Berada di sebelah barat daya Gunung Agung, gunung tertinggi dan paling suci di Bali, Pura Besakih dikenal sebagai Mother Temple of Bali.
Ya, Pura Agung Besakih merupakan pusat kegiatan seluruh umat Hindu di Bali.
Di pura tersebut, kerap diadakan ritual berskala besar, seperti Ida Betara Turun Kabeh yang bertepatan dengan purnama Kedasa.
Pura Besakih sendiri terdiri dari satu pura pusat yang bernama Pura Penataran Agung Besakih dan 18 pura pendamping.
Kini, selain sebagai tempat sembahyang umat Hindu, Pura Besakih juga menjadi tempat wisata lantaran lokasinya strategis, menawarkan pemandangan alam.
Lokasi Pura Besakih berada di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Desa ini dianggap suci, lantaran letaknya yang tinggi.
Jika dari Denpasar, wisatawan bisa berkendara ke arah timur laut sejauh 52,9 kilometer.
Nantinya, wisatawan akan melewati pemandangan Bukit Jambul yang juga menjadi daya tarik di Kabupaten Karangasem.
Adapun waktu tempuh yang dibutuhkan untuk bisa sampai ke pura tersebut dari Denpasar adalah sekitar 90 menit mengendarai motor.
Sementara itu, dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, waktu tempuh ke Pura Besakih adalah sekitar 120 menit, dengan jarak 65,5 kilometer.
Lantaran difungsikan juga sebagai tempat wisata, terdapat tiket masuk yang diberlakukan bagi wisatawan domestik dan mancanegara ke Pura Besakih.
Untuk wisatawan domestik, harus membayar tiket masuk Pura Besakih sebesar Rp30 ribu.
Sedangkan, wisatawan mancanegara wajib membayar tiket masuk Pura Besakih sebesar Rp60 ribu.
Seperti disebutkan sebelumnya, Pura Besakih terdiri dari satu pura pusat yang bernama Pura Penataran Agung Besakih dan 18 pura pendamping.
Lalu, 18 pura pendamping itu terdiri dari Pura Basukian 17 pura lainnya.
Di antara semua pura, Pura Penataran Agung merupakan pura yang terbesar.
Di pura itu, terdapat banyak bangunan-bangunan pelinggihnya, dan banyak jenis upakaranya.
Tiga pelinggih utama yang berada di pura itu disebut sebagai padma tiga simbol stana, dari Tri Purusha, yakni Parama Siwa sebagai Tuhan yang transenden, Sada Siwa sebagai Tuhan yang menguasai alam semesta, dan Siwatma sebagai jiwa individu.
Sementara itu, di Pura Basukian, diyakini menjadi tempat pertama kalinya Hyang Rsi Markendya menerima wahyu, yang menjadi cikal bakal agama Hindu Dharma sekarang di Bali.
Daya tarik pertama dari Pura Besakih ada pada desain arsitekturnya.
Secara umum, desain arsitekturnya mengacu pada pedoman arsitektur Bali, yaitu Asta Kosala-Kosali.
Konsep itu merupakan tata ruang tradisional Bali berdasarkan konsep keseimbangan kosmologis, yaitu mengutamakan prinsip keseimbangan alam dalam Tri Hita Karana atau tiga penyebab kebahagiaan.
Jadi, desain puranya disesuaikan dengan arah mata angin agar struktur bangunannya mencerminkan keseimbangan alam.
Secara lebih rinci, berikut adalah struktur bangunan Pura Besakih:
Lantaran lokasinya berada di lereng Gunung Agung, sudah jelas Pura Besakih menyajikan pemandangan pegunungan dan alam yang masih asri.
Jika cuacanya cerah, dari pura itu, wisatawan bisa melihat betapa megahnya Gunung Agung yang menjulang tinggi.
Setelah menjelajahi Pura Besakih, jangan lupa juga untuk menikmati santapan kuliner terdekat yang lezat.
Salah satu kuliner legendaris adalah Sate Jodog di Jalan Raya Besakih. Tempat makan ini menyuguhkan sate babi yang dilengkapi menu kuah rawon yang gurih pedas.
Kemudian, tempat makan lainnya yang dapat dikunjungi adalah Samani Resto Bukit Jambul.
Sambil menikmati pemandangan indah dari Bukit Jambul, wisatawan bisa menyantap kuliner seperti nasi goreng, mi goreng, nasi campur, ikan gurami, burger, hingga spaghetti.
***
Mengunjungi Pura Besakih adalah pengalaman yang memadukan keindahan alam dengan kekayaan budaya yang begitu mendalam.
Perjalanan ke pura ini menawarkan lebih dari sekadar pemandangan menakjubkan dan arsitektur megah.
Di sini, wisatawan akan merasakan suasana spiritual yang unik dan mendalam, yang akan meninggalkan kesan abadi dalam hati.
Setiap sudut Pura Besakih menyimpan cerita dan tradisi yang telah diwariskan selama berabad-abad, menjadikannya destinasi yang tak boleh dilewatkan saat berada di Bali.