Taman Bung Karno Singaraja adalah salah satu ikon pariwisata baru yang ada di Buleleng, Bali.
Pembangunan tempat ini sejatinya dilakukan pada tahun 2017, lalu selesai pada tahun 2021.
Namun, peresmiannya sendiri baru dilaksanakan pada Rabu, 30 Maret 2022 silam.
Menurut pemerintah setempat, Taman Bung Karno Singaraja dibangun sebagai ruang terbuka hijau (RTH) bertema sejarah dan ekologi berbasis budaya.
Karena itu, wisatawan bisa menemukan ragam fasilitas wisata, monumen sejarah, dan berbagai tanaman khas Bali di tempat tersebut.
Pembangunan Taman Bung Karno Singaraja digagas secara langsung oleh mantan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana.
Saat menjabat, orang No.1 di Buleleng tersebut ingin agar kabupatennya memiliki sebuah monumen yang dapat mengenang jasa Bung Karno.
Hal ini didasari oleh hubungan kuat yang dimiliki oleh Bung Karno dengan Buleleng, mengingat sang ibu berasal dari kabupaten tersebut.
Ibunda Ir Soekarno, Ida Ayu Nyoman Rai merupakan seorang wanita asli Bali yang berasal dari Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng.
Bahkan, wilayah inilah yang mempertemukannya dengan sang suami sekaligus ayah Bung Karno, yakni Soekemi Sosrodihardjo.
Secara umum, mandat pembangunan Taman Bung Karno Singaraja diberikan kepada PT Sanur Jaya Utama selaku kontraktor.
Pembangunannya dilakukan dalam empat tahap, menelan total biaya Rp32 miliar yang berasal dari APBD dan BKK (Bantuan Keuangan Khusus).
Lantas, apa saja daya tarik wisata Taman Soekarno di Buleleng? Berikut di antaranya:
Monumen ikonis pertama yang dapat pengunjung temukan di taman ini adalah patung Bung Karno setinggi 8 meter.
Meski berada di Buleleng, patung yang terbuat dari perunggu tersebut sejatinya dipahat oleh perupa asal Yogyakarta, Rinta Ivanda.
Patung Soekarno ini tampak sedang berdiri sambil menunjuk dan menghadap ke arah timur.
Lengan kirinya terlihat sedang menyiku sembari menggenggam sebuah tongkat.
Patung seberat 1,5 ton ini sengaja ditaruh sesuai arah matahari terbit untuk mengingat sosok Soekarno yang dijuluki sebagai Putra Sang Fajar.
Terdapat pedestal atau alas monumen setinggi 6 meter di bawah patung Bung Karno.
Pedestal ini menjadi daya tarik wisata karena terdapat sebuah relief yang menceritakan tentang keluarga Soekarno pada permukaannya.
Melalui relief ini, pengunjung dapat melihat bagaimana perjalanan ayah Bung Karno mengajar di Buleleng dan bertemu dengan Ida Nyoman Rai.
Selain itu, ada pula sejumlah relief yang menampilkan beberapa potongan pidato dan puisi karya pendiri bangsa tersebut.
Wantilan atau paviliun khas Bali (bale) dibangun tepat di belakang patung Soekarno.
Di sini, pengunjung bisa menemukan sebuah patung Singa Ambara Raja berukuran besar karya seniman I Wayan Wenten asal Ubud, Gianyar.
Patung singa menyerupai burung tersebut dibuat dengan posisi sayap membentang, tampak mewah dan megah berbalut cat berwarna emas.
Di dalam wantilan juga terdapat foto-foto Soekarno dan keluarga, termasuk diorama patung sang proklamator yang sedang sungkem di kaki ibunda.
Selain monumen arstistik, patung Singa Ambara Raja sengaja dibuat sebagai latar panggung yang ada di Taman Bung Karno Singaraja.
Panggung ini dikelola oleh pemerintah setempat, bisa disewa oleh masyarakat untuk berbagai kegiatan mulai dari seni, pertunjukan, dan budaya.
Sedangkan di sekeliling panggung tersedia tempat duduk penonton yang berbentuk tribun.
Selanjutnya, banyak wisatawan yang datang ke Taman Bung Karno Singaraja untuk melihat keindahan air mancur menarinya.
Air mancur tersebut berada di area paling belakang, tepatnya setelah wantilan.
Saat malam, semburan air mancur ini terlihat makin cantik berkat sorotan lampu warna-warni.
Banyak pengunjung memanfaatkan momen tersebut untuk swafoto maupun berkumpul di sekitar kolam air mancur.
Bukan taman namanya jika tidak dihias oleh berbagai tumbuhan asri.
Bahkan, sebagian besar dari tumbuhan ini berkaitan erat dengan kebudayaan Bali, baik sebagai simbol, makanan, atau dipakai dalam upacara adat.
Beberapa tumbuhan yang bisa ditemukan di Taman Bung Karno Singaraja adalah mangga, pisang, jambu air, pule, palem merah, dan kelapa gading.
Pengunjung bisa mengetahui nama, jenis, asal-usul dan deskripsi masing-masing tumbuhan melalui tanda pengenal di sekitarnya.
Demi menunjang kenyamanan pengunjung, pemerintah setempat juga menyediakan berbagai fasilitas pendukung di sekitar Taman Bunga Karno, seperti:
Bahkan, taman ini juga sering dijadikan sebagai tempat olahraga bagi warga sekitar, seperti jogging, yoga, bersepada, dan sebagainya.
Bagi pengunjung yang lapar, tersedia kios-kios kecil di sekitar taman yang menjual berbagai jajanan maupun minuman.
Sedangkan untuk oleh-oleh, pengunjung dapat membeli pernak-pernik khas Bali di artshop yang telah disediakan.
Dikembangkan di atas lahan seluas 2,2 hektare, Taman Bung Karno Singaraja terletak di Jalan Jelantik Gingsir, Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.
Taman ini pada dasarnya dapat dikunjungi kapanpun, buka setiap hari selama 24 jam penuh.
Namun, banyak wisatawan yang milih datang pada pagi, sore dan malam hari untuk menikmati keindahan dari taman tersebut.
Dari Ibu Kota Provinsi Bali, Denpasar, lokasi taman ini memang cukup jauh karena berjarak sekitar 78 km atau mencapai 2 jam perjalanan.
Namun, untuk kamu yang datang dari arah Pantai Lovina dan Pemandian Air Panas Banjar, taman ini dapat dijangkau dalam waktu 20-40 menit.
Tidak ada biaya tiket, wisatawan bisa masuk ke area Taman Bung Karno Singaraja secara gratis.
Demikian ulasan lengkap mengenai Taman Bung Karno Singaraja yang menarik diketahui.
Setelah membaca artikel ini, apakah kamu tertarik mengunjungi tempat tersebut?
Semoga bermanfaat!