Pura Uluwatu atau dikenal juga sebagai Pura Luhur Uluwatu, adalah salah satu dari enam Pura Sad Kahyangan di Bali.
Sebagai pilar spiritual di Pulau Dewata, pura ini mempunyai sejarah panjang serta daya tariknya tersendiri.
Berlokasi di Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Pura Luhur Uluwatu selalu dikunjungi baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Jadi, bagi kamu yang sedang atau berencana berkunjung ke Bali, jangan sampai melewatkan destinasi satu ini.
Dari bahasa, Uluwatu berasal dari kata ulu yang berarti “ujung,” “atas atau puncak,” dan kata watu yang berarti “batu”.
Karena itu, dapat disimpulkan kalau Pura Uluwatu adalah tempat suci yang dibangun di puncak batu karang.
Sejarah pendirian Pura Luhur Uluwatu sendiri terbagi ke dalam dua pendapat.
Pendapat pertama menyatakan kalau pendiri pura ini adalah Mpu Kuturan, yakni pada masa pemerintahan Marakata.
Bagi yang belum tahu, masa pemerintahan Marakata sendiri bersamaan dengan masa pemerintahan Raja Airlangga di Jawa Timur.
Dalam Lontar Usana Bali disebutkan kalau Mpu Kuturan banyak mendirikan Pura di Bali, salah satunya Uluwatu.
Sementara dalam Lontar “Padma Bhuwana,” pendirian Pura Luhur Uluwatu sebagai Pura Padma Bhuwana dilakukan oleh Mpu Kuturan pada abad ke-11.
Pendapat kedua mengaitkan pembangunan Pura Uluwatu dengan sosok Dang Hyang Nirartha, yang berasal dari Kerajaan Daha (Kediri) di Jawa Timur.
Dikatakan kalau beliau datang ke Bali pada tahun 1546 Masehi, yakni di masa pemerintahan Dalem Waturenggong.
Dang Hyang Nirartha lantas dipercaya sebagai pendiri Pura Uluwatu di Bukit Pecatu.
Setelah melakukan perjalanan spiritual berkeliling Bali, Dang Hyang Nirartha kembali ke Pura Uluwatu dan melakukan “moksa.”
Moksa adalah proses meninggalkan “marcapada” (dunia) menuju “swargaloka” (surga).
Dari peristiwa inilah digunakan kata “luhur” dalam penamaan Pura Luhur Uluwatu.
Pura Sad Kahyangan atau Sad Kahyangan Jagad, adalah enam pura utama yang menjadi pilar atau sendi keagamaan di Pulau Bali.
Menurut kepercayaan Bali, kehadiran pura-pura ini dimaksudkan untuk memberi keseimbangan spiritual bagi Bali.
Setidaknya, ada delapan Pura Sad Kahyangan yang didasarkan pada arah mata angin:
Selain itu, ada pula pura yang dianggap sebagai pusat dari seluruh pura kahyangan, yakni Pura Besakih dan Pura Pusering Jagat.
Dengan konsepsi Sad Winayaka, Pura Uluwatu didirikan untuk melestarikan Sad Kertih (Atma Kerti, Samudra Kerti, Danu Kerti, Wana Kerti, Jagat Kerti dan Jana Kerti).
Sedangkan sebagai pura yang didirikan berdasarkan konsep Padma Bhuwana, Pura Luhur Uluwatu didirikan sebagai aspek Tuhan yang menguasai arah barat daya.
Pura ini merupakan tempat pemujaan Dewa Rudra, sebagai manifestasi Tuhan yang menguasai arah Barat Daya
Daya tarik Pura Uluwatu berasal dari berbagai keunikan yang dimilikinya.
Salah satu keunikan tersebut adalah lokasinya yang terletak di atas tebing, dengan pemandangan langsung ke arah Samudera Hindia.
Kawasan sekitarnya juga masih asri, dengan hutan yang masih dihuni oleh kelompok kera yang kerap berkeliaran di kawasan pura.
Sebagai salah satu destinasi wisata yang sangat populer di Bali, Pura Uluwatu juga dikenal dengan pemandangan sunset yang indah.
Pura ini juga sering menjadi lokasi dari pertunjukan tari kecak, yang menjadi atraksi populer di Pulau Dewata.
Jika tertarik mengunjunginya, kamu bisa langsung ke Pura Luhur Uluwatu, Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Meskipun terletak di ujung Pulau Bali, akses ke pura ini relatif mudah tanpa hambatan.
Dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, dibutuhkan waktu sekitar 40 hingga 50 menit untuk sampai ke pura tersebut.
Sedangkan dari Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, pura ini hanya berjarak 11 km atau 30 menit perjalanan saja.
Tiket masuk ke Pura Uluwatu Bali tidak termasuk tiket untuk menyaksikan tari kecak.
Jika hanya masuk pura saja, kamu akan dikenakan tiket yang tergolong murah.
Sementara jika ingin menyaksikan tari kecak, akan dikenakan tiket tambahan.
Harga Tiket Masuk Pura Uluwatu | |
---|---|
Dewasa | Rp50.000 |
Anak-anak (6-12 tahun) | Rp30.000 |
Tiket pertunjukan tari kecak (Dewasa) | Rp150.000 |
Tiket pertunjukan tari kecak (Anak-anak) | Rp75.000 |
Pura di Bali ini buka setiap hari dengan waktu yang sama, yakni 07.00–19.00 WITA.
Namun, ketika hari raya Nyepi dan Pengerupukan tiba, pura ini tutup karena digunakan untuk kegiatan ibadah umat Hindu.