Di Pulau Bali, terdapat sebuah istana kepresidenan yang dinamai Istana Tampak Siring.
Istana Tampak Siring berlokasi di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.
Lokasi tersebut berjarak kurang lebih 40 km dari pusat Kota Denpasar.
Menariknya, istana presiden ini tidak berada di dekat pantai, tetapi di atas perbukitan yang memiliki udara sejuk.
Dengan lokasinya tersebut, pemandangan di sekitar istana sangat indah.
Dari sini, kita bisa melihat pemandangan Gunung Batur di arah utara dan Gunung Agung di sisi timurnya.
Selain itu, kondisi di sekitar istana terbilang asri karena dikelilingi terasering persawahan yang membentuk bukit-bukit hijau indah.
Mengutip laman setneg.go.id, Istana Tampak Siring merupakan salah satu Istana Kepresidenan yang dibangun pasca-kemerdekaan.
Istana Tampak Siring dibangun pada 1957 dan selesai pada tahun 1960.
Menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV (ASEAN Summit XIV) 2003, pemerintah membangun sebuah gedung baru yang bisa dipakai untuk konferensi dan resepsi.
Selanjutnya, dibangun pula Balai Wantilan yang merupakan gedung pagelaran kesenian.
Namun, dari mana sih asal mula nama "tampak siring?"
Konon, nama tampak siring berasal dari dua padanan kata, yakni tampak dan siring.
Dua kata tersebut merupakan bahasa Bali, yakni tampak yang berarti “telapak” dan siring yang bermakna “miring.”
Berdasarkan legenda masyarakat, nama Tampak Siring berasal dari tapak kaki raja yang bernama Mayadenawa.
Istana Tampak Siring diinisiasi dan dibangun saat masa kepemimpinan presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Alasannya karena Soekarno ingin adanya tempat peristirahatan untuk presiden Indonesia beserta keluarga saat berkunjung ke Bali.
Tidak hanya itu, istana kepresidenan ini juga digunakan bagi para tamu negara yang sedang berkunjung ke Pulau Dewata.
Secara umum, Istana Tampak Siring mempunyai lima gedung utama dan satu pendopo.
Dua gedung utama bernama Wisma Merdeka dan Wisma Negara.
Tiga lainnya bernama Wisma Yudhistira, Wisma Bima, Balai Wantilan, dan ruang konferensi.
Adapun fungsi dari masing-masing gedung, yaitu:
Wisma Merdeka mempunyai total luas 1.200 meter persegi.
Ini merupakan bangunan "rumah" bagi presiden, terdiri dari kamar tidur, ruang kerja, dan kamar tidur keluarga.
Dengan total 1.476 meter persegi, Wisma Negara difungsikan sebagai ruang tamu kenegaraan.
Berada di tengah-tengah kompleks Istana Tampak Siring, Wisma Yudhistira memiliki luas mencapai 1.825 meter persegi.
Fungsi bangunan ini adalah tempat menginap rombongan presiden atau tamu negara.
Wisma Bima memiliki luas bangunan 2.310 meter persegi.
Fungsi utama bangunan tersebut adalah tempat istirahat pengawal dan petugas yang melayani presiden atau tamu negara.
Balai Wantilan dibangun secara khusus untuk pagelaran seni.
Sebagai informasi, pengelola Istana Tampak Siring juga memelihara hewan kijang yang totalnya sudah mencapai ratusan ekor.
Kijang tersebut dibawa langsung dari Istana Bogor.
Apakah Istana Tampak Siring dibuka untuk umum? Jawabannya iya.
Selain itu, tidak ada biaya tiket masuk yang dikenakan, sehingga masyarakat bisa mengunjungi istana tersebut secara gratis.
Namun, jika bertandang, kita harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu.
Apabila diizinkan masuk, nantinya masyarakat akan mendapat pemberitahuan lebih lanjut.
Adapun jam operasional Istana Tampak Siring dibagi ke dalam beberapa sesi.
Sesi pertama pada hari Senin–Jumat dibuka mulai pukul 09.00–11.00 WITA.
Sesi kedua dilanjutkan mulai pukul 13.00–14.00 WITA.
Hanya ada satu sesi pada hari Sabtu, yakni dibuka mulai pukul 09.00–12.00 WITA.
*Sumber foto: djkn.kemenkeu.go.id