Desa Penglipuran adalah salah satu destinasi wisata favorit di Bali yang menawarkan wisata budaya yang asri dan bersih.
Bahkan saking bersihnya, Desa Penglipuran juga disebut sebagai salah satu desa terbersih di dunia.
Karena itu, baik wisatawan lokal maupun mancanegara, kerap mengunjungi Desa Wisata Penglipuran sebagai tujuan berlibur.
Jika ingin mengetahui lebih lanjut seputar Desa Penglipuran, silakan baca ulasan yang telah kami sajikan ini.
Desa Adat Penglipuran adalah sebuah desa wisata yang berada di Kabupaten Bangli, Bali, di mana lingkungannya masih bersih, asri, serta sering dijadikan lokasi pagelaran festival budaya.
Menurut situs resmi Kemenparekraf, desa ini berdiri di lahan seluas 112 hektare.
Wilayahnya terbagi-bagi menjadi hutan bambu, pertanian, hutan kayu, tempat suci, dan permukiman.
Yang paling luas, adalah wilayah pertanian yang mencapai 50 hektare serta hutan bambu seluas 45 hektare.
Sisanya, daerah permukiman memiliki luas sembilan hektare dan tempat suci hanya sekitar empat hektare.
Menurut penjelasan Feliksdinata Pangasih dan Ayu Asvitasari dalam ojs.uajy.ac.id, Desa Adat Penglipuran telah ada sejak 700 tahun lalu pada masa Kerajaan Bangil masih berkuasa.
Konon, leluhur dari masyarakat Desa Penglipuran adalah mereka yang berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani.
Para leluhur tersebut kerap menempuh perjalanan dari Desa Bayung Gede ke Kubu.
Jarak antara Desa Bayung Gede dan Desa Kubu adalah 25 kilometer, cukup jauh untuk ukuran zaman dulu.
Akhirnya, semakin banyak masyarakat Desa Bayung Gede yang menetap di Kubu dan membangun desa sendiri.
Jadi, dulu Desa Penglipuran disebut juga sebagai Desa Kubu Bayung, artinya orang Bayung yang tinggal di wilayah Desa Kubu.
Alamat Desa Penglipuran di Jalan Penglipuran, Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali 80611.
Lokasi desanya berada di utara pusat Kabupaten Bangli dengan jarak sekitar 4,9 kilometer.
Sedangkan, jarak dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ke desa wisata tersebut adalah 49,3 kilometer.
Apabila kamu mengendarai mobil, waktu tempuhnya hanya sekitar 80 menit saja.
Untuk masuk dan menikmati Desa Wisata Penglipuran, wisatawan wajib membayar tiket. Berikut rincian harganya, dilansir dari laman desapenglipuran.com:
HTM Desa Penglipuran | |
---|---|
⭐️ Dewasa (wisatawan lokal) | Rp15.000 |
⭐️ Anak-anak (wisatawan lokal) | Rp10.000 |
✅ Dewasa (wisatawan mancanegara) | Rp30.000 |
✅ Anak-anak (wisatawan mancanegara) | Rp25.000 |
Harga tersebut bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan, tergantung kebijakan dari pengelola.
Sebagai salah satu destinasi yang sering dikunjungi wisatawan, desa ini tentu memiliki daya tarik tersendiri.
Dihimpun dari laman indonesia.travel, berikut adalah beberapa daya tariknya.
Daya tarik pertama dari desa wisata ini adalah adanya festival budaya bertajuk Penglipuran Village Festival.
Rangkaian kegiatan dalam festival tersebut beragam.
Kamu bisa menyaksikan parade pakaian adat Bali, parade seni budaya, barong ngelawang, dan beberapa lomba.
Ketika festival tersebut digelar, pengunjung atau wisatawannya membeludak.
Banyak yang antusias menyaksikan seperti apa keanekaragaman budaya Bali, Indonesia.
Sebagai desa adat, masyarakat di Penglipuran diajari oleh tetua untuk tetap menjalankan ritual keagamaan.
Adapun Penglipuran memiliki ritual keagamaan bernama ngusaba yang dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi.
Lalu, masyarakat di desa ini juga kerap datang ke Pura Penataran untuk bersembahyang, setiap 15 hari sekali.
Daya tarik lainnya, lingkungan alami di Penglipuran masih tetap terjaga keasriannya.
Bahkan, terdapat hutan bambu yang luasnya mencapai 45 hektare atau sekitar 40% dari luas keseluruhan desa.
Ada beberapa alasan mengapa hutan bambu itu tetap dipertahankan.
Pertama, masyarakat setempat percaya bahwa hutan tersebut adalah bagian awal dari sejarah mereka.
Kedua, masyarakat desa adat itu juga percaya bahwa menjaga hutan itu adalah bentuk pelestarian warisan dari para leluhur.
Itu juga menjadi tindakan nyata dalam menjaga keseimbangan manusia dan alam.
Berikutnya, daya tarik lain dari Penglipuran adalah pernah dinobatkan sebagai salah satu desa terbersih di dunia.
Bahkan, desa ini pernah menyabet beberapa penghargaan.
Di antaranya Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation dan Kalpataru dan Indonesia Sustainable Tourism Award pada tahun 2017.
Untuk menjaga kebersihannya, desa budaya ini menerapkan beberapa peraturan yang harus diikuti pengunjung.
Aturan itu misalnya dilarang menggunakan kendaraan bermotor dan dilarang membuang sampah sembarangan.
Untuk membuat aturan itu terus berjalan baik, pengelola telah menyediakan tempat sampah setiap 30 meter.
Terakhir, di Penglipuran juga terdapat sajian kuliner bercita rasa khas, yakni tipat cantok dan loloh cemcem.
Tipat cantok adalah makanan yang terdiri dari ketupat, sayuran rebus, dan bumbu kacang.
Sementara itu, loloh cemcem adalah minuman yang terbuat dari daun cemcem atau daun kloncing.
Daun tersebut dipercaya berkhasiat untuk melancarkan pencernaan.
Jika berkunjung ke Penglipuran, ada beragam aktivitas yang bisa dilakukan.
Namun tentu saja, dalam melakukan aktivitas ini kamu juga wajib berpedoman pada aturan, hukum, dan norma yang berlaku di area desa.
Berikut adalah beragam aktivitas seru yang bisa dilakukan:
Beberapa warga desa menyediakan rumahnya sebagai tempat menginap untuk wisatawan.
Jadi, kamu bisa menginap di rumah tersebut dan mendapatkan pengalaman menjadi penduduk lokal Penglipuran.
Silakan ikuti kebiasaan, budaya, dan aktivitas penduduk agar kamu bisa mengalami pengalaman hidup yang menarik.
Jika berkunjung pada waktu yang tepat, kamu bisa menyaksikan secara langsung seperti apa perayaan adat dan ritual keagamaan yang dilakukan di Penglipuran.
Untuk melihat ritual keagamaan, silakan kunjungi Pura Dalem, Pura Puseh, atau Pura Penataran.
Namun tentu saja, kamu harus meminta izin terlebih dahulu kepada tetua setempat.
Di Penglipuran, terdapat banyak spot cantik yang bisa dijadikan sebagai latar tempat untuk berfoto.
Spot itu misalnya adalah hutan bambu yang keasriannya masih terjaga.
Tapi ingat, saat sedang berfoto, sebaiknya tetap hati-hati dan jaga lingkungannya agar tidak rusak.
Seperti dijelaskan sebelumnya, kamu bisa menikmati makanan khas seperti tipat cantok dan minuman loloh cemcem di Penglipuran.
Tak hanya jarang ditemui di tempat lain, kuliner ini diyakini memiliki berbagai khasiat.
Jus loloh cemcem dinilai bisa membantu dalam mengobati panas dalam dan sembelit, serta bahkan bisa membantu menjaga tekanan darah.
Terakhir, aktivitas seru yang bisa dilakukan di Penglipuran adalah membuat kerajinan tangan.
Silakan temui perajin lokal di Desa Penglipuran yang bersedia untuk mengajarkan kamu cara membuat kerajinan tangan khas setempat.
Setelah kerajinannya jadi, kamu bisa membawanya sebagai buah tangan.