Bandar Udara (Bandara) Harun Thohir bisa dibilang sebagai salah satu “gerbang masuk” menuju Pulau Bawean.
Pulau Bawean merupakan salah satu destinasi wisata populer di Gresik, Jawa Timur.
Daya tarik dari pulau ini adalah keindahan alam bahari hingga hasil laut yang melimpah ruah.
Objek wisata berjuluk Pulau Putri itu bahkan disebut-sebut sebagai ‘’surga yang tersembunyi’’.
Nah, untuk mencapai Pulau Bawean, wisatawan dapat menggunakan moda transportasi pesawat terbang dari Bandara Juanda, Surabaya menuju Bandara Harun Thohir.
Bandara Harun Thohir mulai beroperasi sejak 30 Januari 2016.
Pembangunan bandara ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata di Pulau Bawean.
Pada mulanya, Airfast Indonesia merupakan satu-satunya maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Harun Thohir, dengan rute perjalanan Surabaya–Bawean PP.
Hanya saja sejak Januari 2019, Airfast Indonesia tidak lagi beroperasi di bandara ini karena habis kontrak.
Posisi Airfast Indonesia digantikan Susi Air, yang melayani rute penerbanagan dari Surabaya dan Sumenep ke Pulau Bawean via Bandara Harun Thohir.
Berikut jadwal penerbangan Bandara Harun Thohir dan harga tiketnya:
Jadwal Penerbangan | ||
---|---|---|
Hari | Rute | Jadwal |
Senin |
|
|
Selasa |
|
|
Rabu |
|
|
Kamis |
|
|
Jumat |
|
|
Harga Tiket Pesawat Bandara Harun Thohir | |
---|---|
Surabaya–Bawean | Rp374.630 |
Bawean–Surabaya | Rp274.750 |
Sumenep–Bawean | Rp303.610 |
Bawean–Sumenep | Rp303.610 |
*Jadwal dan harga tiket pesawat di atas dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kebijakan pihak-pihak terkait.
Keberadaan Bandara Harun Thohir memberikan kemudahan akses bagi para pelancong yang ingin berkunjung ke Pulau Bawean.
Wisatawan jadi memiliki dua pilihan moda transportasi yang bisa digunakan untuk mencapai Pulau Putri; pesawat dan kapal cepat.
Hanya saja, fasilitas penerbangan yang tersedia di Bandara Harun Thohir masih terbatas.
Bandara tersebut hanya memiliki runway atau landasan sepanjang 900 meter.
Panjang runway yang terbilang pendek, membuat bandara ini hanya bisa disinggahi oleh pesawat kecil berkapasitas 15 orang.
Jadi, kebanyakan wisatawan masih sering menggunakan kapal cepat sebagai moda transportasi menuju Bawean via Pelabuhan Gresik dan Paciran.
Demi optimalisasi Bandara Harun Thohir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) berencana untuk renovasi bandar udara tersebut.
Salah satu fokus dari rencana renovasi tersebut adalah memperpanjang runway pesawat hingga 1.300 meter.
Dengan begitu, landasan bandara ini diharapkan mampu menampung pesawat berkapasitas 50 hingga 75 orang.
Hanya saja, rencana renovasi yang sudah digaungkan sejak 2019 lalu itu belum terlihat perkembangannya.
Dilansir dari Jawa Pos, rencana perpanjangan runway Bandara Harun Thohir terkendala ketersediaan lahan karena yang tersisa hanyalah tebing.
Alternatif lain dari rencana perpanjang runway tersebut ialah menggunakan lahan masyarakat.
Nama Harun Thohir yang disematkan sebagai nama bandara diambil dari sosok pahlawan nasional asal Bawean, Kopral Anumerta Harun Said atau lebih dikenal Harun Thohir.
Harun Said adalah Tentara Republik Indonesia (TNI) yang ditugaskan untuk melakukan penyusupan, penyamaran, hingga sabotase ke wilayah musuh.
Hal ini berlangsung saat Indonesia berkonflik dengan Malaysia pada tahun 1963 hingga 1965.
Harun tidak sendirian dalam mengemban tugas tersebut, tetapi bersama rekan sejawatnya di TNI Angkatan Laut (AL) yakni Usman Janatin dan Gani bin Arup.
Ketiganya mendapatkan tugas untuk menyusup dan menciptakan kekacauan di negeri seberang tepatnya Singapura, yang kala itu bergabung dengan Malaysia.
Mereka kemudian meledakkan Macdonald House di Orchard Road di pusat Kota Singapura pada 10 Maret 1965.
Setelah aksi tersebut, ketiganya pun mencoba melarikan diri dari wilayah musuh.
Namun dalam upaya pelarian, Harun dan Usman tertangkap oleh tentara musuh, sedangkan Gani berhasil lolos.
Harun dan Usman kemudian ditahan di penjara Changi selama tiga tahun, sebelum kemudian dijatuhi hukuman mati.
Pemerintah Indonesia pada saat itu sebenarnya sudah mengajukan banding dan upaya pengampunan atas hukuman yang harus diterima oleh Harun dan Usman.
Namun, banding tersebut ditolak oleh majelis pengadilan Singapura dan pengadilan internasional di London, Inggris.