atap full keliling, servis, e-board, scoring board dan kursinya tahan api dengan kursi merk Ferco.
Selain itu, Stadion GBLA juga memiliki ruang VVIP untuk menjamu tamu penting, seperti pejabat negara yang datang menyaksikan pertandingan di sana.
Stadion GBLA mampu menampung sekitar 40 ribu penonton, sehingga menjadikannya sebagai stadion terbesar di Jawa Barat.
Awalnya kepemilikan dan pengelolaan Stadion GBLA dipegang oleh Pemkot Bandung. Namun sejak 2023, stadion ini resmi dikelola oleh PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), perusahaan yang menaungi manajerial Persib Bandung.
Setelah mengambil alih pengelolaan Stadion Gelora Bandung Lautan Api, PT PBB berencana melakukan renovasi untuk membuat stadion ini agar lebih mumpuni.
Hanya saja, rencana renovasi tersebut belum bisa direalisasikan. Sebab PT PBB masih menunggu proses penandatanganan Kerja Sama Pengelolaan (KSP) Stadion GBLA dengan Pemkot Bandung.
Selain renovasi, PT PBB juga berencana membangun pusat latihan sebagai tambahan infrastruktur sepak bola yang mumpuni bagi Persib.