Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) merupakan taman nasional dengan ekosistem asli yang dikelola lewat sistem zonasi.
Hutan lindung yang berlokasi di Kabupaten Jember dan Banyuwangi, Jawa Timur itu adalah rumah bagi lebih dari 500 jenis flora dan 325 jenis fauna.
Beberapa flora dan fauna yang ada di TNMB pun tergolong langka,misalnya tanaman Rafflesia zollingeriana atau bunga padmosari.
Hewan langka yang hidup di sini, antara lain elang jawa, macan tutul, banteng jawa, dan penyu.
Kawasan TNMB berada di antara Gunung Meru dan Betiri, hal yang membuat hutan lindung ini kemudian diberi nama Taman Nasional Meru Betiri.
Hutan dengan luas area 52.626,04 hektare itu terdiri dari lima ekosistem, yaitu hutan pantai, hutan payau, hutan hujan tropika, hutan rawan dan reofit.
Eksistensi TNMB sebagai hutan lindung sudah ada sejak era pemerintahan Hindia Belanda.
Sebab, selama rentang tahun 1925–1938, Kawasan TNMB dikelola berdasarkan hukum pemerintah Hindia Belanda.
Baru pada tahun 1972, hutan lindung ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia untuk dijadikan suaka margasatwa dan ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1997.
TNMB bisa dikatakan sebagai habitat terakhir harimau jawa.
Pasalnya, di hutan lindung inilah kali terakhir terdeteksi keberadaan harimau jawa pada 1976.
Namun setelah itu, harimau jawa tidak lagi terdeteksi, hingga dinyatakan punah pada medio 1980-an oleh The Union for Conservation of Nature (IUCN).
Meski sudah dinyatakan punah, banyak pihak percaya bahwa harimau jawa sejatinya masih ada dan belum punah.
Sebab, sejumlah orang terutama yang tinggal di dekat kawasan hutan dan gunung-gunung Jawa–termasuk kawasan TNMB, mengaku melihat kemunculan harimau tersebut.
Meski begitu, kesaksian-kesaksian tersebut belum dapat dibuktikan kebenarannya.
Sekira tahun 2018, pengelola TNMB sempat melakukan penelusuran terkait keberadaan harimau di lokasi ini.
Penelusuran dilakukan dengan memasang puluhan kamera jebak di sejumlah titik.
Hanya saja, dari hasil penelusuran tersebut tidak ditemukan penampakan harimau jawa.
Hanya macan tutul dan macan kumbang, predator TNMB yang terpantau dalam rekaman kamera jebak itu.
Secara umum Taman Nasional Meru Betiri berfungsi sebagai hutan lindung bagi flora dan fauna yang hidup di dalamnya.
Tempat ini pun menjadi sarana penelitian, pembelajaran ilmu pengetahuan, pendidikan dan menunjang upaya budi daya.
Meski begitu, bukan berarti kawasan TNMB tidak bisa dikunjungi sebagai tempat wisata.
Sebab, aspek pariwisata dan rekreasi pun menjadi pilar fungsi dari hutan lindung ini.
Terdapat banyak objek wisata alam dengan panorama mengagumkan di kawasan TNMB, salah satunya adalah Pantai Sukamade.
Pantai Sukamade bisa dibilang sebagai habitat penyu, jadi pengunjung bisa menyaksikan proses penyu bertelur dalam rentang waktu pukul 19:00 hingga subuh hari.
Nah, jika hendak menyaksikan proses penyu bertelur, pengunjung dilarang menyalakan senter dan berisik, sebab itu akan mengganggu proses penyu bertelur.
Selain Pantai Sukamade, pengunjung juga bisa berwisata ke kawasan Teluk Hijau, Pantai Bandealit, Pantai Watu Ulo, Teluk Love, Pantai Payangan, dan Pantai Wedi Ireng.
Taman Nasional Meru Betiri buka setiap hari mulai pukul 08:00 hingga 17:00 WIB.
Adapun tiket masuk Taman Nasional Meru Betiri dibanderol dengan harga Rp 5.000 sampai Rp7.500.