Stasiun Kertapati (KPT) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kemas Rindo, Kertapati, Kota Palembang.
Lokasinya berada di tempat pertemuan antara Sungai Ogan dan Musi, serta merupakan salah satu dari dua stasiun bertipe terminus (ujung) di Sumatera Selatan.
Ada sejarah panjang tentang pembangunan stasiun kereta api di Palembang tersebut.
Jika kamu tertarik untuk sekadar singgah atau menggunakan layanan Stasiun Kertapati, bisa simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Stasiun Kertapati adalah stasiun kereta api utama PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Palembang, serta berstatus sebagai stasiun utama yang ada di Sumatera Selatan.
Namun jika dibandingkan dengan daerah lain di Pulau Sumatra, pembangunan stasiun dan jalur kereta di Palembang sedikit terlambat.
Bahkan, Pulau Jawa sendiri sudah memulainya sejak 1870, yang disusul Aceh (1874), Sumatra Utara (1886), dan Sumatra Barat (1891).
Sebelum bernama Kertapati, tempat pembangunan stasiun ini bernama Karang Berahi.
Jika dibaca sekilas, besar kemungkinan nama Kertapati berasal dari kata-kata “kereta api.”
Meski begitu, nama stasiun ini justru tak ada ada hubungannya dengan tokoh lakon yang bernama Raden Inu Kertapati.
Pada awalnya, jalur kereta api Prabumulih–Kertapati beserta stasiun-stasiunnya, diresmikan pada tanggal 1 November 1915.
Peresemian tersebut dilakukan oleh Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen (ZSS), divisi dari Staatsspoorwegen (SS).
Tak lama setelahnya, pembangunan diarahkan ke Palembang, yang dibagi menjadi dua wilayah kerja yaitu Lampung dan Palembang.
Pada 22 Februari 1927, Palembang dan Bandar Lampung akhirnya terhubung, yang ditandai dengan peresmian segmen ke arah Blambangan Umpu oleh Kepala Jawatan SS.
Dengan menggunakan lebar sepur 1.067 mm, ZSS berhasil membangun jalur kereta api di rute Palembang–Bandar Lampung sejauh 529 kilometer.
Kesuksesan tersebut menginspirasi sebuah rencana besar untuk menghubungkan seluruh wilayah Sumatra dengan rel kereta api,
Sayangnya, depresi besar (malaise) yang terjadi di akhir dekade 1920-an menggagalkan rencana tersebut.
Stasiun ini merupakan stasiun kereta api rel berat yang letaknya paling timur laut di Divisi Regional 3 Palembang, Sumatra Selatan dan Kota Palembang.
Jalur kereta api dari stasiun ini seluruhnya merupakan rel berukuran 1.067 mm yang tergolong sempit.
Stasiun ini menjadi tempat pemberhentian utama bagi semua kereta api penumpang yang berjalan ke arah Bandar Lampung (Tanjungkarang) maupun ke arah Lubuklinggau.
Letak stasiun ini cukup strategis, tetapi terpisah dengan jalur Lintas Rel Terpadu Palembang.
Agar dapat beralih ke LRT Palembang, kamu harus menggunakan moda transportasi massal lainnya menuju stasiun LRT terdekat, yaitu Stasiun Polresta.
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.
Nama Kereta Api | Kelas | Relasi Perjalanan | Keterangan | |
Sriwijaya | Eksekutif - Ekonomi | Kertapati | Tanjungkarang | Hanya beroperasi pada hari tertentu |
Rajabasa | Ekonomi | – | ||
Sindang Marga | Eksekutif - Bisnis | Lubuklinggau | ||
Serelo | Ekonomi |
Nama kereta api | Kelas | Relasi perjalanan | Keterangan | |
Bus rel Kertalaya | Ekonomi | Kertapati | Indralaya | Hanya beroperasi pada hari tertentu |
Stasiun ini cukup dekat dengan pusat kota Palembang, jaraknya hanya berkisar 8 km atau 25 menit berkendara.
Ada banyak destinasi wisata yang ada di sekitar Stasiun Kertapati Palembang, seperti:
Sebagai ikon ternama dari Kota Palembang, hampir semua warga lokal tahu atau setidaknya pernah melihat jembatan ampera ini.
Jaraknya juga cukup dekat dari Stasiun Kertapati, dapat ditempuh dalam waktu 16 menit dengan kendaraan.
Banyak yang tidak tahu kalau ikan belida atau belido adalah ikan endemik yang ada di Sungai Musi.
Untuk meningkatkan kesadaran dalam melindungi ekosistem ikan ini, dibangunlah Tugu Ikan Belido sebagai simbol Kota Palembang.
Tugu Ikan Belido berjarak 5 km, dengan waktu tempuh 13 menit dari Kertapati Stasiun.
Tak jauh dari Tugu Ikan Belido, terdapat sebuah keraton dari abad ke-18 yang menjadi pusat Kesultanan Palembang, bernama Benteng Kuto Besak.
Di dalamnya terdapat pelataran yang luas, balai agung, serta beberapa ruangan seperti keputren, paseban, ruang tamu, hingga kediaman sultan dan permaisuri.
Dari Kertapati Stasiun, dibutuhkan waktu 13 menitan saja untuk sampai ke benteng ini.
Di seberang Stasiun Kertapati Palembang, ada sebuah situs sejarah yang bernama Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya.
Sempat disebut dengan nama Situs Karanganyar, lokasi ini sering dikaitkan dengan Kerajaan Sriwijaya yang terletak tepi utara Sungai Musi.
Jaraknya sekitar 5 km atau 14 menit perjalanan dari stasiun.
Taman Kambang Iwak merupakan taman kota yang sudah ada sejak tahun 1900-an.
Awalnya, taman ini dibangun untuk orang keturunan Belanda sebagai tempat olahraga.
Taman terbuka hijau ini memiliki danau di bagian tengahnya, jembatan, jogging track, dan beberapa wahana permainan anak.
Hanya butuh waktu 15 menit saja untuk mencapai destinasi ini dari Kertapati Stasiun.