Terminal Tirtonadi yang terletak di Kota Surakarta, tengah menjadi sorotan bagi para wisatawan yang melancong ke kota ini.
Dengan wajah baru, terminal bus tipe A terbesar di Solo ini telah diisi oleh berbagai fasilitas mumpuni sekelas bandara.Â
Selain menjadi tempat tunggu bus, terminal di Solo ini juga bisa dijadikan tempat pameran, konser musik, pernikahan, kegiatan seni budaya, olahraga, dan kuliner.
Â
Sebelum mulai digunakan pada tahun 1975, wilayah timur Terminal Bus Tirtonadi merupakan lapangan dan lokasi pemukiman penduduk.Â
Bukan tanpa alasan, lokasi tersebut memang strategis karena berada di kawasan Solo Utara, tepat di pinggir jalan antar-provinsi.
Barulah sekitar 1986, area Terminal Tirtonadi Solo diperluas menjadi sekitar 5 hektare.Â
Perluasan dilakukan dengan menutup sebuah kolam rekreasi yang menjadi hulu Sungai Kalipepe, yang membelah Kota Solo.
Kawasan Tirtonadi memang memiliki kesan tersendiri bagi masyarakat Solo.
Suasana yang sejuk dan indah mengilhami komponis keroncong Gesang, untuk membawa nama Tirtonadi ke dalam sebuah lagu.Â
Agar namanya tidak tenggelam, Tirtonadi diabadikan menjadi nama terminal kelas A di Solo.Â
Â
Seiring bertambahnya waktu, Terminal Tirtonadi pun semakin ramai dan sesak.
Ada sekitar 200 bus dari 2.931 izin trayek bus antar-kota dalam provinsi (AKDP) dan antar-kota antar-provinsi (AKAP), yang keluar-masuk setiap harinya di sini.
Karena lahan yang makin sempit, terminal di Solo ini mengalami renovasi dan perluasan.
Tahap pertama pembangunan Terminal Bus Tirtonadi Solo adalah di bagian sisi barat, yang selesai dan mulai beroperasi pada bulan Desember 2012.
Sedangkan pembangunan lantai satu Terminal Tirtonadi sisi timur, dinyatakan selesai dan resmi beroperasi pada Desember 2015.Â
Kesan jorok dan identik dengan tempat mangkalnya preman pun sudah tidak terlihat di sini.
Seluruh lantai terminal sudah dipasang keramik, yang notabene selalu dibersihkan selama 24 jam oleh petugas kebersihan.Â
Tak hanya itu, setiap penumpang masuk yang membayar uang peron akan diberikan kartu plastik pintar untuk dimasukkan ke dalam mesin.
Sistem tersebut sekilas mirip seperti Halte Bus Trans Jakarta di ibu kota.Â
Kesan tertib seperti di Bandara Internasional Adi Sumarmo Solo pun semakin terlihat di terminal terbesar di Kota Solo ini.
Bahkan, ada rencana jika Terminal Bus Tirtonadi akan dilengkapi dengan mal empat lantai, serta jembatan penghubung (skybridge) antara terminal dengan Stasiun Solo Balapan.Â
Diharapkan konsep ini bisa menjadi daya tarik pariwisata Solo sampai ke mancanegara.
Saat ini, Terminal Tirtonadi juga sudah dilengkapi oleh Convention Hall dan Sport Hall.
Convention Hall tersebut berkapasitas 3.000 orang, sedangkan Sport Hall dapat digunakan oleh masyarakat di sekitar terminal.
Terminal Tirtonadi Solo pun terbuka untuk umum, mengingat seringnya event-event menarik diselenggarakan di terminal tersebut.
Â
Tak jauh dari Terminal Tirtonadi, terdapat beberapa tempat penginapan yang bisa dipilih jika kamu berencana berkunjung ke Solo.
Berikut tempat penginapan dan hotel dekat Terminal Tirtonadi yang bisa dijadikan pilihan:
Â
Tempat Penginapan Dekat Terminal Tirtonadi | Kisaran Harga |
RedDoorz near Terminal Tirtonadi | Mulai dari Rp210.304 |
Front One Cabin Setiabudi | Mulai dari Rp233.431 |
Red Chilies Hotel | Mulai dari Rp207.499 |
Hotel Laksana Solo Managed by Dafam | Mulai dari Rp243.390 |
Hotel Kaloka | Mulai dari Rp130.500 |
Pose In Hotel | Mulai dari Rp216.921 |
Twin Star Hotel | Mulai dari Rp212.538 |
Â
Â
Terminal ini cukup mudah ditemukan melalui Google Maps, sebab lokasinya berada tidak jauh dari pusat Kota Solo.
Hanya butuh waktu 18 menit berkendara dari Alun-Alun Kidul Surakarta, untuk menuju terminal berkonsep modern tersebut.
Â
Â
Tidak jauh dari Terminal Tirtonadi, terdapat beberapa destinasi menarik yang juga bisa kamu kunjungi, seperti Pura Mangkunegaran, Stadion Manahan, dan Masjid Agung Sheikh Zayed.
Â
Â
Â