icon
Rumah 123
Tersedia di App Store & Google Play

Masjid Agung Surakarta, Pusat Syiar Islam di Kota Solo

Masjid Agung Surakarta merupakan bangunan bersejarah sekaligus pusat kebudayaan Islam di Kota Solo. 

Masjid Agung Surakarta atau dikenal juga dengan nama Masjid Agung Keraton Surakarta, dibangun sekitar tahun 1757 pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwana III. 

Bisa dibilang, masjid yang pembangunannya rampung pada 1768 itu merupakan situs sejarah peninggalan Kerajaan Mataram Islam. 

Terkait sejarah berdirinya Masjid Agung Surakarta, erat dengan peristiwa pemindahan pusat Kerajaan Mataram Islam dari Kartasura ke Keraton Surakarta di Desa Sala (Solo). 

Perpindahan tersebut terjadi pada 1745 di masa pemerintahan Pakubuwana II.

Meski baru dibangun pada masa pemerintahan Pakubuwana III, rintisan pembangunan masjid sudah ada sejak terjadinya pemindahan pusat kerajaan pada masa Pakubuwana II.  

Pembangunan masjid hingga memiliki bentuk seperti saat ini, tentu tidak berhenti pada 1768, tetapi terus berlanjut hingga masa-masa berikutnya.  

Seperti pada masa pemerintahan Pakubuwana IV, mustaka berbentuk paku bumi ditambahkan di puncak atap masjid. 

Kemudian pada masa pemerintahan Pakubuwana VII, dilakukan perluasan serambi masjid dengan kolom-kolom bergaya doric. 

Selanjutnya pada masa pemerintahan Pakubuwana X, dibangun menara di halam masjid dan pembangunan jam matahari untuk menentukan waktu salat. 

Pada 1901, masjid kembali bersolek dengan penambahan dan pergantian sejumlah elemen, seperti digantinya tempat wudu dari yang semula berupa kolam air menjadi pancuran. 

Arsitektur Masjid Agung Surakarta

arsitektur.jpg

Arsitektur bangunan Masjid Agung Surakarta memiliki desain khas masjid tradisional Jawa, terlihat dari bentuk atap sirap yang bertumpuk tiga dan berpuncak mahkota.

Bentuk atap sirap tersebut sejatinya merupakan perlambang dari iman, Islam, dan ihsan. 

Ciri khas lain Masjid Agung Surakarta adalah ukiran bermotif bunga bersepuh warna keemasan yang menghias mimbar, mihrab, dan maksurah.

Kompleks Masjid Agung Surakarta terdiri atas beberapa bagian, meliputi ruang utama, pawestren, balai pabongan dan yogaswara, serambi, tratag rambut, dan "kuncung" bangunan.

Di sekitar masjid juga terdapat gapura, pagar, menara, tugu jam, sekolah Mambaul Ulum, dan Gedang Slirang. 

Keenam bangunan tersebut memiliki fungsi masing-masing, seperti Mambaul Ulum yang difungsikan sebagai tempat menggelar kegiatan belajar mengajar agama. 

Adapun Gedang Slirang adalah bangunan tempat tinggal abdi dalem atau marbot masjid. 

Di area dalam masjid, terdapat mihrab berbentuk relung setengah lingkaran.

Kemudian mimbar persegi panjang dari kayu jati, yang biasa digunakan khatib saat berkhutbah.  

Selain itu, terdapat pula fasilitas khusus untuk raja dan keluarganya, mengingat ini adalah masjid keraton. 

Objek Wisata Religi Favorit di Surakarta

wisata religi.jpg

 

Hingga saat ini, Masjid Agung Surakarta masih difungsikan sebagai rumah ibadah umat Muslim dan pusat syiar agama Islam di Solo.

Masjid ini pun digunakan untuk menyelenggarakan berbagai acara keagamaan, seperti festival sekaten dan maulid nabi.

Maka itu, masjid selalu ramai pengunjung pada setiap harinya, bahkan banyak pengunjung dari luar kota yang sengaja datang untuk berwisata religi ke sini.

 

 

Septian Nugraha
Septian Nugraha
Jurnalis sepak bola yang hijrah menjadi penulis properti. Lebih sering menulis hal-hal tentang hukum properti. Memiliki kemampuan juga dalam bidang fotografi, desain grafis, dan video editing.
Gambar Tips dan trik
Solusi Miliki Hunian dengan KPR
Cicilan per bulan ringan, proses cepat, banyak pilihan bank, dan masih banyak lagi!
Ajukan KPR
Gambar Tips dan trik
Pindah / Take Over KPR
Saatnya pindah KPR (take over) ke bank lain dengan bunga tetap.
Ajukan Take Over
Gambar Tips dan trik
Simulasi KPR
Cek estimasi pembiayaan kredit rumah dengan kalkulator KPR Rumah123.
Hitung Sekarang

Hunian Dijual di Surakarta

Sewa Hunian di Surakarta

Bagikan
Gagal menyimpan properti
Silahkan login/register untuk menyimpan properti lebih banyak