Pesona Pantai Baruna Semarang, Saksi Bisu Sejarah dengan Sabana yang Indah

Semarang, kota pelabuhan yang kaya akan sejarah, ternyata menyimpan surga tersembunyi di pesisirnya, yaitu Pantai Baruna. 

Terletak di tepi utara Kota Semarang, Jawa Tengah, pantai satu ini terlihat memukau berkat sabana cantik di sekitarnya.

Selain menyajikan pemandangan yang romantis, pantai ini juga menjadi saksi bisu sejarah saat tentara Jepang datang ke Indonesia. 

Mari masuki dunia pesona Pantai Baruna Semarang, menelusuri jejak masa lalu, sambil menikmati panorama alam yang tersaji di hadapan kita.

Panorama Indah di Sekitar Pantai Baruna Semarang

Wisata ke pantai dengan tujuan mencari ketenangan tidaklah mudah.

Ini karena pantai biasanya ramai dikunjungi oleh banyak wisatawan. 

Jika ingin berganti suasana, kamu bisa menjadikan Pantai Baruna Semarang sebagai opsi.

Mirip seperti pantai di utara Jawa lainnya, pantai ini memang cukup sederhana.

Areanya sama sekali tidak ada pasir, tidak ada ombak yang ganas, serta tidak ada keramaian pengunjung. 

Pesonanya justru datang dari sabana dan padang ilalang yang terhampar di sana.

Kawasan bibir pantai juga dihias oleh hamparan batu pemecah ombak, yang terkadang dijadikan spot untuk berfoto.

Di sekitar bibir pantai pengunjung bisa memancing dengan bebas.

Jangan heran juga jika ada banyak perahu nelayan yang mondar-mandir di sini.

Sabana yang Cantik di Pantai Baruna

Daya tarik utama Pantai Baruna terletak pada padang rumputnya.

Pantai kecil ini memang tidak dianugerahi dengan pasir putih, hanya ada bentangan rumput dan ilalang tinggi yang menjadi kondisi alami dari Pantai Baruna Semarang.

Padang rumput ini menghadap langsung ke Laut Jawa yang tenang. 

Di tengah lapangan rumput yang luas tersebut, berdiri sebatang pohon yang tampak teduh. 

Pemandangan ini yang sering menjadi incaran pengunjung, terutama kalangan anak muda.

Para pemburu foto kekinian banyak menjadikannya sebagai spot foto dengan suasana romantis, khususnya saat matahari mulai terbenam.

Saksi Sejarah Penyesalan Tentara Jepang

Ada banyak sekali pantai di Indonesia yang memiliki nilai sejarah, salah satunya adalah Pantai Baruna Semarang. 

Sejarah di pantai ini sendiri dibuktikan dengan sebuah tugu bernama Tugu Ketenangan Jiwa, yang dibangun oleh tentara Jepang.

Terdapat beberapa alasan mengapa Tugu Ketenangan Jiwa dibangun, di antaranya:

• Pertama; untuk memperingati pertempuran antara pasukan Jepang melawan pasukan Indonesia, selama lima hari berturut-turut di Semarang.
• Kedua; sebagai monumen atau tanda untuk memperingati banyaknya pasukan Jepang yang meninggal saat menyerbu pantai ini.
• Ketiga; koordinat tugu ini lurus dengan negara Jepang, dengan harapan kalau arwah pasukan yang sudah meninggal akan kembali ke negeri Matahari Terbit tersebut.

Selain menjadi saksi sejarah, Tugu Ketenangan Jiwa juga menjadi ciri khas dari Pantai Baruna Semarang. 

Banyak orang yang berkunjung ke tugu ini saat sedang berada di sekitar kawasan pantai.

Harga Tiket dan Lokasi Pantai Baruna Semarang

Pantai di Semarang ini terletak di Pelabuhan Emas, Desa Tanjung, Kecamatan Beringin, Kota Semarang, Jawa Tengah. 

Lokasi Pantai Baruna Semarang tepat berada di sebelah timur Pantai Marina, hanya butuh waktu 20–30 menit berkendara dari pusat kota Semarang. 

Untuk menuju pantai ini, berikut rute yang bisa diikuti:

• Arahkan kendaraan ke Jalan Yos Sudarso. 
• Jika dari arah barat, di sebelah kiri setelah Jembatan Puri Anjasmoro akan ada Gapura Daya Bali. 
• Masuki gapura dan ikuti petunjuk jalan yang diarahkan oleh petugas.

Jangan kaget jika jalan yang tersedia hanyalah jalan setapak sempit.

Selain itu, jalan ini hanya berupa tanah yang sangat tandus ketika musim kemarau. 

Meskipun dekat dari jalan raya, tidak disarankan berkunjung menggunakan mobil atau transportasi umum.

Saat musim hujan, jalanan menjadi becek dan sangat menantang, sehingga lebih cocok dilewati oleh kendaraan roda dua.

https://goo.gl/maps/GEtjhSXV9ZuQ3pAA9?coh=178572&entry=tt

Karena belum terkelola secara resmi, pantai di Semarang ini tidak memiliki loket masuk. 

Namun, pengunjung biasanya membayar pada satpam yang menjaga kawasan pantai tersebut seharga Rp3.000 per orangnya. 

Selain itu, tidak ada lagi tarif tiket yang berlaku untuk wisatawan.

Meskipun tidak memiliki jam operasional tertentu, tetapi ada baiknya untuk datang ketika pagi atau sore hari karena penerangannya masih minim. 

Hati-hati jika datang saat musim hujan karena akses jalannya akan sangat berlumpur.

Shandy Pradana

Lulusan sejarah yang hobi nulis berbagai macam artikel, mulai dari yang serius hingga receh. Menyukai ranah sains, budaya populer, dan filsafat. Kebetulan sedang menggeluti sektor properti dan tertarik dengan gaya hidup minimalis.