Saat berkunjung ke Sukoharjo, tidak lengkap rasanya jika tidak mampir ke Pasar Bekonang.
Pasar Bekonang ini merupakan pasar tradisional terbesar yang ada di wilayah Mojolaban, terletak di jalur Jalan Solo–Karanganyar yang ramai.
Tak hanya menjual kebutuhan pangan atau sandang, pasar ini juga memiliki daya tarik lain.Â
Salah satunya kehadiran Pasar Kliwon Bekonang, yang hanya buka di waktu tertentu saja.
Tak jauh dari pasar, terdapat pula tempat pembuatan minuman tradisional yang terkenal dari daerah ini, yaitu Ciu Bekonang.
Â
Jika Pasar Bekonang buka setiap hari dari jam 5 pagi sampai 4 sore, maka waktu operasional Pasar Kliwon Bekonang mengikuti tanggalan Jawa.
Tanggalan Jawa sendiri ada lima hari, yakni Legi, Pahing, Pon, Wage dan Kliwon.
Sebagai pasar tumpah, pasar ini hanya buka saat Kliwon saja.Â
Daya tarik utama dari Pasar Kliwon di Bekonang adalah keberadaan pasar sapinya, yang berlokasi sekitar 200 meter dari pasar utama.
Saat ke Pasar Sapi Bekonang, kamu akan menemukan puluhan sampai ratusan sapi dari wilayah Karanganyar, Solo, Sragen, Klaten, hingga Boyolali.
Kamu bisa membeli secara langsung dan melakukan tawar-menawar harga dengan penjual.
Tak hanya sapi, kamu juga bisa menemukan sejumlah hewan ternak lain seperti ayam, bebek, entog, angsa, kelinci, hingga burung puyuh.
Hewan-hewan ternak ini bisa ditemukan di dekat Pasar Sapi Bekonang.
Jika kamu ingin berburu barang bekas, Pasar Kliwon Bekonang juga menyediakan banyak onderdil sepeda, helm, hingga barang rumah tangga.
Selain barang bekas, pasar ini juga menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga, berkebun, hingga tanaman hias.
Butuh waktu lebih dari 1 jam untuk menjelajah Pasar Kliwon Bekonang, karena panjangnya yang mencapai 3 km.
Jika tertarik mengunjungi pasar ini, perlu diketahui kalau jam bukanya hanya dari 7 pagi sampai 12 siang saja.
Â
Lokasi Pasar Bekonang sendiri dekat dengan sejumlah hotel dan tempat sewa motor.
Informasi ini tentunya akan memudahkan kamu, khususnya jika akan berkunjung ke Pasar Bekonang Sukoharjo ini dalam waktu dekat.
Â
RedDoorz Syariah @Ir Soekarno Solo Baru | Mulai dari Rp120.000 |
Grand Dahlia Hotel | Mulai dari Rp219.000 |
Hotel Pondok Utami Asri | Mulai dari Rp250.000 |
Â
Jika tidak membawa kendaraan, kamu bisa menemukan tempat penyewaan motor yang berada di sekitar Sukoharjo.
Salah satunya adalah AZP Rental yang terletak di Terok RT01/06, Dusun 2, Begajah, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo.
Tidak ada biaya tiket masuk ke Pasar Bekonang Sukoharjo atau Pasar Kliwon Bekonang, kamu hanya perlu membayar tarif parkir dengan kisaran harga Rp2–5 ribu.
Buat kamu yang membawa mobil, disarankan untuk datang dari pagi hari karena akan sulit menemukan tempat parkir.
Kamu bisa parkir di depan Pasar Bekonang atau Pasar Sapi Bekonang.
Â
Tak jauh dari Pasar Bekonang Sukoharjo, ada tempat pembuatan minuman tradisional yang cukup terkenal dari Bekonang.
Minuman tersebut adalah Ciu Bekonang, yang mempunyai kadar alkohol cukup tinggi sekitar 20–90 persen.
Keunikan lain dari minuman fermentasi tetesan tebu ini adalah, usianya yang cukup lama.Â
Konon, minuman ini sudah eksis sejak abad ke-8, tepatnya saat Kerajaan Kediri berjaya di tanah Jawa.
Ada catatan sejarah yang menyebut bahwa Raden Wijaya menjebak pasukan Mongol dengan minuman keras, sehingga mereka mengalami kekalahan.
Ciu juga sering dipakai untuk pesta atau upacara keagamaan pada masa Singasari dan Majapahit, hal ini tertulis dalam Kitab Negarakertagama.
Meski begitu, ciu bekonang modern disebut-sebut baru tercipta pada masa penjajahan Belanda, tepatnya pada dekade 1940-an.Â
Saat itu, produksi tebu di Sukoharjo dan sekitarnya melimpah.
Tak hanya diolah menjadi gula, tebu tersebut juga dijadikan minuman keras.
Menurut Ketua Paguyuban Pengrajin Alkohol Bekonang Sabriyono, di Desa Bekonang dan Polokarto ada sekitar 120 kepala keluarga yang menjadi produsen Ciu Bekonang.
Uniknya, sebagian pabrik alkohol yang masih memakai teknik tradisional ini memiliki izin pembuatan alkohol untuk kepentingan medis.
Saking identiknya ciu sebagai minuman alkohol khas Sukoharjo, sampai ada jalan yang disebut sebagai Jalan Ciu.Â
Meski nama resminya kini adalah Jalan Kabupaten, warga setempat sudah kadung mengenalnya sebagai Jalan Ciu.
Â
Â