Candi Bubrah merupakan situs sejarah peninggalan Kerajaan Mataram kuno atau Kerajaan Medang yang berpusat di Jawa Tengah.
Candi ini bercorak agama Buddha, tetapi berlokasi di kompleks percandian Hindu terbesar di Indonesia, yakni Prambanan.
Alasan dinamakan Candi Bubrah adalah, karena saat ditemukan candi ini ada dalam keadaan berantakan atau bubrah (bahasa Jawa).Â
Artinya, keadaan candi pada saat itu tidak utuh, serta hanya menyisakan batur (kaki candi) dan onggokan batu bekas dinding.
Sebelum berkunjung ke sini, berikut informasi terkait sejarah, keunikan, dan filosofi bangunan Candi Bubrah.
Â
Meski ditemukan dalam keadaan tidak utuh, kini Candi Bubrah telah berdiri kokoh setelah dilakukan pemugaran pada tahun 2016–2017.
Candi Bubrah dibangun pada masa pemerintahan Raja Medang ke-2, Rakai Panangkaran (746–784 Masehi) sekitar abad ke-8 Masehi.
Mengenai agama yang dianut Rakai Panangkaran, terdapat beberapa pendapat yang berbeda, apakah Hindu atau Buddha.
Telepas dari hal tersebut, toleransi beragama antara Hindu dan Buddha di Kerajaan Mataram Kuno terjalin dengan baik.
Maka itu, tidak heran jika ada candi-candi Buddha yang dibangun di lingkungan percandian Hindu.
Selain Candi Bubrah, ada pula Candi Sewu dan Candi Lumbung di kawasan percandian Prambanan.Â
Candi Bubrah memiliki ukuran 12x12 meter, serta terbuat dari batu andesit dengan sisa reruntuhan setinggi 2 meter.
Saat ditemukan, masih terlihat beberapa arca Buddha di sekitarnya, walaupun arca tersebut sudah tidak utuh lagi.
Bentuk Candi Bubrah sendiri terkesan tinggi karena disusun dari batu andesit, dengan atap stupa yang melambangkan Gunung Meru.
Pada bagian dinding candi, terdapat relung-relung yang berisi arca Dhyani Buddha atau simbol dari lima elemen kosmos.
Candi Bubrah mempunyai motif hiasan taman teratai yang tidak ada pada candi Buddha lainnya di Indonesia.
Â
Candi Bubrah adalah tempat pemujaan agama Buddha yang berbentuk bangunan tunggal menghadap ke timur.
Meski demikian, Candi Bubrah merupakan satu-kesatuan dengan Candi Sewu dan Candi Lumbung.
Candi Sewu adalah lambang Vajradhatu Mandala, sementara Candi Lumbung merupakan simbol Garbhadhatu Mandala.
Candi Bubrah bagaimana? Bangunan inilah yang dipercayai masyarakat sebagai penyatu kedua konsep tersebut.
Jadi jika Vajradhatu Mandala dan Garbhadhatu melambangkan maskulinitas dan femininitas, Candi Bubrah bermakna keduanya.
Candi Bubrah secara administratif berlokasi di Kabupaten Klaten.
Lokasi Candi Bubrah mudah dijangkau, yakni berjarak sekitar 17 km dari titik nol Kota Yogyakarta ke arah timur laut.
Sementara jika dari pusat Kota Klaten, Candi Bubrah berjarak 16 km ke arah barat daya dan berjarak 50 km dari titik nol Kota Solo.
Jika kamu ingin menjelajahi keindahan Candi Bubrah, tiket masuk yang dikeluarkan sangat terjangkau, yakni mulai dari Rp5.000 saja
Candi Bubrah buka setiap hari selama 24 jam.
Â
Â