Pura Mangkunegaran merupakan istana Kadipaten Mangkunegaran, yang dibangun pada 1757 oleh Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa.Â
Beliau adalah pendiri Mangkunegaran yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I.
Kadipaten Mangkunegaran adalah daerah otonom di wilayah Yogyakarta dan Surakarta.
Kadipaten ini berdiri pada tahun 1757 berdasarkan Perjanjian Salatiga.Â
Karena itu, sejarah pembangunan Puro Mangkunegaran erat kaitannya dengan peristiwa Perjanjian Salatiga.
Perjanjian Salatiga adalah perjanjian yang dibuat sebagai upaya untuk menyelesaikan perselisihan antara Raden Mas Said dengan Sunan Pakubuwana III.
Lewat perjanjian tersebut, Raden Mas Said pun diakui sebagai pangeran merdeka dengan wilayah otonom berstatus kadipaten bernama Praja Mangkunegaran.Â
Praja tersebut kemudian menaungi sejumlah wilayah seperti Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul, Pajang sebelah utara dan Kedu.
Kerajaan otonom ini pun menyatakan sikapnya untuk bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1946.
Pada September 1946, setelah sekian abad menjadi kerajaan otonom, Mangkunegara VIII menyatakan bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hingga kini, Mangkunegara dan Pura Mangkunegaran masih menjalankan fungsinya sebagai penjaga budaya.
Â
Kompleks Puro Mangkunegaran terdiri dari beberapa bagian mulai dari pamedan, pendopo, pringgitan, ndalem, hingga keputren.
Pamedan adalah lapangan hijau yang biasa digunakan sebagai tempat latihan prajurit Mangkunegaran.Â
Lokasinya ada di dekat gapura hijau, atau gerbang masuk Puro Mangkunegaran.
Di sisi timur Pamedan juga terdapat bangunan bernama Gedung Kavallerie Artillerie.
Ini adalah sebuah pendopo berbentuk Joglo berukuran 3.500 meter persegi, yang dapat menampung 5–10 ribu orang.
Bangunan berbentuk kuthuk ngambang ini berada di belakang Pendopo Agung.
Tempat ini biasa digunakan untuk pertunjukkan wayang atau menerima tamu agung.Â
Bangunan berbentuk limasan itu, saat ini difungsikan sebagai museum yang memajang beragam benda dan hal yang erat kaitannya dengan Puro Mangkunegaran.Â
Keputren adalah kediaman keluarga kerajaan, di dalamnya terdapat taman berhias patung-patung bergaya klasik Eropa dan kolam air mancur.Â
Pracimoyoso adalah ruang keluarga yang posisinya menghadap taman terbuka.
Bagian ini kerap digunakan untuk rapat.
Â
Selain menjadi tempat tinggal kerajaan, Pura Mangkunegaran merupakan tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Selain itu, di sini juga kerap digelar sejumlah acara, salah satunya acara pernikahan anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep dengan Erina S Gundono.
Acara Ngunduh Mantu Kaesang dan Erina di Pura Mangkunegaran digelar pada 11 Desember 2022.
Lokasi Pura Mangkunegaran berada di Jalan Ronggowarsito, Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Pura Mangkunegaran buka mulai pukul 08:30 hingga 14:00 WIB pada hari kerja, serta mulai dari pukul 09:00 hingga 13:00 WIB pada akhir pekan.Â
Tiket masuknya dibanderol dengan harga Rp20 ribu per orang untuk wisatawan lokal dan Rp40 ribu untuk wisatawan mancanegara.
Selain menjelajah area kompleks istana, pengunjung juga dapat menyambangi beberapa tempat seperti museum dan perpustakaan.
Â
Â